Presiden: KTT Asia Timur Harus Tingkatkan Ketahanan Kesehatan dan Stabilitas Kawasan

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 14 November 2020
Di baca 1398 kali

Presiden Joko Widodo terus mendorong dibangunnya kepercayaan strategis di antara negara anggota KTT Asia Timur untuk memperkuat kerja sama. Hal itu disampaikan Presiden dalam pidatonya secara virtual pada KTT ke-15 Asia Timur (EAS) pada Sabtu, 14 November 2020, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

"Sebagai forum dialog tingkat pemimpin negara, EAS harus terus digunakan untuk membangun strategic trust untuk memperkuat kerja sama. Modal yang dimiliki EAS sangatlah besar. Sebanyak 5 anggota EAS saat ini duduk di Dewan Keamanan PBB, 8 anggota EAS tergabung dalam G20. EAS juga mewakili lebih dari 54 persen penduduk dunia dan 58 persen GDP dunia," ujarnya.

Dengan modal tersebut, kesepakatan dan upaya EAS pasti memiliki dampak besar terhadap kawasan dan dunia.

"Pertanyaannya apa yang harus EAS lakukan saat ini?" imbuh Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara menyampaikan sejumlah hal mengenai hal tersebut yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. Menurutnya, hal pertama yang harus segera dilakukan ialah memperkokoh ketahanan kesehatan di kawasan. Isu tersebut sudah menjadi prioritas bagi EAS sejak awal pembentukannya.

Presiden mengatakan bahwa dalam jangka pendek ketersediaan vaksin Covid-19 di kawasan merupakan sebuah keharusan. Sementara dalam jangka panjang, kawasan sudah harus bersiap lebih dini untuk mengantisipasi pandemi yang mungkin kembali terjadi.

"Beberapa hal yang perlu diprioritaskan adalah sistem peringatan dini, mekanisme ketersediaan obat-obatan dan peralatan medis di kala darurat, pembentukan inventory buffer di kawasan untuk alat kesehatan, kawasan industri kesehatan, serta riset dan teknologi kesehatan," kata Presiden.

Selain itu, EAS harus menjadi penggerak perdamaian dan stabilitas di kawasan. Di tengah situasi sulit saat ini, bibit-bibit perpecahan dan konflik tidak boleh dibiarkan berkembang lebih lanjut. Sebaliknya, semua pihak harus bersatu dan fokus untuk melawan musuh bersama, yakni pandemi Covid-19.

Lebih jauh, Presiden melanjutkan, nilai dan norma yang telah disepakati dalam Bali Principles harus dihormati semua pihak. Mulai dari penghormatan kedaulatan, penyelesaian masalah secara damai, hingga komitmen terhadap hukum internasional termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982.

"Kita harus bersama-sama mengedepankan dialog dan kerja sama saling menguntungkan di kawasan, bukan kompetisi maupun rivalitas," tuturnya.

Semangat kerja sama yang saling menguntungkan tersebut merupakan semangat yang diusung oleh ASEAN melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh negara EAS untuk meningkatkan kerja sama dalam mewujudkan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0