Sambutan Presiden RI - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1437 H, Jakarta, 23 Desember 2015
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1437 H
ISTANA NEGARA, JAKARTA
23 DESEMBER 2015
 Â
Â
Â
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Â
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirabbil’alamin. Assalatu wassalamu ‘alaasrafil ambiyai walmursalin, sayyidina wahabibina wasyafi’ina wamaulana Muhammadin wa’alaalihi wasahbihi ajmain. Amma ba’du.
Â
Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla,
Yang saya hormati para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara,
Yang Mulia para Duta Besar Negara-negara Sahabat,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja,
Yang saya hormati para Ulama,
Hadirin-hadirat sekalian yang saya muliakan,
Â
Tadi sebetulnya sudah komplet semuanya disampaikan oleh Bapak Kiai Hasyim Muzadi. Yang ada di kertas saya ini mungkin hanya 1% dari yang disampaikan beliau. Dari semua aspek, dari semua sudut, makna, filosofi, substansi, semuanya sudah disampaikan oleh Bapak Kiai tadi. Tapi, karena ini sudah dibuat, akan saya bacakan. Kasihan yang sudah menyiapkan.
Â
Pertama-tama, marilah kita bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya kita dapat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1437 H pada malam hari ini. Peringatan maulid ini untuk mengingatkan kita agar selalu mengikuti keteladanan Rasulullah, baik dalam berpikir, baik dalam berbicara, baik dalam bertindak, baik dalam bekerja, jujur, amanah, selalu menyampaikan kebenaran, cerdas. Dan Rasulullah juga sangat santun, sangat toleran, dan sangat tidak suka dengan kekerasan. Saya meyakini, dengan meneladani Rasulullah, Indonesia akan menjadi sebuah bangsa yang bermartabat, bangsa yang beradab, bangsa yang makmur, dan bangsa yang sejahtera.
Â
Hadirin-hadirat yang saya hormati,
Peringatan maulid Nabi harus lebih kita maknai sebagai upaya untuk meningkatkan peran umat Islam menuju Islam yang rahmatan lilalamin, Islam yang memberi rahmat bagi semesta alam. Untuk itulah, kita perlu membangun tatanan peradaban Islam yang peduli, tatanan peradaban Islam yang menebarkan perdamaian, tatanan peradaban Islam yang menebarkan keadilan dan toleransi. Tatanan peradaban Islam seperti itu hanya mungkin terwujud kalau kita tidak hanya mengejar kesalehan pribadi, tapi juga mengejar kesalehan sosial, mengutamakan yang lemah dan yang miskin, karena seorang muslim pada dasarnya merupakan bagian dari komunitas umat yang ingin agar kehidupan berjalan harmonis, bersama-sama, bergotong royong, tidak ada gesekan sosial yang menyebabkan ambruknya sebuah jembatan kebangsaan.
Â
Sebagai umat Nabi Muhammad, kita mempunyai tanggung jawab yang tidak ringan karena harus mampu menunjukkan sebagai umat yang terbaik, umat yang senantiasa membangun solidaritas sosial di antara sesama manusia, umat yang tidak gampang dilanda kebencian, tidak gampang dilanda kedengkian, umat yang berkehendak merangkul, dan bukan memukul eksistensi kelompok lain.
Â
Hadirin dan hadirat yang saya muliakan,
Melalui peringatan maulid Nabi ini, mari kita teguhkan kecintaan kita kepada Rasulullah melalui pembangunan yang melayani rakyat. Mari kita kuatkan kembali spirit membangun masyarakat yang berkeadaban, mengedepankan dialog sebagai cara mengatasi perbedaan, saling mengerti dan mewujudkan solusi. Mari kita tegakkan prinsip-prinsip berkeadilan sehingga semua pihak terhindar dari kerugian.
Â
Mengakhiri sambutan ini, saya mengajak umat Islam di seluruh tanah air untuk bersama-sama melindungi bangsa dan negara kita dari semua bentuk ancaman radikalisme dan terorisme. Mari kita sadarkan saudara-saudara kita yang memilih jalan yang salah dalam berdakwah dan mensyiarkan agama Islam. Semoga Allah SWT mengabulkan niat baik dan cita-cita mulia kita bersama, dengan petunjuk dan ridho-Nya kepada bangsa Indonesia dalam membangun hari esok yang lebih baik. Terima kasih.
Â
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
*****
Biro Pers, Media dan Informasi
Sekretariat Presiden