Presiden: Langkah Pertama Seringkali yang Tersulit, Tetapi Juga yang Terpenting

 
bagikan berita ke :

Kamis, 22 Oktober 2015
Di baca 574 kali

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)

 

Presiden berharap Serentak pada tanggal 9 Desember 2015 bisa berjalan dengan aman, damai, dan demokratis. Untuk itu, Presiden meminta para kepala daerah agar memetakan dan mengantisipasi gangguan keamanan sedini mungkin menjelang pilkada berlangsung. Presiden juga memerintahkan Menkopolhukam untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan yang berpotensi mengganggu jalannya proses demokrasi tersebut. "Saya titip kalau ada potensi keamanan agar disampaikan langsung ke Menkopolhukam secepatnya supaya potensi itu bisa dipadamkan jangan sampai hanya sebagai pemadam kebakaran, jangan terlambat," kata Presiden. 

 

Kabut Asap

 

Terkait soal asap yang masih terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Presiden menjelaskan upaya pemerintah untuk memadamkan api baik melalui waterbombing maupun pembuatan kanal bersekat. Presiden meminta kepala daerah untuk memobilisasi kekuatan untuk memadamkan api. Selain itu, untuk kedepannya, Presiden  memerintahkan kepada seluruh kepala daerah yang wilayahnya masih memiliki hutan yang mempunyai potensi untuk terjadi kebakaran, agar mulai tahun depan menganggarkan dana untuk penanganan terutama dalam langkah pencegahannya.

 

"Saya lihat yang lahannya terbakar itu, baik provinsi, kabupaten, kota tidak ada anggaran untuk itu. Ini perlu dicatat, karena saya tanya ke daerah tidak ada anggaran untuk hadapi kebakaran lahan dan hutan", kata Presiden. Padahal kalau sudah dipadamkan sejak awal, sejak apinya kecil kebakaran tidak akan meluas seperti saat ini.

 

Selain itu, Presiden juga memberikan arahan tentang sejumlah langkah pencegahan kebakaran hutan, seperti pembuatan kanal bersekat dan pembuatan embung sehingga hutan selalu dalam kondisi basah dan mudah untuk mencari air untuk pemadaman. Dalam menghadapi musim panas berikutnya, Presiden juga memerintahkan para kepala daerah untuk bisa secepatnya mengeluarkan surat dalam keadaan siaga darurat untuk mempermudah pemerintah pusat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk bergerak cepat melalukan aksi penanggulangan karena tanpa surat tersebut, BNPB tidak bisa intervensi ke daerah karena alasan otonomi daerah.

 

Ekonomi

 

Menanggapi persoalan ekonomi nasional, Presiden sekali lagi menegaskan bahwa pada tahun pertama pemerintahan ingin membangun fondasi dengan lakukan transformasi fundamental ekonomi. Transformasi fundamental dari sebelumnya yang bertumpu pada konsumsi dan ekspor bahan mentah, menjadi produksi, investasi dan industrialisasi. "Ini yang harus dibalik total. Dari konsumsi ke produksi, dari konsumsi ke investasi, dari konsumsi ke industrialisasi, harus ada hilirisasi total," ucap Presiden.

 

Presiden meyakinkan bahwa langkah pertama seringkali yang tersulit, tetapi juga yang terpenting.

 

Oleh karenanya, Presiden meminta daerah untuk mempersiapkan diri. Jika ada investasi industri apa pun, harus cepat tangkap itu. Terkait masalah perizinan, jika pemerintah pusat sudah memangkas prosea perizinan yang dulunya bisa berbulan-bulan sekarang tiga jam, daerah juga harus ikuti itu. "Jangan sampai di sini (pusat) sudah tiga jam, masuk ke daerah berbulan-bulan, nggak akan ada investor yang mau masuk ke kita. Dan kita akan kalah bersaing dengan negara negara lain" ujar Presiden Jokowi.

 

Presiden juga menekankan sikap optimisme dalam hadapi melambatnya perekonomian global. Banyak yang cenderung pesimis melihat situasi ekonomi belakangan ini, namun Presiden Jokowi mengajak  untuk tetap optimis. Jika melihat angka, di saat negara lain anjlok minus 1, minus 2, kita hanya turun 0,3 di semester pertama. Di kuarter tiga ini menurut Gubernur Bank Indonesia, angka pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4,85 persen dan masih merangkak naik.

 

Masih dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi membandingkan situasi sekarang dengan situasi tahun 1998, jauh berbeda. Saat itu pertumbuhan ekonomi minus 13 persen, saat ini masih di angka 4,7 persen, di kuarter tiga sudah 4,85 persen. "Sudah jauh sekali, inflasi saat itu 82 persen, sekarang perkiraan Bank Indonesia pada akhir tahun nanti, inflasi kita nggak sampai pada angka 4," ujar Presiden.

 

Menurut Presiden, hal ini bisa terjadi karena peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di daerah.

 

Mengenai nilai tukar rupiah, Presiden membandingkan di tahun 1998, dimana rupiah berada di posisi Rp. 16.600 per dolar Amerika Serikat melonjak sekitar 800 persen dari posisi awal, sedangkan hari ini kira-kira Rp. 13.600 - Rp. 13.700 naik sekitar 8% dari saat Presiden memulai pemerintahan. 


Kemudian yang berkaitan d
engan NPL (Non Performing Loan) atau kredit macet di bank, dahulu sampai lebih dari 30 persen, sekarang masih di angka 2,6-2,8 persen. "Jauh sekali, kredit macet masih sangat normal. Sekarang ini harus optimis, harus yakin," kata Presiden.

 

Presiden juga menyinggung perubahan paradigma dari Jawa sentris menjadi Indonesia sentris.  Pembangunan proyek-proyek infrastruktur nasional, seperti kereta api yang akan dibangun di Sumatera Selatan dan di Papua yang akan dimulai studi kelayakannya tahun depan. Kemudian proyek bandara yang akan memperluas gedung terminal dan memperpanjang landasan pacunya. Untuk jalan tol, Presiden menegaskan bahwa konsentrasi sekarang baru di Tol Trans Sumatera Lampung sampai Aceh.

 

Presiden mengharapkan dalam tiga tahun, Lampung-Palembang bisa tersambung. Untuk jalan tol Kalimantan, Presiden merencanakan akan berkunjung ke Balikpapan dan Samarinda bulan depan untuk meninjau lokasinya. Demikian pula untuk Manado dan Bitung di Sulawesi Utara. Waduk saat ini memang baru 13, tapi Presiden Jokowi berencana membangun lagi menjadi 49 waduk dalam waktu 5 tahun. Terkait kebutuhan listrik Presiden mengatakan, bahwa 35.000 MW bukanlah target tapi kebutuhan. "Kalau nggak, ya seperti sekarang ini keluhanya byar pet, insyaAllah bukan target ambisius," kata Presiden.

 

Di akhir sambutannya, Presiden berpesan kepada para kepala daerah bahwa merekalah penentu gerak maju negara menuju arah yang lebih baik. "Bapak-ibu sangat mempengaruhi gerak maju negara kita menuju ke arah yang lebih baik," ujar Presiden. (Humas Kemensetneg)

 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0