Presiden Resmikan Pengoperasian Mesin Bor Bawah Tanah “Antareja”

 
bagikan berita ke :

Senin, 21 September 2015
Di baca 567 kali

"Saat ini, mesin bor bawah tanah MRT siap untuk dioperasikan pertama kalinya dalam proyek MRT Jakarta. Sebagai bentuk pencanangan pengoperasian mesin tersebut, maka akan dilakukan acara peresmian," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami dalam PT MRT Jakarta.

 

Menurut Dono Boestami, TBM atau mesin bor terowongan tersebut pertama kali akan dioperasikan untuk melakukan pekerjaan penggalian serta konstruksi terowongan bawah tanah dari titik proyek MRT Patung Pemuda Senayan ke arah Jl Setiabudi.

 

Mesin TBM akan dioperasikan oleh kontraktor CP 104, yaitu SOWJ Joint Venture yang terdiri dari Shimizu, Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi. Diperkirakan masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT dengan menggunakan mesin TBM akan berlangsung mulai 21 September 2015 hingga Desember 2016.

 

TBM ini memiliki diameter 6,7 meter dan total panjang sekitar ± 43 m. Bobot secara keseluruhan mesin ini, mulai dari bagian kepala (cutterhead) yang berbobot ± 34 ton hingga bagian akhir (backup cars), mencapai 323 ton.

 

Mesin yang menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia, diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC). TBM ini nantinya akan mempu mengebor terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan ± 8 meter per hari. Terowongan yang akan dihasilkan memiliki lebar 6,05 meter.

 

PT MRT Jakarta membutuhkan empat mesin bor untuk membangun enam stasiun bawah tanah di Jakarta. Stasiun bawah tanah MRT yang akan dibangun antara lain Stasiun Bunderan Hotel Indonesia, Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora, dan Bundaran Senayan.

 

MRT Jakarta  (Mass Rapid Transit Jakarta)

 

MRT Jakarta  (Mass Rapid Transit Jakarta) yang berbasis rel,  rencananya akan membentang kurang lebih ± 110,8 km, yang terdiri dari Koridor Selatan-Utara (Koridor Lebak Bulus-Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih ± 23,8 km dan Koridor Timur-Barat  sepanjang kurang lebih ± 87 km.

 

Pembangunan koridor Selatan-Utara dari Lebak Bulus-Kampung Bandan dilakukan dalam 2 tahap:

- Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15,7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada 2018. 

- Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan-Utara dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8,1 km yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2020. Studi kelayakan untuk tahap ini sudah selesai. 

Koridor Timur-Barat saat ini sedang dalam tahap studi kelayakan. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024-2027. (Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0