Presiden di Majelis Taklim Alhabsyi

 
bagikan berita ke :

Senin, 23 April 2007
Di baca 1628 kali

Karena taat kepada undang-undang itulah Presden SBY menegaskan tidak takut menindak koruptor dan menghadapi perlawanan mereka. “Ini perjuangan tentang masa depan, perjuangan keadilan. Oleh karena itu tidak ada yang bisa berlindung dari tangan-tangan hukum kalau betul-betul terlibat korupsi,� ujar Presiden.

SBY juga menandaskan tidak ada keragu-raguan, tidak ada ketakutan dalam menegakkan keadilan. “Saya tidak takut untuk mengambil keputusan, misalkan utang IMF harus saya lunasi. Harus kita hentikan kerjasama yang tidak menguntungkan, kerjasama yang tidak adil, karena saya tahu ini kepentingan rakyat, kepentingan semuanya. Saya juga tidak takut dan tidak pernah melindungi siapapun, terutama jajaran pemerintah yang melakukan kejahatan dan dinyatakan bersalah secara hukum. Tidak bisa saya harus seperti itu,� tegas SBY.

Sikap tersebut disampaikan Presiden SBY saat menjelaskan tentang tiga macam karakter bangsa yang harus kita bangun dari masa ke masa. Jika kita ingin membangun sebuah bangsa, kata SBY, maka pertama-tama yang harus dibangun adalah watak dan karakter umatnya.

Adapun ketiga watak atau karakter tersebut adalah, pertama, berakhlak baik dan berkepribadian tangguh. Akhlak mulia ditandai oleh tutur kata, budi pekerti, dan perilaku yang baik. “Marilah kita introspeksi diri dalam berbagai kehidupan, bisa bertutur kata, bersikap, dan berperilaku yang baik seperti itu,� Presiden menjelaskan, seraya mengajak kepada kurang lebih 20.000 jamaah yang hadir untuk mencontoh sikap-sikap mulia Nabi Muhammad SAW.

Watak kedua adalah berpikir sehat, rasional, berilmu, dan mengamalkan ilmunya. Bangsa yang besar dan maju, ujar Presiden SBY, adalah bangsa yang dapat berpikir secara rasional, sehat serta mengamalkan segala ilmu-ilmunya untuk mencari solusi dalam kehidupan bermasyarakat. “Pemerintah dalam mengambil keputusan dan kebijakan harus rasional dan tidak boleh emosional. Tidak boleh grusa grusu. Harus sehat serta harus tepat dan mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku,� Presiden menambahkan.

Watak terakhir adalah rukun dan bekerja bersama menuju hari esok yang lebih baik. "Kita perkuat ukhuwah islamiyah diantara umat Islam dan sesama umat manusia di dunia ini. Inilah persatuan yang harus dibangun. Kita ayomi saudara-saudara yang lain, dengan demikian kita menaburkan rahmat bagi alam semesta dan bagi bangsa negara Indonesia. Jangan mau dipecah belah. Mari kita bersatu, mari kita kompak dan melangkah bersama,� ajak SBY kepada para jamaah.

Presiden dan Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono tiba di tempat acara disambut oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Dirjen Depag Nazaruddin Umar, dan Ketua Majelis Taklim Alhabib Ali Alhabsyi, Abdurrahman Alhabsyi, diiringi shalawat Badar. Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran, lalu dilanjutkan dengan mukadimah oleh shaibul bait Habib Abdurrahman M. Alhabsyi.

Usai memberikan sambutan, Presiden dan Ibu Negara didampingi Habib Ali Alhabsyi menuju Masjid Jamie Alriyadh yang berjarak 200 meter dari Islamic Center Indonesia dengan menggunakan golf car. Di Masjid tersebut, Presiden SBY dan Ibu Negara berziarah ke makam Ali bin Abdulrahman bin Abdullah Halhabsyi yang wafat pada 13 Oktober 1968. Ali bin Abdurrahman adalah pendiri Majelis Taklim Alhabib Ali Alhabsyi. Di sana juga terdapat dua makam lainnya, makam Syarifah Nimah bin Abdulrrahman dan Muhammad bin Ali bin Abdurrahman.

Selanjutnya SBY dan Ibu Ani melakukan ramah tamah di kediaman Ketua Majelis Taklim tersebut. Tepat pada pukul 11.00 WIB, Presiden beserta rombongan meninggalkan lokasi.

 

http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/04/22/1747.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0