Presiden Jokowi Serahkan Ratusan Alat-alat Pertanian

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 31 Januari 2015
Di baca 1333 kali

Pemberian bantuan yang sama juga telah dilakukan di beberapa kabupaten dan provinsi di seluruh Indonesia dengan tujuan agar target swasembada pangan dalam waktu tiga tahun ke depan bisa tercapai.

Presiden Jokowi memperkirakan dengan penuh optimis dalam waktu dua tahun kedepan, Indonesia sudah swasembada pangan yang akhirnya akan mengarah kepada kedaulatan pangan.

“Kita memberikan itu tidak cuma-cuma, tapi saya minta produksinya harus naik. Jangan malah turun, diberi traktor malah... yang rajin, Pak Gubernur sudah nyanggupi, tambahan  2 juta ton dari Jawa Timur gabah kering panen”, ujar Presiden Jokowi mengingatkan para petani agar bisa mencapai target yang dijanjikan, karena nanti bantuan juga akan diberikan  ke semua kabupaten di Jawa Timur.

“Karena nggak mau lagi kita yang namanya impor beras, ndak!  Setuju ndak? Ndak ada impor padi nanti kalau udah swasembada pangan, impor gula ndak ada, tidak! Ndak ada impor lagi yang namanya impor kedelai, tidak! Sawah kita banyak sekali, tegal kita, bendung kita banyak sekali,” kata Presiden Jokowi menjelaskan agar Indonesia tidak mengimpor beras lagi.

Untuk mencapai target tersebut, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa pengadaan pupuk tidak lagi melalui proses tender atau lelang, sehingga tidak akan ada lagi keterlambatan pengadaan pupuk untuk petani.

“Kalau masih ada yang terlambat berarti ada yang main-main. Saya sudah sampaikan, awas kalau main-main dengan yang berkaitan dengan pertanian, dengan petani, Menterinya ini baik. Yang main-main dengan masalah pupuk, yang main-main dengan masalah benih, kalau distributor saya akan minta Pak Kapolda langsung diambil itu orang. Baru aja  kemaren ditangkap dua, jangan main-main! Ini urusan besar, kalau urusan, bukan hanya urusan pupuk untuk petani, urusan benih untuk petani, tapi urusan Negara Indonesia harus swasembada pangan, berdaulat pangan. Targetnya itu, bukan apa-apa”, tegas Presiden Jokowi.

Menurut Presiden Jokowi, target besar ini dilaksanakan tidak hanya dengan dengan membagi alat-alat produksi pertanian, tetapi juga dengan membangun irigasi dan bendungan untuk menunjang para petani agar bisa panen sesuai target.

Bahkan dalam merespons pertanyaan petani dalam kesempatan wawancara dengan para petani Presiden Jokowi menceritakan pengalamannya waktu bertemu dengan Presiden Vietnam yang bertanya, “Presiden Jokowi, kapan beli beras lagi dari Vietnam?”. Malu ndak? Malu. Nanti kita, kalau kita pas ketemuan dengan Presiden-presiden saya ngomong gantian nanti, tiga tahun lagi, “Hey siapa yang butuh beras, silakan ke Indonesia!”. Ya harus gitu. Malu kalau gitu ketemu ditanya belinya beras kapan lagi? Coba bayangkan negara sebesar ini malah beli”, ujar Presiden Jokowi.

Selain itu Presiden Jokowi juga menyampaikan harapannya untuk menghentikan impor beras dan meminta petani bekerja sama membantunya mencapai target swasembada pangan, “Ndak, ndak boleh, dan kita memang harus stop itu dan produksi ditingkatkan, kekurangan alat-alat produksi pertanian terus diberikan karena memang kita kurang banyak sekali. Dibandingkan Thailand, traktor yang ada di Indonesia itu se-per sepuluhnya, coba? Gimana kita mau ngejar produksi kalau traktornya aja se-per sepuluhnya. Ini yang terus akan kita kejar, sehingga semuanya punya bayangan memang tiga tahun lagi betul-betul  target yang sudah kita tentukan itu betul-betul tercapai”,

Hadir mendampingi Presiden Jokowi selain Menteri Pertanian, juga Sekretaris Kabinet, Gubernur Jawa Timur, Pangda, V/Brawijaya, Kapolda Jawa Timur, dan Bupati Ngawi. (Verbatim-Humas)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           2           0           0           0