Presiden Jokowi: Kita Butuh Sistem Perpajakan Internasional yang Adil dan Transparan

 
bagikan berita ke :

Senin, 05 September 2016
Di baca 1467 kali

"Mengingat perlambatan ekonomi global, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan pendapatan pajak kita dalam menjaga iklim bisnis dan investasi," ungkap Presiden Joko Widodo saat menjadi pembicara utama pada sesi kedua KTT G-20 di Hangzhou International Expo Center, Tiongkok, pada Senin 5 September 2016.

 

Presiden Joko Widodo mendukung kerja sama dan koordinasi antarnegara anggota G-20. Hal tersebut penting guna meminimalisasi adanya penghindaran pajak dan mendorong kebijakan pajak yang kondusif di masing-masing negara anggota. Adapun bentuk dukungan kerja sama yang dimaksud oleh Presiden ialah implementasi dari Automatic Exchange of Information (AEoI) atau biasa disebut dengan keterbukaan informasi untuk kepentingan perpajakan.

 

"Saya percaya, transparansi keuangan melalui AEoI akan bermanfaat dalam mengatasi arus keuangan terlarang yang telah menghasilkan kerugian bagi negara-negara berkembang selama bertahun-tahun," tambah Presiden.

 

Upaya Pemberantasan Korupsi

 

Presiden juga mendorong agar kerja sama terhadap pemberantasan korupsi dapat dilakukan sebagai upaya mereformasi sistem perpajakan. Dalam kesempatan yang sama, Presiden menyebut bahwa Indonesia dapat menjadi contoh utama dari negara yang proaktif memerangi perilaku korupsi.

 

"Saya percaya bahwa G-20 harus memperkuat kerja sama antikorupsi," tegas Presiden.

 

Presiden menambahkan, saat ini Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memerangi korupsi di Tanah Air. Misalnya, meningkatkan transparansi di sektor swasta serta membangun nilai-nilai antikorupsi di kalangan masyarakat.

 

Terkait dengan perpajakan, Indonesia terus berupaya meningkatkan kondisi perekonomian dengan mereformasi sistem perpajakan serta menerapkan paket kebijakan ekonomi yang terkait dengan insentif perpajakan bagi para investor guna mencegah pajak berganda.

 

"Bila reformasi perpajakan ini berhasil, negara lain dapat mengikutinya. Namun bila gagal, hal tersebut akan berdampak pada negara-negara G-20 dan juga lainnya," terang Presiden.

 

Menutup pidato nya, Presiden Joko Widodo memberikan penghormatan bagi Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, yang turut hadir dalam KTT ini di saat tahun terakhirnya memimpin Amerika Serikat. (Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0