Presiden pada Perayaan Waisak 2552: "Makin Penting, Kesadaran Keagamaan"

 
bagikan berita ke :

Senin, 26 Mei 2008
Di baca 784 kali


Tampak mendampingi Menteri Agama Maftuh Basyuni, Menbudpar Jero Wacik, Menakertrans Erman Suparno, Menhub Jusman Syafi'i Djamal, Ketua MK Jimly Ashshidiqque dan Gubernur DKI Fauzi Bowo.

Sekjen Konferensi Agung Sangha Indonesia, Bhiksu Vidya Sasana Sthavira, menyampaikan bahwa pada peringatan Waisak, umat Buddha memperingati tiga peristiwa agung yang terjadi dalam kehidupan Buddha Sakyamuni, yaitu kelahiran Bodhisattva Sidharta, Pertapa Sidharta menjadi Buddha, dan wafat atau Parinirvana-nya Hyang Buddha.

Dalam sambutannya, Presiden mengharap seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama tetapi tentu tidak ingin jadi bangsa yang maju namun kering rohani. "Kita ingin menjadi bangsa yang maju, bermartabat, sekaligus terhormat. Disinilah letak pentingnya kesadaran keagamaan yang tinggi, sehingga menjadi landasan bagi terbentuknya kekayaan kerohanian bangsa yang kuat sebagai salah satu kekuatan dalam meraih keunggulan, kemandirian, dan daya saing yang tinggi di tengah percaturan bangsa-bangsa di dunia dewasa ini," kata Presiden.

"Saat ini kita menghadapi ujian yang cukup berat dalam kehidupan sosial ekonomi kita. Pemerintah telah menempuh berbagai cara untuk menyelamatkan kondisi perekonomian kita yang mendapatkan beban akibat kenaikan harga minyak, harga pangan, dan ancaman krisis keuangan dunia. Pemerintah dengan sangat berat terpaksa menempuh opsi untuk mengurangi subsidi BBM guna menyelamatkan APBN kita, dan lebih jauh lagi guna mengamankan perekonomian nasional dari ancaman krisis yang dapat terjadi," tambahnya.

"Dalam menghadapi persoalan yang sungguh tidak ringan ini saya mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama memahami kondisi ini dengan semangat pantang menyerah dan tetap tegar dan tabah," kata Presiden. "Mari kita jauhkan diri kita dari sikap yang hanya pandai mengeluh, saling salah menyalahkan, menyebarkan informasi yang menyesatkan, serta hanya menjadi penonton tanpa berupaya memberikan solusi yang nyata. Mari kita kesampingkan kepentingan sempit dan sesaat. Sebaliknya mari kita utamakan kepentingan bersama kita untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa kita. Mari kita meneguhkan tekad bekerja keras bersama-sama untuk dapat keluar dari belenggu persoalan global dewasa ini," lanjut Presiden.

"Melalui momentum perayaan Hari Waisak yang bertepatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional ini, saya mengajak umat Buddha di seluruh tanah air dan segenap kompinen bangs untuk terus membangun kebersamaan, meningkatkan solidaritas, berjuang bersama dan bekerja bersama pula menyongsong masa depan yang lebih gemilang," kata Presiden.

Acara ditutup dengan pementasan Sendratari Indonesia Bangkit yang antara lain dimeriahkan oleh penampilan Titiek Puspa yang menyanyikan lagu Di Timur Matahari, Sepasang Mata Bola.



Sumber :

http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2008/05/24/3095.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0