Presiden SBY: Percepat Inventarisasi Karya Anak Bangsa

 
bagikan berita ke :

Rabu, 26 Agustus 2009
Di baca 972 kali

Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para menteri terkait dan jajaran pemerintah daerah untuk segera melakukan percepatan inventarisasi karya anak bangsa untuk ditentukan hak ciptanya. “Kedepan, langkah-langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia sesungguhnya sudah menuju kepada pengakuan kepemilikan karya bangsa Indonesia, hak cipta, hak kekayaan intelektual, dan sebagainya,” ujar Presiden SBY dalam keterangan persnya di Kantor Presiden, Selasa (25/8) sore.

“Saudara ketahui sebagai contoh, setelah wayang telah diterima UNESCO sebagai sebuah global heritage yang ada di Indonesia pada tahun 2003, sekali lagi tahun 2005 keris juga sudah diakui UNESCO sebagai warisan yang sama dengan wayang tadi. Sekarang ini kita sedang menunggu, mudah-mudahan segera tembus diakui UNESCO, batik sebagai karya Indonesia. Setelah itu kita masih terus mendorong berikutnya lagi angklung dan tentu kita akan terus memperjuangkan pada tingkat global dalam hal ini ke UNESCO karya budaya Indonesia yang patut menjadi heritage dan diakui dunia,” SBY menjelaskan.

Presiden SBY menjelaskan bahwa kita hidup dalam era globalisasi. “Negara-negara maju, negara-negara Barat sangat peduli pada hak cipta, hak kekayaan intelektual. Itu bagian dari ekonomi di negara itu. Oleh karena itu Indonesia tidak boleh tertinggal dan harus terus kita lakukan langkah-langkah yang lebih serius lagi kedepan, agar karya atau ciptaan dari putra-putri Indonesia betul-betul segera dipatenkan, disahkan hak ciptanya,” tegasnya.

“Saya sudah menyampaikan kepada menteri-menteri terkait, dalam hal ini Menteri Hukum dan HAM, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dan saya minta gubernur dilibatkan untuk segera melakukan percepatan inventarisasi dari karya anak bangsa yang banyak sekali di daerah-daerah untuk di dalam negeri sendiri segera kita tentukan hak ciptanya. Dengan demikian, dari situ sebagian patut kita bawa ke tingkat dunia sebagai bagian dari global atau world heritage untuk bangsa kita,” kata SBY.

Kepada para perajin, Presiden SBY kembali menegaskan untuk tidak lupa mencantumkan nama daerah dan nama Indonesia dalam karya-karya mereka. “Kalau ada batik misalkan, entah dari mana tulis Yogyakarta – Indonesia. Songket misalkan, Palembang – Indonesia, Bukittinggi - Indonesia. Kemudian masukkan nama daerahnya dan Indonesianya. Biasakan seperti itu. Demikian juga yang lain-lain. Seperti Poco-poco jelas itu tari-tarian kita, bagaimana mungkin muncul di negara lain. Tapi kita harus peduli, kita harus rajin mencantumkam semua itu menjadi karya kita. Jadi kita sendiri sudah harus makin peduli, begitu tatanan dunia sekarang ini,” terang SBY.

“Saya minta semua mempermudah, mempercepat setiap urusan. Saya masih melihat kelambatan di sana-sini. Saya sudah meminta misalnya pada Menteri Hukum dan HAM, birokrasinya dibikin lebih cepat lagi, demikian juga kementerian yang lain. Para gubernur saya minta juga lebih aktif. Fasilitasi, dorong dan bantu agar karya seniman kita, budayawan kita, baik yang masih ada maupun yang sudah tiada tapi menjadi bagian jejak sejarah, peradaban serta budaya kita, harus segera kita tetapkan, sahkan hak ciptanya dan menjadi kekayaan dari negara kita,” SBY menegaskan.




Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/08/25/4606.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0