Presiden Pimpin Rapat Terbatas

 
bagikan berita ke :

Selasa, 28 Juli 2009
Di baca 960 kali

Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan hari Selasa (28/7) pagi memimpin rapat terbatas membahas kesiapan dalam mempersiapkan pidato Presiden yang akan disampaikan tanggal 3 Agustus di hadapan Sidang Paripurna DPR. Pidato tersebut berkaitan dengan rancangan APBN tahun 2010 beserta nota keuangannya. "Dulu lazimnya disampaikan pada 16 Agustus. Tapi karena ada transisi dari anggota parlemen, maka diperlukan waktu lebih awal untuk melakukan pembahasan RAPBN itu," kata SBY saat membuka rapat terbatas itu. Hadir dalam rapat terbatas antara lain Menko Polhukkam Widodo A.S., Plt. Menko Perekonomian Sri Mulyani, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mensesneg Hatta Rajasa, dan Seskab Sudi Silalahi.

"Disamping itu saya ingin menyampaikan bahwa meski proses pemilu Presiden dan Wakil Presiden masih berjalan setelah KPU kemarin mengumumkan hasil penghitungan suara Pilpres, dan tentu dinamika politik masih terjadi pada hari mendatang, tetaplah kita fokus pada tugas untuk menjalankan roda pemerintahan," ujar SBY.

Dalam waktu dekat Presiden SBY juga akan menggelar rapat koordinasi. Disamping akan dihadiri para menteri, akan hadir juga para gubernur seluruh Indonesia dengan menggunakan metode teleconference. "Lebih efisien, sehingga mereka bisa tetap di tempat masing-masing untuk memastikan bahwa jalannya pemerintahan tetap berlangsung dengan baik, termasuk upaya kita di seluruh Indonesia melakukan langkah untuk memulihkan kembali perekonomian sebagai akibat dari krisis perekonomian global dewasa ini," tambahnya.

"Jadi intinya, kalau semua daerah bergerak, investasi, perdagangan, pertanian, jasa, semua bergerak maka secara nasional, agregat dan akumulatif tentu hasilnya baik. Saya juga akan menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan kembali komitmen dan tugas bersama untuk menjaga keamanan dalam negeri termasuk upaya untuk menangkal, mencegah dan memberantas aksi terorisme. Oleh karena itu nanti kita akan menghadirkan pula pimpinan kepolisian di daerah, Kapolda dan juga pimpinan TNI di daerah, Danrem, Pangdam sehingga terjadi suatu sinergi yang paling baik untuk bersama menjaga keamanan nasional kita," SBY menegaskan.

Lebih lanjut Presiden SBY menjelaskan akan mengunakan kesempatan nanti untuk memberi arahan kepada pejabat di daerah mengenai langkah antisipatif menghadapi kemungkinan tingginya gelombang Elnino yang bisa menganggu pertanian, meskipun beberapa saat lalu ketua BMKG melaporkan sampai September aman, dan nanti akan diperbaharui lagi. "Bulan setelah itu, bagaimanapun kita harus persiapkan segalanya. Manakala Elnino datang dan berpengaruh pada iklim di Indonesia, itu juga salah satu agenda rakor beberapa hari mendatang," jelas SBY.

"Kembali pada dinamika politik, para menteri setelah ini eranya adalah politik common sense, politik akal sehat. Dengan demikian apapun hiruk pikuk dinamika politik yang ada, rakyat sesungguhnya bisa mencerna dan menalar dengan baik, bahkan menilai mana yang logis dan tidak logis. Oleh karena itu, biarkan saja semua berjalan karena sistem kita sudah mewadahi kalau ada protes dalam pemilu, semua diwadahi," SBY menerangkan.

Dalam kapasitas sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintah, Presiden SBY ingin semuanya damai, tertib dan demokratis. "Itu yang jadi harapan kita. Dengan demikian tidak menganggu kehidupan bernegara, menjalankan roda pemerintahan dan juga untuk terus memulihkan perekonomian serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jadi dengan posisi seperti itu, tidak ada bagi pemerintah untuk tidak menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya," lanjut SBY. "Saya punya keyakinan, apapun dinamika politik yang akan terjadi pasti ada solusi terbaik. Ya nilai demokrasi, rule of law dan sekali lagi istilah saya politik akal sehat, semuanya bisa dinalar, dicerna dengan baik," tegas SBY.




Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/07/28/4532.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0