Presiden SBY Membuka Rapim Kementerian Luar Negeri

 
bagikan berita ke :

Kamis, 04 Februari 2010
Di baca 779 kali

Menurut Menteri Luar Negeri Marty M. Natalegawa, dunia yang sudah berubah perlu pendekatan baru pula. ""Setiap diplomat Indonesia yang bertugas di luar negeri harus mampu membaca situasi dengan cermat dan beradaptasi secara cepat, tepat, cerdas dan secara terukur agar dapat mengubah tantangan menjadi peluang," ujar Menlu.

Marty meminta diplomat Indonesia bersikap kreatif, inovatif, dan hands on dalam memastikan pelaksanan misi. "Tidak bersikap rutin dan berani muncul dengan ide-ide segar serta thinking outside the box," Menlu Marty menambahkan.

Menlu mengedepankan azas kecakapan dalam pembinaan karir untuk menciptakan diplomat yang handal. "Diplomasi tidak dapat lengah sedikitpun dan harus konstan untuk memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara," Marty menegaskan.

Dalam sambutannya, Presiden SBY menjelaskan hakikat misi diplomat Indonesia ada dua. Pertama, memperjuangkan kepentingan nasional dengan segala turunannya, termasuk melindungi WNI yang ada di luar negeri. Kedua, memelihara dan meningkatkan hubungan baik dengan negara-negara lain.

"To depend our national interest, sedemikian rupa tanpa merusak hubungan baik antara Indonesia dengan negara akreditasi. Di situ diperlukan soft power approach misalnya, diperlukan gaya, diperlukan seni, diperlukan kecakapan para diplomat kita untuk mancapai tujuan kembar itu," SBY menjelaskan

Hadir dalam acara tersebut menteri KIB II, Komisi I DPR RI, diplomat-diplomat senior Mochtar Kusumaatmadja dan Hassan Wirajuda. (yun)

 

 

 

Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2010/02/04/5102.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0