Presiden: Minta Maaf Atau Tidak adalah Bagian dari Kepribadian

 
bagikan berita ke :

Rabu, 29 Agustus 2007
Di baca 1061 kali

Usai bertemu Menlu Malaysia Dato` Seri Syed Hamid Albar dan Kepala Kepolisian Malaysia Tan Sri Musa Hassan, di Kantor Presiden, Selas a(28/8) siang, Presiden SBY kepada wartawan mengatakan, “Dalam pertemuan saya tadi dengan Menlu Malaysia dan Kepala Kepolisian Malaysia menyangkut saudara Donald Polopita, Pemerintah Malaysia menyampaikan komitmen dan tanggung jawabnya untuk membawa masalah ini ke proses hukum dalam arti memberikan sanksi kepada siapapun yang bersalah. Tentu saja komitmen itu saya hargai dengan baik karena bagaimanapun masalah ini cukup serius. Perlakuan yang tidak sepatutnya dan berlebihan. Oleh karena itu saya pun ingin hukum dan keadilan ditegakkan. Saya sampaikan seperti itu kepada Saudara menlu dan Kepala Kepolisian Malaysia,�kata Presiden.

“Soal mengapa tidak minta maaf kepada pihak Indonesia, tentu tidak bisa memaksakan pemerintah Malaysia atau kepolisian Malaysia untuk minta maaf dalam hal seperti ini. Karena saya berpendapat kalau meminta maaf itu sesungguhnya bagian dari kepribadian. Tahun lalu saya pernah meminta maaf kepada Malaysia dan Singapura ketika asap sampai ke kedua negara itu, dan ada unjuk rasa di KL dan protes dari Singapura, sehingga dengan jiwa besar saya meminta maaf. Nah dalam konteks ini saya serahkan pada pihak Malaysia. Bagi saya hukum dan keadilan ditegakkan dan tentunya semangat persahabatan harus kita pelihara, termasuk bagaimana kita mengelola masalah-masalah seperti ini dengan penuh pengertian sambil memahami perasaan kita , perasaan Indonesia,� kata Presiden menutup keterangannya.

 

Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/08/28/2181.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0