Presiden SBY Sampaikan Pidato Kenegaraan

 
bagikan berita ke :

Jumat, 15 Agustus 2014
Di baca 1908 kali

Mengawali pidato kenegaraan, Presiden SBY mengucapkan selamat Idul Fitri 1 Syawal 1435 Hijriah kepada kaum muslimin dan muslimat di seluruh tanah air. “Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf atas segala kekhilafan dalam mengemban amanat rakyat selama ini”, ujarnya.

“Sebentar lagi seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, akan dengan penuh suka cita merayakan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sebuah peristiwa yang amat bersejarah. Setelah 69 tahun merdeka, saya yakin para pendiri bangsa akan bersyukur dan bergembira melihat transformasi bangsa Indonesia”, tambah Presiden SBY yang kemudian disertai tepuk tangan dari para tamu undangan.

Indonesia saat ini sudah memiliki sistem pendidikan yang luas, dari bangsa yang tadinya terbelakang di Asia, Indonesia telah naik menjadi middle-income country, menempati posisi ekonomi ke-16 terbesar di dunia. Bahkan menurut Bank Dunia telah masuk dalam 10 besar ekonomi dunia jika dihitung dari purchasing power parity.

Setelah hampir 7 dekade merdeka, Indonesia terus tumbuh menjadi bangsa yang semakin bersatu, semakin damai, semakin makmur dan semakin demokratis.

Presiden SBY juga mengatakan bahwa kemerdekaan merupakan hal yang mahal dan patut kita syukuri, “Kita jangan sekali-kali menganggap remeh capaian bangsa ini. Kita bisa melihat sendiri penderitaan yang luar biasa yang dialami saudara-saudara kita di Gaza sekarang dan banyak Negara di Timur Tengah. Tragedi Palestina yang masih berlangsung hingga detik ini mengingatkan bangsa kita betapa mahalnya harga kemerdekaan, persatuan dan perdamaian”.

Kemajuan Demokrasi Indonesia
Presiden SBY menyoroti pembangunan demokrasi Indonesia yang telah berjalan 15 tahun terakhir. Indonesia telah 4 kali melakukan Pemilihan Umum secara teratur dan damai, dan telah 4 kali juga mengalami pergantian Pemerintah secara konstitusional dan damai.

“Kita juga telah mengukir sejarah, dalam beberapa tahun ini, untuk pertama kalinya, seluruh pemimpin daerah dari gubernur, bupati, walikota, dan anggota DPRD telah dipilih langsung oleh Rakyat. Ini telah mengubah total budaya dan dinamika politik Indonesia. Kita bersyukur, transformasi besar ini dapat kita capai secara damai tanpa gejolak politik yang sangat mengganggu”, ujar Presiden SBY.

Indonesia patut bersyukur bahwa demokrasi kita terus tumbuh, di berbagai belahan dunia kita melihat berbagai transisi demokrasi yang kerap dirundung konflik, instabilitas, dan kemunduruan ekonomi, transisi demokrasi memang penuh risiko.

Tahun 2014 yang disebut sebagai tahun politik, Presiden SBY juga menyoroti proses pemilihan umum yang telah berjalan dengan baik. “Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan pasangan Joko Widodo–Jusuf Kalla sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden dan Wakil Presiden dengan suara terbanyak, saat ini, kita masih menunggu proses akhir dari gugatan yang diajukan oleh pasangan Prabowo-Hatta kepada Mahkamah Konstitusi”. Presiden SBY juga menekankan untuk terus mengawal proses tersebut agar berlangsung secara konstitusional dan damai, serta selalu mengedepankan kepentingan dan masa depan rakyat Indonesia.

Perkuat Penegakkan Hukum
Keadilan akan makin tegak dan kuat apabila supremasi hukum ditegakkan secara konsisten. Penegakkan hukum adalah kunci dari upaya pemberantasan korupsi yang menjadi musuh reformasi dan juga merugikan kepentingan rakyat.

“Korupsi telah kita perlakukan sebagai kejahatan luar biasa, yang penanganannya harus dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa pula”, tegas Presiden SBY.

Pada periode 2004-2012, Presiden SBY telah menandatangani 176 izin pemeriksaan bagi kepala daerah dan pejabat yang dicurigai melakukan kasus korupsi dan tindak pidana lainnya, tanpa sedikitpun melihat jabatan, partai politik, dan koneksi.

Selain itu, selama periode 2004-2014, terdapat 277 Pejabat Negara, baik pusat maupun daerah, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif telah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait tindak pidana korupsi. Ini tidak termasuk perkara yang ditangani oleh Polri dan Kejaksaan.

“Karenanya Pemerintah terus mendukung dan memberikan ruang gerak yang luas bagi KPK untuk memberantas korupsi. Saya juga memberikan apresiasi kepada KPK, Kepolisian, Kejaksaan, dan lembaga peradilan yang telah bersama-sama melakukan penegakan hukum, walaupun diakui bahwa hal ini tidak selalu mudah dilaksanakan di lapangan”, Presiden SBY menjelaskan.

Ekonomi Tumbuh, Rakyat Sejahtera
Selama satu dekade terakhir, Indonesia telah mencatat perkembangan positif dalam pembangunan.

Pertama, Indonesia dapat menjaga stabilitas dan kondisi makro-ekonomi yang relatif baik, walaupun masih diterpa cobaan, baik itu dalam bentuk bencana alam, maupun krisis moneter global utamanya pada tahun 2008.

Kedua, Indonesia terus mencetak pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Pada periode tahun 2009-2013, rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,9 persen. Ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, Eropa dan Jepang pada kurun waktu yang sama. Diantara Negara-negara G-20, Indonesia juga tetap menempati posisi pertumbuhan tertinggi setelah Tiongkok.

Ketiga, utang Indonesia telah berada dalam situasi yang jauh lebih aman. Indonesia berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB sekitar 23 persen. Rasio utang terhadap PDB Indonesia adalah yang terendah diantara Negara-negara G-20.

Indonesia juga telah melunasi utang kepada IMF dan melakukannya 4 tahun lebih awal dari jadwal yang telah disepakati. Saat ini justru Indonesia yang balik memberikan masukan bagaimana cara mereformasi IMF. Indonesia tidak lagi menjadi pasien IMF, yang semua kebijakan dan perencanaan ekonominya diatur oleh IMF.

Keempat, Indonesia telah berhasil mencetak sejumlah prestasi ekonomi. Anggaran pembangunan kini mencapai Rp1.842,5 triliun, ini merupakan tertinggi dalam sejarah Indonesia. Cadangan devisa Indonesia saat ini telah mencapai 110,5 miliar dollar Amerika Serikat. Volume perdagangan Indonesia dalam 10 tahun terakhir mencapai sekitar 400 miliar dollar. Sementara itu nilai investasi baik dari dalam dan luar negeri dalam 10 tahun terakhir mencapai Rp2.296,6 triliun, juga tertinggi dalam sejarah.

Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia meningkat hampir tiga setengah kali lipat dari sekitar Rp10,5 juta tahun 2004 menjadi sekitar Rp36,6 juta pada tahun 2013.

Kelima, Indonesia telah menjadi anggota G-20. Dalam forum ini, Indonesia berdiri sejajar dengan dan duduk setara dengan negara-negara maju dan ekonomi besar lainnya. Indonesia tidak lagi melihat proses keputusan ekonomi dunia dari luar atau di pinggiran, kini Indonesia telah ikut membuat keputusan ekonomi dunia. Indonesia telah menjadi salah satu pemain inti dalam ekonomi internasional.

Pendidikan dan Kesehatan Modal Kemajuan Bangsa
Sesuai amanat konstitusi, Indonesia telah memenuhi amanat konstitusi dengan mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen lebih dari APBN.

Pemerintah melalui dana abadi pendidikan, telah menyiapkan beasiswa bagi anak-anak Indonesia untuk melanjutkan ke jenjang S2 dan S3 di dalam maupun luar negeri. Dalam kurun waktu 5-10 tahun mendatang akan lahir ribuan Master dan Doktor.

Selain pendidikan berkualitas, modal lainnya yang diperlukan di dalam usaha menentukan kemajuan bangsa adalah kesehatan.

Tahun 2014 menjadi tahun bersejarah bagi Indonesia, karena tepat pada tanggal 1 Januari 2014 lalu, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) resmi beroperasi. Dengan sistem yang diberlakukan BPJS, para peserta BPJS berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan pengobatan, apapun penyakit yang dideritanya.

Indonesia patut berbangga karena kini memiliki salah satu sistem Jaminan Kesehatan terbesar di dunia. Hingga awal bulan Agustus 2014, BPJS telah memberikan jaminan kesehatan untuk lebih dari 126,4 juta penduduk

Pembangunan Infrastruktur
Sejak dicanangkan tahun 2011, proyek besar pembangunan Indonesia yang dinamakan Masterplan Percepatan dan Pembangunan Indonesia (MP3EI) telah merealisasikan lebih dari 382 proyek, terdiri dari 208 proyek infrastruktur dan 174 proyek sektor riil, dengan nilai tidak kurang dari Rp854 triliun. Mayoritas percepatan pembangunan infrastruktur dan sektor riil terjadi di luar Jawa dengan nilai total proyek sebesar Rp544 triliun.

Namun diakui Presiden SBY, masih banyak tantangan infrastruktur ke depan. Banyak proyek-proyek infrastruktur yang lama terhambat pelaksanaannya, bahkan terhenti, baik karena alasan politik, birokrasi atau logistik, “Ini tetap merupakan pekerjaan rumah besar kita, karena tidak mungkin Indonesia menjadi raksasa ekonomi Asia tanpa infrastruktur yang makin lengkap, berkualitas dan modern. Dengan MP3EI, kita berharap akan lebih banyak lagi muncul pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan infrastruktur baru di seluruh Indonesia”.

Politik Luar Negeri dan Hubungan Internasional Indonesia

Menanggapi situasi internasional yang ada saat ini, posisi Indonesia harus berpegang teguh pada prinsip politik luar negeri bebas aktif dan terus memperjuangkan keadilan dan perdamaian dunia. Indonesia terus memperluas ruang gerak diplomasi dengan siapapun sepanjang mendukung kepentingan nasional.

Di lingkungan terdekat di Asia Tenggara, Indonesia senantiasa berkontribusi pada penguatan ASEAN bagi terciptanya suatu kawasan yang damai dan sejahtera. Selama lima tahun terakhir ini, termasuk saat menjadi Ketua ASEAN sepanjang tahun 2011, Indonesia terus mendorong sentralitas ASEAN dalam percaturan kawasan dan peningkatan peran ASEAN dalam menghadapi permasalahan global.

Presiden SBY juga menyambut baik atas terselenggaranya Kongres Diaspora Indonesia di Jakarta tahun lalu. Diaspora merupakan ajang bagi komunitas besar diaspora yang berdarah dan berbudaya Indonesia untuk berkarya dan bersinergi dengan tanah air.

Tak kalah penting dan menjadi perhatian utama dalam hubungan internasional, Presiden SBY juga menekankan dan memperhatikan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI), mereka juga bagian penting dari diaspora dan utamanya sebagai pahlawan devisa, oleh karenanya Presiden SBY menempatkanya sebagai prioritas utama diplomasi Indonesia.

Pada tahun 2013, tidak kurang dari 40.000 WNI di luar negeri telah diselamatkan kembali ke tanah air dari berbagai situasi yang mengancam keselamatannya. Presiden SBY menerangkan bahwa selama 3 tahun terakhir ini kita menyelamatkan setidaknya 190 orang yang terancam hukuman mati.

“Perlu saya tegaskan disini bahwa perlindungan WNI khususnya TKI di luar negeri dilaksanakan tidak saja melalui pendampingan hukum, tetapi juga dilakukan sampai pada tingkat tertinggi. Sebagai misal, saya beberapa kali melayangkan surat pribadi selaku Presiden RI kepada beberapa kepala negara dan pemerintahan untuk pembebasan, pengurangan atau penundaan hukuman mati bagi WNI”, ujar Presiden SBY.

“Diplomasi bebas aktif akan selalu mengabdi pada kepentingan nasional, akan selalu berupaya memajukan perdamaian dan kerja sama internasional, dan akan selalu berjuang melindungi warga negara kita di luar negeri”, Presiden SBY menambahkan.

Saat mengakhiri pidato kenegaraan, Presiden SBY mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih yang nanti akan disahkan oleh Mahkamah Konstitusi. “Tahun depan, Presiden kita yang baru akan memberikan pidato kenegaraannya di mimbar ini. Saya mengajak segenap bangsa Indonesia, marilah kita bersama-sama mendengarkannya, dan mendukung beliau untuk kebaikan dan kemajuan bangsa ini”, tutup Presiden SBY disertai tepuk tangan para anggota Dewan dan tamu undangan yang hadir. (Humas/DAR)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
4           4           2           3           8