Presiden tiba sekitar pukul 22.30 WIB. Sejumlah menteri yang tampak hadir antara lain Mensesneg Hatta Radjasa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Meneg Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, mantan Menlu Ali Alatas, Gubernur BI Boediono dan sejumlah pejabat negara lainnya.
Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono disambut oleh istri Syahrir, Kartini dan pihak keluarga. Kepala Negara kemudian memanjatkan doa di depan jenazah Syahrir dan menyampaikan salam terakhir kepada anggota Dewan Pertimbangan Presiden tersebut.
Syahrir yang lahir pada 24 Februari 1945 di Kudus, Jawa Tengah dikenal dengan pemikiran-pemikirannya di bidang ekonomi. Presiden Yudhoyono menyatakan Sjahrir adalah seorang ekonom yang terkemuka dengan pandangan yang moderat dan tegas.
"Sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden beliau memberikan pandangan apa adanya dan blak-blakan tapi justru memberikan pandangan lain pada saya," kata Kepala Negara.
Presiden juga mengharapkan karya-karya Syahrir dalam bentuk tulisan bisa digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat. Presiden dan Ibu Negara berada di rumah duka sekitar 30 menit hingga pukul 23.00 WIB.
Syahrir meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Selama hidupnya, Syahrir menulis sejumlah buku antara lain, Political Economics, an Essential Need of a Prospective Analysis (1986), Basic Needs in Indonesia: Economic, Political and Public Policiess (1986), The Nation's Balance (1995), Economic Crisis Towards Total Reforma (1999), dan Transition Towards a New Indonesia (2004).
Jenazah Syahrir akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir Jakarta Selatan, Selasa (29/7) dan berangkat dari rumah duka pada pukul 06.30 WIB dengan inspektur upacara Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono. Hingga pukul 22.30 WIB para kolega, teman dan sahabat Syahrir terus berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir.
Sumber :
http://www.mediaindonesia.com/