Presiden Jokowi: Ke Depan, Saya Hanya Mau Datang Kalau Proyek Sudah Jalan

 
bagikan berita ke :

Selasa, 26 Mei 2015
Di baca 747 kali

Dalam pengantarnya Presiden mengemukakan, rapat terbatas itu membahas mengenai hal yang berkaitan dengan infrastruktur jalan, berkaitan dengan transportasi, yang berkaitan dengan pelabuhan, dan yang berkaitan dengan listrik.

Presiden menunjukkan contoh beberapa hal yang menunjukkan banyak proyek yang begitu lama penyiapannya, tidak segera dengan cepat untuk diputuskan. Ia menunjuk contoh proyek MRT Jakarta yang sudah direncanakan 26 tahun lalu. Selanjutnya ada proses dan proses lagi, refeasibility study, kemudian dimasukkan dalam blue book, dan detail study, kemudian ada Amdal, ada pencarian funding-nya, kemudian pencarian fund channel-nya, lalu terus men-set up organisasi, yang menurut Jokowi terlalu lama untuk mengerjakan proyek infrastruktur kita.

Oleh sebab itu, Presiden Jokowi menekankan agar proses percepatan dalam penyediaan infrastruktur ini harus mulai disederhakan dan dipercepat, sehingga nantinya harapan yang ada di masyarakat betul betul realistis, dan betul betul ada.

Presiden juga menunjuk banyaknya proyek yang sudah digroundbreaking. Menurut Presiden Jokowi, tahapan kedua adalah setelah sebulan dua bulan dan tiga bulan sudah seperti apa, dan lapangannya seperti apa dan sudah berapa persen.

“Saya tidak ingin ada kesan grounbreaking sebagai seremonial tetapi tindak lanjutnya tidak cepat,” tegas Presiden Jokowi.

Ke depan, lanjut Presiden, ia ingin proyek dikerjakan terlebih dahulu, misalnya jalan selesai 2-3 kilometer, baru ia datang.

Pelabuhan juga begitu, Presiden mengaku ingin semua alat alat berat datang sudah bekerja dalam sebulan atau dua bulan, baru ia datang. “Artinya, kita datang sudah pada posisi bekerja,” tutur Presiden.

Percepatan-percepatan seperti itu, lanjut Presiden Jokowi, yang akan terus kita lakukan karena dari data yang ada banyak sekali tidak terjadi sikronisasi yang baik dalam level paling atas, dalam memutuskan dan juga dalam implementasinya.

Presiden mengkritik banyak tumpang tindih regulasi, proses pengadaan lahan bermasalah, proses pengadaannya, izin-izin terutama izin lokasi dan izin hutan, kemudian juga amdal. Dan kalau menyangkut pinjaman dari luar negeri juga sering terlambat untuk segera diputuskan.

“Inilah kasus-kasus yang perlu diselesaikan sehingga sekali lagi koordinasi komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas itu betul-betul bisa bekdrja dengan baik, dan kita lihat hasilnya dalam waktu secepatnya,” kata Presiden Jokowi.

Ratas dihadiri oleh Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Mensesneg Pratikno, Menkominfo Rudiantara, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinov Chaniago, Seskab Andi Widjajanto, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan  Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. (Humas Setkab-Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0