Pertemuan Presiden Jokowi dengan Zulkifli Hasan

 
bagikan berita ke :

Rabu, 30 November 2016
Di baca 940 kali

"Kami sepakat bahwa negara kita ini negara besar. Banyak masalah-masalah besar yang dihadapi. Tetapi, permasalahan-permasalahan itu akan lebih cepat diatasi apabila dimusyawarahkan, ketemu didialogkan. Karena kita negara besar dan masalahnya pasti juga sangat banyak sekali," terang presiden di halaman beranda Istana Merdeka.

 

Senada dengan presiden, Zulkifli Hasan yang siang itu datang dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat sekaligus sebagai Ketua Partai Amanat Nasional turut mengajak agar setiap permasalahan bangsa diselesaikan dengan cara-cara Indonesia. Demikian rilis Kepala  Biro Pers, Media, dan Informasi, Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

 

"Mari semua persoalan yang ada di hadapan kita, kita selesaikan dengan cara-cara kita, cara-cara Indonesia. Dengan nilai-nilai luhur ke-Indonesia-an kita. Apa itu? Pak Presiden menyampaikan silaturahmi dan dialog," ujar Bang Zul, sapaan akrab Zulkifli Hasan.

 

Bang Zul pun mengapresiasi langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengakomodasi keinginan masyarakat yang hendak menggelar doa bersama pada 2 Desember mendatang. Sebab, kesepakatan antara pemerintah dan elemen masyarakat tersebut dibuat sebagai hasil dialog dan duduk bersama.

 

"Saya tadi menyampaikan apresiasi kepada pemerintah menghadapi yang aksi damai itu dilaksanakan dialog kemarin yang difasilitasi Majelis Ulama. Oleh karena itu, saya mengajak yang besok ini mari buktikan bahwa kita adalah negara yang damai, Islam yang damai. Kita tunjukkan pada dunia bahwa walaupun mayoritas muslim tetapi moderat, rahmatan lil'alamin, damai, saling menghormati, saling menghargai," ajaknya.

 

Seorang jurnalis sempat menanyakan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menghindari agar doa bersama tersebut pada akhirnya tidak menimbulkan kericuhan. Menjawab hal tersebut, Presiden Joko Widodo meyakini komitmen yang disepakati kedua belah pihak bahwa aksi tersebut akan berlangsung dengan damai.

 

"Saya mempercayai komitmen yang telah dibuat," ujar presiden.

 

Presiden juga berpesan kepada para peserta doa bersama yang akan menggelar aksinya tersebut. Ia berharap agar aksi dapat berjalan dengan tertib dan mendoakan untuk persatuan bangsa.

 

"Yang paling penting nanti dalam aksi itu tidak ada rusuh, tidak ada ricuh. Memang ini kan doa, bukan demo. Berdoa bersama-sama untuk ketenangan bangsa ini, untuk kedamaian bangsa ini, untuk kesejahteraan bangsa ini, untuk kemakmuran bangsa ini. Saya kira doanya akan ke sana, untuk persatuan kita," pesannya.

 

Konsolidasi Kebangsaan

 

Dalam kesempatan tersebut, terkait dengan konsolidasi kebangsaan, presiden juga menerangkan bahwa hal tersebut akan terus dilakukan. Tujuannya pun tidak terbatas pada lingkup partai politik maupun ormas tertentu.

 

"Ke semuanya, kita tidak berbicara ke partai politik, ormas tertentu, ke semuanya. Sekali lagi, negara kita ini negara besar. Jadi bisa dengan daerah, bisa dengan langsung ke akar rumput, bisa dengan kelompok petani, bisa dengan kelompok nelayan, bisa juga dengan kelompok buruh," ungkapnya.

 

Bang Zul sendiri melalui fraksi-fraksi di MPR juga akan turun langsung ke daerah untuk bersilaturahmi dengan berbagai kalangan. Mereka akan mendengar dan berdialog langsung untuk mengetahui aspirasinya. Baru setelahnya dikomunikasikan kepada presiden mengenai butir-butir penting dari aspirasi tersebut.

 

"Nanti MPR juga akan membantu dengan seluruh fraksi-fraksi untuk silaturahmi ke berbagai kalangan. Setelah itu nanti kita akan undang sebelum ke Bapak Presiden dengan fraksi-fraksi. Karena fraksi-fraksi mewakili semua partai politik dan urusan daerah. Nanti poin-poinnya kita konsultasikan kepada Bapak Presiden, kepada pemerintah, bagaimana tindak lanjutnya," terangnya.

 

Sebagaimana silaturahmi presiden dengan para tokoh lainnya, kedatangan Zulkifli Hasan disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Keduanya kemudian santap siang bersama dengan ikan patin, tempe goreng, dan juga sayur asam sebagai menu hidangannya.

 

"Tadi saya makan ikan patin. Biasanya ada di Sumatera, ini sekarang ada di Istana. Asli Indonesia, juga tempe goreng, sayur asam. Yang jelas enak. Dan jangan lupa di Istana ada khas kerupuk merah," terang Bang Zul sekaligus menutup sesi tanya jawab dengan para jurnalis. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0