Presiden Jokowi Memulai Proses Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta

 
bagikan berita ke :

Jumat, 27 Januari 2017
Di baca 879 kali

Prosesi Babat Alas Nawung Kridho sendiri dapat dimaknai sebagai upaya membuka, membersihkan, merapikan, dan menata lahan Pesisir Temon agar siap didayagunakan sebagai lokasi pembangunan bandara internasional baru di Yogyakarta.

 

Dalam sambutannya, Kepala Negara menyatakan tak ingin lagi menunda pelaksanaan pembangunan bandara internasional baru di Yogyakarta yang diketahui telah direncanakan sejak enam hingga 7 tahun silam. Sebab menurutnya, bila tak memiliki keberanian untuk mengambil keputusan, maka dapat dipastikan proyek pembangunan infrastruktur berorientasi global tersebut tidak akan pernah terlaksana. Demikian seperti rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

 

"Bandara ini sudah direncanakan kurang lebih enam sampai tujuh tahun lalu dan tidak segera terlaksana. Pada saat Bapak Gubernur menyampaikan kepada saya, saya sampaikan segera akan kita mulai bersama-sama. Setiap pekerjaan apapun, setiap keputusan apapun, pasti ada risikonya. Oleh sebab itu kalau tidak diputuskan yang tadi, tidak akan selesai sampai kapanpun," ujarnya.

 

Keputusan tersebut cepat diambil bukan tanpa sebab. Kondisi Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta yang saat ini sudah sangat padat dan melampaui daya tampung menjadi salah satu sebabnya.

 

"Karena kalau kita lihat Bandara Adisutjipto itu kapasitasnya hanya 1,6 juta (orang). Padahal sekarang sudah dipakai 7,2 juta (orang). Sudah ramai sekali. Mau tidak mau ya harus segera dimulai," ungkapnya.

 

Pembangunan bandara internasional baru itu sendiri akan berlangsung dalam dua tahap. Nantinya, setelah pembangunan tahap pertama selesai dilakukan, bandara tersebut akan mampu menampung pergerakan dari 14 juta orang. Daya tampung tersebut akan meningkat menjadi 20 juta orang apabila pembangunan tahap kedua selesai dilakukan.

 

"Karena memang turis yang datang ke Yogyakarta ini semakin hari semakin meningkat karena kebudayaan selalu dipelihara di Daerah Istimewa Yogyakarta ini," imbuhnya.

 

Presiden juga tak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Yogyakarta, khususnya Kulon Progo, yang telah memberikan dukungannya terhadap pembangunan bandar udara internasional baru tersebut. Adapun bandara tersebut ditargetkan untuk selesai pada tahun 2019.

 

"Ini saya berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat di Kulon Progo yang memberikan dukungan penuh pada proses pembangunan bandar udara internasional Yogyakarta ini. Tadi janjinya Pak Menteri, kita ingatkan bersama, selesai Maret 2019," ucap Presiden.

 

Memberikan keterangan usai acara, Kepala Negara berharap agar segala proses yang diperlukan sebelum memulai pembangunan bandara di lahan seluas 587 hektare tersebut dapat segera diselesaikan.

 

"Tadi sudah kita lihat proses awal dari Babat Alas Nawung Kridho yang kita harapkan dari 587 hektare lahan yang telah tersedia ini segera diproses, amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) segera diselesaikan, konstruksinya juga bisa segera dimulai. Seperti yang disampaikan Menteri Perhubungan, kira-kira pertengahan 2019 bandara ini sudah bisa digunakan," terangnya.

 

Turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara tersebut ialah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwana X, dan Direktur Utama PT. Angkasa Pura I Danang S Baskoro. (Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           1           0           0           0