Presiden Apresiasi Peran Guru dalam Menjaga Moral Anak-Anak Bangsa

 
bagikan berita ke :

Senin, 03 Desember 2018
Di baca 1074 kali

Presiden Joko Widodo hari ini menghadiri puncak peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2018 dan HUT ke-73 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Acara tersebut dipusatkan di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu, 1 Desember 2018.

Dalam sambutannya, Presiden mengatakan dirinya merasa bangga dapat berkumpul dan bertemu dengan para pendidik anak-anak bangsa. Ia juga bangga dapat merayakan bersama peringatan hari ulang tahun organisasi bagi para guru Indonesia.

"Saya bangga berdiri di sini menghormati profesi yang sangat mulia, para pendidik anak-anak bangsa. Saya bangga berdiri di sini merayakan ulang tahun organisasi besar guru PGRI," kata Presiden.

Tak lupa, Kepala Negara menyampaikan ucapan terima kasih kepada para guru Indonesia dan PGRI yang telah menjaga moral anak-anak bangsa dengan mengajarkan budi pekerti dan membuka cakrawala pengetahuan.

"Selamat Hari Guru Nasional. Selamat Hari Ulang Tahun ke-73 PGRI. Dirgahayu PGRI," imbuh Presiden.

Di hadapan Ketua Umum PGRI, pengurus, dan para guru yang hadir, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintah pada tahun 2019 akan menggeser fokus program kerjanya dari semula pembangunan infrastruktur menjadi pembangunan sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, kualitas sumber daya manusia Indonesia harus ditingkatkan untuk dapat bersaing dengan negara lain.

"Kualitas SDM di semua jenis profesi serta kualitas SDM di usia dini dan remaja harus kita tingkatkan secara signifikan. SDM kita harus mampu menghadapi dan memanfaatkan peluang dalam dunia dan perkembangan teknologi yang begitu cepat berubah saat ini," jelas Presiden.

Saat pembangunan SDM ini menjadi fokus utama pemerintah, maka di sinilah peran guru akan menjadi krusial. Guru sebagai ujung tombak pembangunan SDM juga harus meningkatkan profesionalisme sekaligus menjadi agen-agen transformasi penguatan SDM kita.

"Sebagaimana topik acara hari ini, guru dituntut untuk meningkatkan profesionalisme untuk menuju pendidikan abad 21," kata Presiden, seperti dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Lebih jauh, Presiden mengingatkan, di tengah dunia yang berkembang dengan cepat lewat perkembangan teknologinya, para guru juga diharapkan untuk dapat mengambil peran yang lebih dari sekadar mengajar, tetapi juga mengelola belajar siswa. Guru dituntut lebih fleksibel, kreatif, menarik, dan lebih menyenangkan bagi para siswa.

"Kita sering terkaget-kaget anak-anak muda kita mampu belajar secara mandiri. Mereka bisa tahu jauh lebih banyak melalui bantuan teknologi," tandas Presiden.

Meski demikian, menurut Presiden, hingga kapanpun guru tidak akan pernah tergantikan sebagai sosok yang menanamkan nilai-nilai moral bagi para penerus bangsa. Di tengah tantangan zaman, guru akan tetap menjadi seorang guru.

"Guru tidak bisa digantikan oleh mesin secanggih apapun. Guru adalah profesi mulia yang membentuk karakter-karakter anak bangsa dengan budi pekerti, toleransi, dan nilai-nilai kebaikan. Guru lah yang menumbuhkan empati sosial, membangun imajinasi dan kreativitas, serta mengokohkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa kita Indonesia," kata Presiden.

Dalam acara tersebut, tampak hadir di antaranya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, dan Bupati Bogor Nurhayanti, serta Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Unifah Rosyidi. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0