Presiden Harapkkan Kedamaian di Rakhine Lewat Bantuan Kemanusiaan

 
bagikan berita ke :

Jumat, 30 Desember 2016
Di baca 744 kali

"Segera akan kita berangkatkan sepuluh kontainer barang-barang yang akan dikirim ke Myanmar untuk membantu saudara-saudara kita di Rakhine State khususnya komunitas Muslim. Sepuluh kontainer tersebut berisikan mi instan, makanan bayi berupa gandum dan sereal, dan sarung. Barang-barang ini merupakan barang yang diminta dari sana (Myanmar) setelah Menteri Luar Negeri berkomunikasi beberapa kali dengan pemerintah Myanmar," terang Presiden di lokasi pemberangkatan.
 
Dilansir dari Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin,  Presiden beserta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno menekankan langkah diplomasi yang diambil pemerintah Indonesia dalam menyikapi krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar tersebut. Kepala Negara mengatakan bahwa kepedulian yang ditunjukkan Indonesia dilakukan tanpa menggunakan diplomasi megafon, sebaliknya pemerintah Indonesia secara aktif melakukan diplomasi melalui Menteri Luar Negeri dengan pemerintah Myanmar. 
 
"Diplomasi Indonesia telah melakukan tugasnya. Kepedulian kita sudah kita tunjukkan tanpa kegaduhan dan kepedulian kita telah kita lakukan tanpa menggunakan 'megaphone diplomacy'," tegasnya.
 
Untuk diketahui, tanggal 6 Desember 2016 lalu, Presiden Joko Widodo telah mengutus Menteri Luar Negeri untuk bertemu dengan State Counsellor Myanmar Daw Aung San Suu Kyi. Dalam pertemuan tersebut, pemerintah Indonesia menyampaikan empat pesan kepada pemerintah Myanmar terkait krisis kemanusiaan yang terjadi.
 
"Tanggal 6 Desember 2016, saya telah mengutus Menteri Luar Negeri Indonesia, Ibu Retno Marsudi, untuk bertemu dengan State Counsellor Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi, untuk menyampaikan empat pesan mengenai pentingnya untuk segera dibuka akses kemanusiaan ke Rakhine State, segera diciptakan stabilitas dan perdamaian di Rakhine State, dan menegaskan perlunya perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, utamanya bagi komunitas Muslim," ujarnya.
 
Selain itu, Presiden juga bertemu secara langsung dengan ketua Advisory Committee untuk Rakhine State, Kofi Annan, di sela kunjungan kerjanya ke Bali pada 9 Desember 2016 silam. Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan pesan yang sama terkait dengan krisis yang terjadi di Myanmar.
 
"Menteri Luar Negeri Indonesia juga menegaskan kembali pesan tersebut pada pertemuan retreat para Menlu ASEAN di Yangon, 19 Desember 2016," imbuhnya.
 
Presiden berharap agar bantuan kemanusiaan yang diberangkatkan tersebut dapat diterima dengan baik oleh pemerintah Myanmar dan juga masyarakat di Rakhine State yang membutuhkannya. Ia turut mendoakan agar perdamaian dapat segera tercipta di Rakhine State.
 
"Harapan saya, bantuan dari Indonesia ini diterima dengan baik sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Harapan saya perdamaian, stabilitas, dan harmoni dapat segera tercipta di Rakhine State," tutupnya. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0