Pertumbuhan Ekonomi Kwartal I 2009 Sekitar 4,5 Persen

 
bagikan berita ke :

Rabu, 15 April 2009
Di baca 1111 kali

Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (13/4) siang, menerima Plt. Menko Perekonomian Sri Mulyani dan Kepala Bapenas Paskah Suzetta, di Kantor Presiden. Kepada Presiden SBY, Sri Mulyani melaporkan perkembangan ekonomi kwartal pertama yang dipantau dari berbagai indikator serta perkembangan ekonomi global secara umum yang akan mempengaruhi lingkungan perekonomian Indonesia.

“Kami juga menyampaikan realisasi penerimaan negara dalam bentuk pajak dan bea cukai sampai dengan Maret 2009 yang semua ini dikaitkan dengan kebutuhan kita untuk menyusun proyeksi realisasi APBN tahun 2009, dalam rangka pemerintah harus mulai menyusun rencana kerja pemerintahan 2010 seperti yang dimandatkan undang-undang,” jelas Sri Mulyani.

Untuk menyusun APBN tahun 2010, maka dimulai dengan menyusun rencana kerja pemerintah 2010. “Proses ini nanti akan diikuti musyawarah rencana pembangunan nasional yang dilakukan Bapenas untuk dijadikan sebagai rancangan menyusun RAPBN 2010 yang harus disampaikan pemerintahan ini pada bulan Agustus 2009. Oleh karena itu persiapan sudah kita lakukan. Untuk bisa menyusun dan melakukan prediksi ekonomi tahun 2010, kita harus melihat kondisi hari ini,” Sri Mulyani menambahkan.

Sri Mulyani menerangkan bahwa pertumbuhan ekonomi kwartal pertama tahun 2009 diperkirakan berada di kisaran 4,3 persen – 4,8 persen dengan midpoint proyeksinya adalah 4,5 persen. “Konsumsi kwartal 1 memang mengalami koreksi menurun dibandingkan dengan realisasi konsumsi tahun 2008. Tahun 2009 kwartal 1 persen, konsumsi rumah tangga diperkirakan akan mencapai antara 4,3 – 5 persen. Pertumbuhan konsumsi ini masih cukup tinggi masih lebih tinggi jika dibandingkan proyeksi banyak pihak yang memprediksi jauh lebih rendah,” ujar Sri Mulyani.

Untuk konsumsi pemerintah, pertumbuhannya diperkirakan ada di kisaran 8 – 13,1 persen dan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi pemerintah pada kwartal pertama tahun lalu. “Yang mengalami koreksi cukup dalam dibandingkan dengan kinerja tahun 2008 adalah pada 3 variabel, yaitu investasi, ekspor, dan impor. Pertumbuhan investasi untuk kwartal pertama diperkirakan adalah pada tingkat 5 – 6,5 persen,” kata Sri Mulyani.

“Ekspor kita bahkan mengalami konstraksi, yaitu pertumbuhannya negatif 6 – negatif 9 persen. Ini menurun tajam jika dibandingkan dengan kinerja pertumbuhan ekspor yang pada kwartal pertama tahun lalu adalah 13,6 persen. Impor juga mengalami konstraksi yaitu negatif 8 – negatif 12 persen. Karena pertumbuhan impor ini negatifnya lebih dalam dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor, maka didalam neraca pembayaran kita current account masih positif,” Menkeu menjelaskan.

Dengan situasi ini maka pemerintah tentu akan terus memantau kondisi APBN 2009 dan terutama dari sisi kecepatan dari kemterian lembaga untuk melakukan penandanya. “Di sisi lain yang lebih penting adalah melakukan berbagai monitoring yang sangat detail mengenai penerimaan negara sehingga kita bisa mendapatkan proyeksi yang lebih akurat mengenai kondisi ekonomi dan APBN 2009,” ia menandaskan.

Hadir dalam rapat terbatas tersebut, antara lain, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukkam Widodo AS, Menko Kesra Aburizal Bakrie, dan Mensesneg Hatta Rajasa.




Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/04/13/4202.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
2           2           2           2           2