Saatnya Meninggalkan Pembangunan Yang Merusak Lingkungan

 
bagikan berita ke :

Senin, 07 Oktober 2013
Di baca 2040 kali

Hal tersebut disampaikan Presiden SBY saat meluncurkan Sustainable Development Solutions Network (SDSN) Indonesia dan United Nations SDSN South East Asia Regional Hub di Bali Nusa Dua Convention Center, Minggu (6/10).       


Perkembangan populasi dunia yang makin pesat tentu harus diperhitungkan dengan ketersediaan energi. Bahkan, diperkirakan pada tahun 2030, ekonomi dunia akan mengkonsumsi energi 40 persen lebih banyak dibandingkan saat ini. 


Tantangan terbesarnya adalah bagaimana mengubah wacana pembangunan yang berkembang saat ini menjadi lebih ramah lingkungan. Lebih lanjut, Presiden SBY memaparkan ada empat langkah bersama yang dapat dilakukan, antara lain:


Perlunya kesiapan negara-negara untuk beradaptasi dan merespons penuh seluruh tantangan yang dihadapi. Karenanya, pengembangan baru yang menghubungkan antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat dalam kerangka kerjasama internasional yang solid sangat dibutuhkan dalam menjawab isu tersebut.    


Perlunya kejujuran dalam upaya dan kontribusi secara domestik. Kejujuran tersebut dapat dilihat dari identifikasi kekuatan dan kelemahan diri sendiri, serta meninggalkan cara-cara yang dapat merusak lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.      


Perlunya akselerasi dalam hal integrasi kebutuhan terkait lingkungan ke dalam strategi pembangunan. Jika diperlukan, dapat dilakukan penyesuaian struktur ekonomi terhadap pola konsumsi dan produksi negara bersangkutan.   


Terakhir, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan harus menjalin kerjasama dalam rangka mendorong pertumbuhan berkeadilan yang berkelanjutan dimana pembangunan tetap berjalan tanpa mengorbankan masa depan.   


Program SDSN Indonesia dan UN SDSN SEA Regional Hub merupakan bagian dari acara Tri Hita Karana Internasional Conference on Sustainable Development. 


Tri Hita Karana adalah konsep yang diadaptasi dari filosofi bali yang fokus kepada interaksi harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, serta manusia dengan manusia. Apabila ketiga level tersebut berhasil dicapai, maka akan dicapai kebahagiaan dan kesejahteraan. (humas setneg) 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           3           2           0           3