Pidato di KAA, Presiden Jokowi Ajak Negara Asia Afrika Bangun Tatanan Dunia Baru
Pertemuan ini merupakan
tindak lanjut hasil capaian kesepakatan yang telah dilakukan para
delegasi pada tingkat Asian African Senior Officials Meeting (tanggal 19
April), yang selanjutkan dibawa ke tingkat Asian African Ministerial
Meeting (tanggal 20 April) dan kemudian untuk dilakukan kesepakatan di
tingkat pimpinan negara-negara Asia-Afrika, hari ini
“Selamat datang di Indonesia, negara penggangas dan tuan rumah Konferensi Asia Afrika 1955, 60 tahun lalu Bapak Bangsa kami, Presiden Soekarno mencetuskan gagasan tersebut demi membangkitkan kesadaran bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mendapatkan hak hidup sebagai bangsa merdeka, menolak ketidakadilan, menentang segala bentuk imprelialismeâ€, ujar Presiden Jokowi yang disambut tepuk tangan para delegasi yang hadir.
Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa 60 tahun sudah Konferensi Asia Afrika sejak pertama kali berlangsung tahun 1955, saat ini bangsa Asia Afrika menghadapi tantangan yang berbeda, “Perjuangan kita belum usai, dunia yang kita warisi sekarang masih syarat dengan ketidakadilan, kesenjangan dan kekerasan globalâ€, lanjut Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi dalam pidatonya juga menyinggung bahaya narkoba, ia mengajak para pemimpin negara Asia dan Afrika untuk bersama-sama memerangi narkoba, “Kita harus nyatakan perang terhadap narkoba yang menghancurkan masa depan anak-anak kitaâ€.
"Kita harus tanya apa yang salah dengan kita. Kita harus bekerjasama atasi ancaman kekerasan, pertikaian, dan radikalismeâ€, tambah Presiden Jokowi.
Di akhir sambutannya, Presdien Jokowi juga mengajak kepada para pemimpin negara-negara Asia Afrika berdiri sejajar sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain di dunia dengan membumikan semangat Bandung. Selain itu, Presiden Jokowi juga meminta kepada para pemimpin negara-negara Asia Afrika untuk bahu membahu meningkatkan 4 (empat) hal agar bangsa-bangsa Asia Afrika sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Keempat hal tersebut adalah Kesejahteraan, Solidaritas, Stabilitas dan Penghargaan kepada Hak Asasi Manusia.
“Masa depan dunia ada di sekitar ekuator, di tangan kita, bangsa-bangsa Asia Afrika yang ada di dua benuaâ€, pungkas Presiden Jokowi menutup pidato pembukaan KAA. (Humas Kemensetneg)
“Selamat datang di Indonesia, negara penggangas dan tuan rumah Konferensi Asia Afrika 1955, 60 tahun lalu Bapak Bangsa kami, Presiden Soekarno mencetuskan gagasan tersebut demi membangkitkan kesadaran bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mendapatkan hak hidup sebagai bangsa merdeka, menolak ketidakadilan, menentang segala bentuk imprelialismeâ€, ujar Presiden Jokowi yang disambut tepuk tangan para delegasi yang hadir.
Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa 60 tahun sudah Konferensi Asia Afrika sejak pertama kali berlangsung tahun 1955, saat ini bangsa Asia Afrika menghadapi tantangan yang berbeda, “Perjuangan kita belum usai, dunia yang kita warisi sekarang masih syarat dengan ketidakadilan, kesenjangan dan kekerasan globalâ€, lanjut Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi dalam pidatonya juga menyinggung bahaya narkoba, ia mengajak para pemimpin negara Asia dan Afrika untuk bersama-sama memerangi narkoba, “Kita harus nyatakan perang terhadap narkoba yang menghancurkan masa depan anak-anak kitaâ€.
"Kita harus tanya apa yang salah dengan kita. Kita harus bekerjasama atasi ancaman kekerasan, pertikaian, dan radikalismeâ€, tambah Presiden Jokowi.
Di akhir sambutannya, Presdien Jokowi juga mengajak kepada para pemimpin negara-negara Asia Afrika berdiri sejajar sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain di dunia dengan membumikan semangat Bandung. Selain itu, Presiden Jokowi juga meminta kepada para pemimpin negara-negara Asia Afrika untuk bahu membahu meningkatkan 4 (empat) hal agar bangsa-bangsa Asia Afrika sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Keempat hal tersebut adalah Kesejahteraan, Solidaritas, Stabilitas dan Penghargaan kepada Hak Asasi Manusia.
“Masa depan dunia ada di sekitar ekuator, di tangan kita, bangsa-bangsa Asia Afrika yang ada di dua benuaâ€, pungkas Presiden Jokowi menutup pidato pembukaan KAA. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?