Presiden Dorong Industri Otomotif Nasional untuk Berinovasi

 
bagikan berita ke :

Jumat, 03 Agustus 2018
Di baca 719 kali

Presiden Joko Widodo mendorong industri otomotif dalam negeri untuk terus bekerja keras dan menelurkan inovasi. Ia berharap pasar otomotif Indonesia dapat dikuasai oleh industri otomotif dalam negeri.

"Jangan sampai pasar negara kita yang besar ini dikuasai oleh mobil-mobil impor. Harus dikuasai oleh mobil-mobil yang diproduksi di dalam negeri kita sendiri," kata Presiden selepas meninjau pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show 2018 di ICE BSD City, Kamis, 2 Agustus 2018.

Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah berkomitmen akan terus mendukung dan membantu industri otomotif nasional. Salah satunya adalah saat Presiden bertemu dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc untuk menyelesaikan masalah ekspor produksi otomotif Indonesia ke Vietnam.

"Kemarin bertemu Perdana Menteri Vietnam saya sampaikan blak-blakan mengenai adanya hambatan terhadap ekspor otomotif kita. Ternyata itu bisa diselesaikan. Jika ada masalah lagi, saya akan bahas lagi dengan PM Vietnam," jelas Presiden sebagaimana dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Selain itu, pemerintah juga sedang menyiapkan berbagai insentif kepada industri otomotif nasional. Sejumlah keringanan pajak sedang dipertimbangkan bagi industri otomotif yang berinvestasi pada kegiatan seperti pelatihan vokasi bagi para pekerja dan lain-lainnya.

"Termasuk tax holiday yang jauh lebih agresif, tax allowance, dan yang sedang dalam kajian, super deduction, untuk pajak di mana biaya perusahaan untuk kegiatan-kegiatan seperti pelatihan vokasi bisa dipotong 200 persen dari penghasilan yang kena pajak. Ini akan besar sekali tapi masih dalam kajian di Menteri Keuangan," imbuh Presiden.

Terkait dengan inovasi, Presiden mengatakan bahwa saat ini Indonesia membutuhkan satu inovasi berupa implementasi biodiesel 20 persen atau B20 dengan menghadirkan lebih banyak kendaraan yang ramah lingkungan. Beberapa negara disebutnya telah berhasil mengimplementasikan kebijakan serupa itu.

"Brasil tahun 1970 sudah bisa implementasi kendaraan 100 persen bioethanol yang dibuat dari produk lokal gula tebu. Masa kita yang punya produksi sawit jutaan ton tidak bisa menyelesaikan ini?" kata Presiden.

Dengan implementasi B20 ini, pemerintah telah mengalkulasi penghematan devisa sebanyak hampir USD6 miliar. Selain itu, harga minyak sawit Indonesia juga akan terangkat hingga USD100 per ton.

"Harga minyak mentah itu USD70 per barel dan dengan asumsi peningkatan penyerapan biodiesel akan mengangkat harga minyak sawit USD100 per ton. Ini lompatannya besar sekali. Kalau kita bisa mengimplementasikan itu, maka negara akan menghemat devisa sebesar USD5,98 miliar sehingga kita akan konsentrasi ke situ sehingga proses ini akan saya ikuti terus," pungkas Presiden. (Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0