Presiden Sampaikan Isu UKM dan Pengentasan Kemiskinan

 
bagikan berita ke :

Kamis, 22 November 2012
Di baca 633 kali

Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah menyampaikan hal ini dalam keterangan pers di Hotel JW Marriott, Islamabad, Pakistan, Kamis (22/11) pagi waktu setempat. Presiden, ujar Firmanzah, akan menyampaikan intervensinya pada sesi pleno KTT ke-8 D8 yang bertemakan 'Kemitraan untuk Perdamaian dan Kemakmuran' atau Partnership for Peace and Prosperity tersebut.

Soal UKM, sektor ini merupakan sektor yang dominan diantara anggota D8. "Capacity building menjadi salah satu poin yang ingin diangkat Presiden untuk meningkatkan kapasitas UKM kita," kata Firmanzah.


Dalam kesempatan D-8 ini, Presiden juga siap menerima masukan dari semua anggota D-8 untuk perumusan kerangka pembangunan pasca MDGs 2015. Dalam kerangka yang sedang disusun oleh Indonesia bersama Inggris dan Liberia sebagai ketua bersama, masalah mengakhiri kemiskinan yang ekstrim menjadi salah satu tema utama.


"Presiden akan menyampaikan isu ini, diharapkan D8 bisa memperkuat kerja sama dunia untuk mengentaskan kemiskinan," kata Firmanzah. Presiden juga akan menyampaikan mengenai kerja sama eksternal D-8, disamping memperkuat konektivitas internal.


Isu konektivitas juga merupakan tema intervensi yang akan disampaikan Presiden SBY. "Karena perdagangan dan investasi hanya bisa ditingkatkan kalau konektivitas ditingkatkan, konektivitas people to people, harmonisasi kebijakan, dan perbaikan sarana infrastruktur fisik," Firmanzah menambahkan.


Total populasi negara-negara D-8 mencapai 1 miliar orang. Hal ini, lanjut Firmanzah, tentu membutuhkan pasokan pangan dan energi yang memadai. "Oleh karenanya, Presiden juga akan menyampaikan mengenai masalah ketahanan pangan dan energi," ujar Firmanzah.


Dalam KTT D-8 ini, Presiden SBY juga akan mengangkat isu mitigasi D8 menghadapi krisis global dan upaya meningkatkan kerja sama dan investasi. "Total perdagangan antarnegara D-8 masih memiliki ruang untuk ditingkatkan. Tahun 2011 nilainya mencapai 130 millar dolar AS. Rata-rata pertumbuhan negara D-8 6 persen, kalau dibandingkan dengan total pertumbuhan ekonomi global, D-8 punya peluang jadi salah satu penyangga pertumbuhan ekonomi dunia," Firmanzah menjelaskan.


Pada bagian akhir keterangannya, Firmanzah menyampaikan mengenai pertemuan bilateral antara Presiden SBY dengan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari semalam. "Pertemuan semalam membahas tentang peningkatan kerja sama antara Indonesia-Pakistan di bidang pendidikan, ekonomi, dan persenjataan dan militer karena Pakistan membeli sejumlah pesawat untuk memperkuat militer mereka dari IPTN," ujar Firmanzah. (fbw)
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2012/11/22/8530.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0