Sambutan Presiden RI - Pembukaan Rapim KPI, Jakarta, 2 September 2015

 
bagikan berita ke :

Rabu, 02 September 2015
Di baca 989 kali

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMBUKAAN RAPIM KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI)

ISTANA NEGARA, JAKARTA

2 SEPTEMBER 2015

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,

 

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja,

Yang saya hormati Ketua Komisi Penyiaran Indonesia beserta seluruh jajarannya baik di pusat maupun KPI seluruh daerah yang pada siang hari ini hadir,

Yang saya hormati seluruh Insan Media, Insan Penyiaran,

Bapak-Ibu, Tamu Undangan yang berbahagia,

 

Pertama-tama, saya ingin mohon maaf karena kostumnya. Bukan salah kostum saya, bukan salah, melainkan karena ketergesa-gesaan dari acara ke acara. Saya tadi sebetulnya mau ganti batik. Saya tahu Bapak-Ibu semuanya pakai batik, dan saya juga ingin pakai batik. Tetapi, karena waktunya, saya takut terlambat, dan saya tahu ini juga sudah mundur setengah jam sehingga saya tidak sempat ganti pakaian. Ya, yang tadi di sini semuanya batik, saya mau pakai batik.

 

Biasanya, saya pakai batik, yang lain pakai jas. Ini terbalik. Yang pakai jas hanya saya saja, yang lain pakai batik. Tidak apa-apa. Sekali-kali keliru yang kita pakai.

 

Pertama, saya mengucapkan selamat datang kepada seluruh anggota Komisi Penyiaran Indonesia di Istana Negara, terutama yang berasal dari daerah.

 

Saya yakin bahwa kita semuanya pasti memiliki komitmen yang sama agar dunia penyiaran di Indonesia semakin maju dan menjadi pilar bagi pembangunan karakter bangsa. Saya hanya ingin minta kepada KPI untuk fokus pada pengawasan program, pengawasan siaran, baik yang berkaitan dengan pengaturan, baik yang berkaitan dengan regulasi, juga hal yang berkaitan dengan pedoman-pedoman, dan juga yang berkaitan dengan eksekusi reward dan punishment-nya, apresiasi dan penaltinya. Saya sudah melihat beberapa, tidak beberapa kali, sudah puluhan kali yang saya lihat yang kena penalty, yang kena punishment kalau melanggar. Itu juga sangat baik sekali. Dan juga marilah kita selesaikan bersama-sama Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran untuk meningkatkan kualitas content dan kualitas program.

 

Kalau tidak keliru, seminggu yang lalu, Pak Judha, ya kita bertemu, KPI bertemu dengan media penyiaran, hanya berbicara satu kata: rating. Ternyata satu kata ini penting sekali bagi industri penyiaran kita. Oleh sebab itu, saat itu kita mungkin berbicara lebih dari 1,5 jam mengenai ini, dan isi pertemuan itu sangat fokus sekali.

 

Semuanya mempunyai semangat yang sama bahwa kualitas penyiaran kita, kualitas content, kualitas program, kita sepakat untuk kita perbaiki bersama. Dan kita juga sepakat bahwa content harus bersifat mendidik, menghibur tapi mendidik, bersifat mengedukasi baik pengetahuan maupun mengedukasi pola pikir kita, karena dengan itulah kita bisa membangun sebuah tata krama yang baik, sebuah sopan santun yang baik, sebuah kultur yang baik, karena apabila kita hanya mengejar rating saja, dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan, nilai-nilai budaya kerja, nilai-nilai kerja yang produktif, maka kita, masyarakat kita akan mudah terjebak pada sebuah—sering saya sampaikan—sebuah histeria publik dalam merespons sebuah persoalan, khususnya kita ini senang, masyarakat kita juga senang hal-hal yang sensasional. Dan kita tidak ingin mendidik masyarakat kita untuk senang pada hal-hal yang sensasional, tapi pada sebuah kerja-kerja yang produktif, sebuah nilai-nilai keutamaan yang tentu saja dalam jangka panjang ini sangat bermanfaat bagi negara kita.

 

Tanpa kesantunan politik, tanpa tata krama politik, tanpa tata krama hukum, tanpa tata krama ketatanegaraan, serta kedisiplinan, kita akan kehilangan rasa optimisme. Yang muncul adalah distrust. Yang muncul adalah ketidakpercayaan di antara kita. Yang muncul adalah rasa pesimisme di antara kita. Dan apabila kita lamban mengatasi persoalan-persoalan ini, maka juga akan sulit kita mengatasi persoalan-persoalan lain yang ada di negara kita, yang ada di bangsa kita ini.

 

Terutama saat ini, yang menjadi tantangan kita adalah tantangan ekonomi, kompetisi di bidang ekonomi yang mau tidak mau tantangan ekonomi ini harus kita hadapi bersama-sama. Semua masyarakat, seluruh komponen harus bersatu dalam mengatasi persoalan-persoalan yang ada.

 

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan, dengan mengucap “Bismillahirrahmanirrahim”, Rapat Pimpinan Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2015 pada siang hari ini, saya nyatakan resmi dimulai. Terima kasih.

 

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

*****

Biro Pers, Media dan Informasi

Sekretariat Presiden