Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas II Dharma Wanita Persatuan, 7 Desember 2009

 
bagikan berita ke :

Senin, 07 Desember 2009
Di baca 995 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

 PADA ACARA

PEMBUKAAN MUSYAWARAH NASIONAL KE-2 DHARMA WANITA PERSATUAN

DI ISTANA NEGARA, JAKARTA

PADA TANGGAL 7 DESEMBER 2009

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya cintai Ibu Negara dan Ibu Herawati Boediono,

Yang saya hormati para Menteri dan para undangan, Ibu Ketua Umum Korpri,

Yang saya hormati Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan, Ibu Profesor Dr. Nila F. Moeloek dan para Pimpinan serta Pengurus Dharma Wanita Persatuan, baik pada tingkat pusat maupun daerah,

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Marilah pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini sekali lagi, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena kepada kita semua masih diberikan nikmat kesempatan, kekuatan, dan semoga kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah SWT, hari ini dapat bersama-sama menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional ke-2 Dharma Wanita Persatuan. Atas nama negara dan pemerintah, saya mengucapkan selamat datang kepada peserta Munas terutama yang datang dari berbagai penjuru tanah air dan sekaligus selamat melaksanakan musyawarah. Semoga Musyawarah Nasional ini menghasilkan berbagai kebaikan, baik untuk Dharma Wanita Persatuan maupun untuk bangsa dan negara.

 

Saya juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas peran, kiprah, dan pengabdian Dharma Wanita, baik sebelum menjadi Dharma Wanita Persatuan maupun dengan struktur yang baru sekarang ini. Pengabdian Ibu-ibu tercatat abadi dalam sejarah perjuangan bangsa kita. Bulan Desember ini, saya melihat menjadi bulan pergerakan kaum perempuan Indonesia. H-1 tanggal 30 November, menjelang 1 Desember, diselenggarakan Peringatan 10 tahun Komnas Perempuan, yaitu Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Kemudian, tanggal 1 Desember, kalau tidak salah, dilaksanakan kegiatan menanam dan memelihara pohon di Cibinong, Jawa Barat, yang juga itu gerakan ibu-ibu semua yang sangat penting. Lantas tanggal 2 Desember dilaksanakan Kongres Kowani. Kemudian hari ini, hari yang bersejarah, tanggal 7 Desember, dilaksanakan Musyawarah Nasional Dharma Wanita Persatuan, dan insya Allah pada tanggal 22 Desember nanti kita akan bersama-sama memperingati Hari Ibu. Jadi saya hadir empat kali dengan penuh kehormatan karena sebagai ucapan terima kasih saya kepada kaum perempuan.

 

Yang jelas, Ibu-ibu, saya senang dan bangga karena dengan banyaknya kegiatan yang konstruktif, yang dilakukan oleh kaum perempuan di Indonesia ini membuktikan bahwa perempuan Indonesia tidak pasif, tidak apatis, tidak hanya menonton pembangunan, tapi menjadi bagian dari pembangunan, menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah. Sekali lagi, terimalah ucapan terima kasih yang tulus dari saya.

 

Tema Munas Dharma Wanita Persatuan kali ini adalah Meningkatkan Potensi dan Kreativitas Anggota Dharma Wanita Persatuan. Saya nilai, Ibu Nila Moeloek, ini sungguh tepat dan cerdas. Mengapa? Dua-duanya penting. Potensi harus baik. Dengan ditingkatkan tentu akan lebih baik lagi. Dengan potensi itu, bisa berbuat lebih banyak lagi manakala disertai dengan kreatifitas, dengan inisiatif, dengan prakarsa, dengan niat yang baik. Saya senang kalau sekarang ke depan, benar-benar anggota Dharma Wanita Persatuan makin potensial, makin kreatif, dan makin berperan dalam berbagai kehidupan bangsa.

 

Ibu-ibu dan hadirin yang saya hormati,

 

Saya menyimak apa yang disampaikan oleh Ibu Nila Moeloek tadi. Beliau mengatakan berterima kasih kepada semua anggota Dharma Wanita Persatuan, atas kiprahnya, atas pengabdiannya, kadang-kadang melaksanakan tugas dan kegiatan dalam suasana yang tidak mudah: medan, situasi, transportasi, cuaca, dan sebagainya. Tapi saya, pada kesempatan ini, disamping berterima kasih kepada segenap anggota, saya juga ingin secara khusus menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan, kepada Profesor Moeloek. Tanpa saya menguraikan, tentu sepuluh tahun banyak yang beliau lakukan untuk organisasi yang dicintainya dan yang kita cintai bersama.

 

Dalam Munas ini, saya dengar tadi, beliau berniat untuk memberikan kesempatan kepada pemimpin baru nantinya yang tentunya akan dipilih secara demokratis dan semuanya tentu terpulang kepada anggota Dharma Wanita Persatuan yang akan menggunakan mekanisme demokrasi itu. Saya tidak tahu apakah dalam AD/ART, Ketua Umum itu hanya diperbolehkan dua kali atau tidak. Oleh karena itu, semuanya tergantung kepada floor tetapi beliau pun punya niat yang baik, punya niat yang mulia. Saya pernah menyampaikan ke beliau, mungkin sebulan yang lalu: Ibu, saya ingin memohon kepada Profesor Nila F. Moeloek untuk menjadi Special Envoy, Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia sekaligus Duta Besar. Special Envoy/Ambassador, Duta Besar, untuk penyuksesan MDG. Ini sangat penting. Dulu Ibu Erna Witoelar itu menjadi Special Envoy untuk MDG dari PBB. PBB punya banyak Special Envoy termasuk Ibu Erna Witoelar yang juga melaksanakan tugas dengan baik. Nah, saya ingin Indonesia dengan penduduk 230 juta, dengan bentangan wilayah seperti ini dan seperti disampaikan oleh Ibu Linda Agum Gumelar tadi, MDG sangat-sangat penting. Oleh karena itu, saya meminta kesediaan beliau untuk berkenan menjadi Special Envoy dan Ambassador untuk MDG. Beliau belum menjawab, mudah-mudahan setelah istikharah bersedia nanti.

 

Yang ketiga, beliau juga mengatakan berbagai kiprah, aktivitas dari Ibu-ibu di seluruh Indonesia, di bidang pendidikan, di bidang ekonomi, sosial-budaya, lingkungan. Saya sungguh menghargai dan teruslah ditingkatkan kegiatan seperti itu karena semuanya itu benar-benar menjawab keinginan dan kepentingan masyarakat kita.

 

Ibu-ibu dan hadirin yang saya muliakan,

 

Pada Peringatan 10 tahun Komnas Perempuan, beberapa saat yang lalu, saya menyampaikan dua hal penting. Saya pikir Ibu-ibu perlu mengetahui, yang sudah mendengar untuk diingat kembali bahwa tugas besar bangsa, kita semua, adalah terus-menerus untuk meningkatkan perlindungan kepada kaum perempuan, pemajuan kaum perempuan, dan pemberdayaan kaum perempuan itu atau yang dalam bahasa asing disebut protections, promotions, and empowerment. Tiga-tiganya penting kita lakukan. Siapa yang harus melaksanakan perlindungan, pemajuan, dan pemberdayaan itu? Pertama-tama negara. Oleh karena itulah, ada portfolio Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Yang kedua, tentu organisasi-organisasi kewanitaan semacam Dharma Wanita Persatuan ini, dan masyarakat luas terutama, harapan saya, justru dilakukan oleh kaum perempuan sendiri yang sudah lebih dulu maju dan berdaya. Ini kewajiban moral. Sesama kaum perempuan menolong, membantu memajukan kehidupan mereka semua.

 

Yang kedua, dalam pidato saya di depan Komnas Perempuan waktu itu, mari kita lanjutkan dan tingkatkan gerakan anti kekerasan terhadap kaum perempuan dan terhadap anak dan hakekatnya ya terhadap semua warga bangsa Indonesia. Kekerasan itu bukan nilai demokrasi yang baik, bukan pula nilai peradaban yang baik. Mari kita jauhi berbagai macam jenis kekerasan: kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap anak, perdagangan wanita, dan sebagainya. Dan ini kalau saya dengar tadi dari Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sesuai dengan semangat Beijing Declaration tahun 1995. Saya kira Ibu-ibu masih ingat ada World Conference on Woman, menghasilkan Deklarasi Beijing yang berjudul Declaration and Beijing Platform and Action. Yang sebenarnya kalau dipelajari, isi dari deklarasi itu ya sebagaimana yang menjadi agenda kita, yang Ibu-ibu laksanakan semua, termasuk pencegahan kekerasan terhadap kaum perempuan dan anak.

 

Kemudian, pada Kongres Kowani yang lalu, saya juga memberikan penghargaan kepada Kowani yang waktu itu masih dipimpin oleh Ibu Linda, atas kontribusinya dalam upaya mencapai MDG sebagaimana yang saya sampaikan tadi. Ibu-ibu saya kira masih ingat delapan tujuan pembangunan milenium. Ini menjadi kewajiban kita semua, masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Yang lupa saya ingatkan delapan tujuan yang hendak kita capai 2015 nanti adalah pengurangan dari hal-hal yang tidak baik separuhnya dari kondisi sebelumnya. Yaitu, pertama, penanggulangan kemiskinan yang ekstrim dan kelaparan. Saya harus mengatakan berkali-kali, mari kita sangat peduli untuk memberantas atau menanggulangi atau mengurangi kemiskinan dan kelaparan ini.

 

Di dunia ini, dari 6,6 milyar manusia ada sekitar 2 milyar yang tergolong miskin. Dari yang tergolong miskin itu ada yang miskin secara ekstrim sehingga ada yang mengatakan, tiap malam ada 800 juta yang tidurnya tidak nyenyak karena perutnya kosong. Mengapa perutnya kosong? Kurang makan. Mengapa kurang makan? Ya karena miskin secara absolut. Dari 800 juta itu, 200 juta diantaranya anak-anak. Ibu bisa melihat diri sendiri, tengok kiri, tengok kanan, depan, belakang, apakah ada diantara Ibu-ibu yang malam tidak nyenyak tidur bukan karena yang lain-lain, karena perutnya kosong? Kalau tidak, bersyukurlah. Tapi ingat, masih ada saudara-saudara kita di dunia, barangkali juga di Indonesia, yang masih mengalami seperti itu. Mari, dengan tulus kita terus kurangi kemiskinan dan kekurangan pangan.

 

Tujuan yang kedua dari MDG adalah sebenarnya memberikan pendidikan dasar bagi semua, kesempatan. Yang ketiga, favorit Ibu-ibu justru proteksi dan kesetaraan gender, kaum perempuan. Lantas yang keempat, mengurangi jumlah kematian anak di bawah umur lima tahun. Yang kelima, mengurangi jumlah kematian ibu pada saat melahirkan. Ini semua wilayah ibu-ibu, kaum perempuan. Kemudian yang keenam, memberantas berbagai penyakit menular, HIV/AIDS misalnya, malaria, DB, dan sebagainya. Nah, yang berikutnya lagi bikin lingkungan baik supaya tidak menderita umat manusia terutama di masa depan. Kemudian yang kedelapan, itu diperlukan kerja sama global untuk mencapai tujuan MDG itu. Jadi, kalau kita melihat beratnya tugas MDG, saya kira itu Profesor Moeloek tidak usah lama-lama berpikir, bisa bersedia menjadi Special Envoy nanti.

 

Saudara-saudara,

 

Karena hadir di sini, istri Menteri banyak, istri Gubernur. Istri Bupati/Walikota tidak hadir? Iya, karena suami adalah abdi negara, bekerja di lingkungan pemerintahan, saya kira pasti memiliki kepentingan dari apa yang ingin saya sampaikan ini. Kita ingin pemerintah ini berhasil menjalankan program-programnya. Kalau program pemerintah berhasil, yang senang rakyat, bukan siapa-siapa. Pemerintah itu siapa? Ya Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, dan Pemerintah Kota, semua. Kita ingin sukses. Agar sukses mesti memiliki kebijakan dan memiliki program. Kita sudah punya kebijakan dan program itu, baik untuk seratus hari, baik untuk satu tahun ke depan, maupun untuk lima tahun mendatang. Kewajiban semua menyukseskan program itu.

 

Ibu-ibu, pertama-tama harus mengetahui agenda yang akan dijalankan pemerintah lima tahun mendatang. Intinya apa? Membangun ekonomi agar ekonomi tumbuh lebih baik lagi, yang pertumbuhan itu diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Itu maha penting.

 

Yang kedua, lima tahun mendatang kita ingin membangun demokrasi yang ada di negeri kita ini agar demokrasinya makin bermartabat, kebebasan harus kita beri ruang, sekaligus kepatuhan kepada aturan juga dijunjung tinggi. Demokrasi, hak-hak asasi perseorangan harus kita berikan ruang sehingga kita betul-betul menjadi negara yang demokratis. Demokrasi tentu yang membawa manfaat disertai dengan akhlak yang baik.

 

Kemudian yang ketiga adalah keadilan, justice. Kita tidak ingin pembangunan ini hanya dinikmati oleh kelompok-kelompok tertentu saja, harus juga dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Itulah setiap saya bertemu dengan Gubernur, Bupati, dan Walikota, saya pesan tolong di dalam membangun wilayahnya masing-masing, perhatikan mereka yang tergolong tidak mampu atau belum mampu. Insya Allah, semuanya akan meningkat kesejahteraannya nanti di masa depan. Itu agenda kita lima tahun mendatang. Kalau saya simak dan keyakinan saya, program Dharma Wanita Persatuan mesti sesuai, klop, berkaitan dengan program dan kebijakan pemerintah itu misalya tadi di bidang pendidikan, di bidang ekonomi, terutama ekonomi ekonomi mikro, kecil, dan menengah, koperasi, kesehatan, sosial-budaya, lingkungan, dan sebagainya. Silakan dijalankan dengan sebaik-baiknya.

 

Ibu-ibu, saya ingin, pada kesempatan yang baik ini, menyampaikan pesan dan harapan khususnya kepada jajaran Dharma Wanita Persatuan. Pertama, agar disinergikan program dan kegiatan Ibu-ibu dengan program dan kegiatan pemerintah. Sekali lagi, pusat, provinsi, kabupaten, dan kota agar secara keseluruhan program untuk rakyat itu bisa berhasil dengan baik.

 

Yang kedua, saya ingin Dharma Wanita Persatuan juga terus melakukan kegiatan-kegiatan yang praktis tapi nyata. Itu sangat penting. Jangan sampai terlalu banyak beretorika, berwacana, tapi tidak nyata. Lebih baik sedikit bicara, banyak bekerja. Bukan hanya wacana dan retorika, tapi karya sehingga tidak usah memilih kegiatan yang muluk-muluk, yang ingin dianggap ada program mercu suar. Tapi apa yang Ibu laksanakan di tengah masyarakat luas itulah sebenarnya yang sangat mereka inginkan, terutama yang langsung dirasakan bagi saudara-saudara kita yang tidak mampu atau yang masih miskin. Saya garis bawahi itu.

 

Yang ketiga, teruslah meningkatkan kesejahteraan anggota Dharma Wanita Persatuan sendiri. Tidak baik kalau hanya memikirkan dirinya sendiri, tentu harus memikirkan rakyat, apalagi yang belum mampu tapi setelah memikirkan yang lain, membantu yang lain, jangan lupa pula memikirkan anggota Dharma Wanita karena tidak semuanya juga telah memiliki tingkat kehidupan yang layak. Itu namanya adil.

 

Saya ingin memberikan contoh yang Dharma Wanita Persatuan bisa lakukan. Ibu-ibu ini dinilai memiliki keberhasilan yang tinggi kalau mengelola usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, termasuk koperasi, barangkali lebih tekun, lebih rajin, hitung-hitungan, modalnya Rp 1 juta, verifikasinya empat kali supaya klop hitung-hitungannya, begitu, tidak tergoda oleh korupsi, dengan demikian biasanya usahanya itu berhasil. Saya ingin mengajak masyarakat atau Dharma Wanita sendiri, teruslah mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah, ekonomi kreatif, dan apapun bisa dilakukan.

 

Ada namanya Kredit Usaha Rakyat. Itu bisa digunakan. Tahun 2008-2009, kita sediakan dana  Rp 24 trilyun untuk dialirkan, dipinjam-pinjamkan, yang pinjam Rp 5 juta, pinjam Rp 10 juta, tanpa agunan tambahan. Yang menjaminkan pemerintah semuanya. Dengan demikian, itu membantu sekali untuk usaha mikro dan kecil. Lima tahun mendatang, pemerintah akan menyediakan sekitar Rp 100 trilyun untuk betul-betul membantu usaha mikro, kecil, dan menengah. Tolong digunakan fasilitas itu. Ada bank-bank yang perlu dihubungi, BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN, Bank Syariah Mandiri, Bukopin. Saya sudah minta diperbaiki aturannya, ditata lagi mekanismenya, dengan demikian membawa manfaat bagi semua.

 

Kemudian yang berikutnya lagi, yang terakhir, saya ingin Ibu-ibu mendorong dan membantu para suami. Ajak seluruh anggota Dharma Wanita mendorong, membantu, memberikan semangat kepada para suami, pegawai negeri di seluruh Indonesia, agar semua bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Ibu-ibu tahu, lima tahun terakhir dan akan kita lanjutkan, kita terus meningkatkan gaji dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil. Sama, kita juga ingin meningkatkan kesejahteraan petani, kesejahteraan buruh, kesejahteraan siapapun yang tidak termasuk pegawai negeri, tentu dengan cara yang berbeda. Nah, kalau sudah ditingkatkan gaji dan kesejahteraannya, saya ingin kinerjanya, produktifitasnya, prestasinya juga meningkat, itu namanya fair, adil. Dipikirkan kesejahteraannya, setelah itu memikirkan rakyat dengan cara menjalankan tugas dengan baik dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada rakyat kita.

 

Semua kalau kita jalankan akhirnya pemerintahan ini, negara ini, demokrasi ini dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Jadi, bukan hanya slogan tapi betul dengan cara seperti itu. Ini permintaan saya dan betul-betul dijalankan. Dengan demikian, makin ke depan, good governance atau tata pemerintahan yang baik makin terwujud, dengan demikian membawa manfaat dan kemajuan bagi kehidupan rakyat kita.

 

Dengan pesan dan ajakan itu, Ibu-ibu, akhirnya dengan terlebih dahulu memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, seraya mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, Musyawarah Nasional ke-2 Dharma Wanita Persatuan saya nyatakan dibuka.

 

Sekian.

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

                                

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI