Sambutan Presiden RI pada Peresmian Perpindahan Ibukota Provinsi Maluku Utara, 4 Agustus 2010

 
bagikan berita ke :

Rabu, 04 Agustus 2010
Di baca 1610 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERESMIAN PERPINDAHAN IBUKOTA PROVINSI MALUKU UTARA

DI TERNATE, MALUKU UTARA

4 AGUSTUS 2010

 

 

 

 

Bismillahirrahmirrahim,

 

Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Panglima TNI, para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Saudara Gubernur Maluku Utara dan para pejabat negara yang bertugas di Maluku Utara, baik dari unsur eksekutif, legislatif, dan yudikatif, maupun TNI dan Polri,

 

Yang saya muliakan Para Sultan beserta Ibu Permaisuri, beserta para Tokoh Adat, Pemuka Agama, dan Tokoh Masyarakat, para Pimpinan Perguruan Tinggi, Pimpinan Organisasi Politik, dan Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan, para pimpinan dunia usaha, baik milik negara, milik daerah, maupun swasta,

 

Hadirin sekalian yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Marilah sekali lagi, pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya, kita semua masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan insya Allah kesehatan, untuk melanjutkan ibadah kita sebagai umat hamba Tuhan dan melanjutkan karya, tugas, dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta.

 

Kemarin, ketika saya beserta rombongan sampai di bandar udara Ternate ini, saya amat terkesan, karena Ternate dan sekitarnya indah, rakyatnya ramah. Saya tahu taat beribadah dan insya Allah, Allah SWT akan senantiasa memberikan berkah dan hidayah. Saya rindu, bapak-Ibu, hadirin sekalin untuk berkunjung kembali ke Ternate. Di masa konflik dulu, yang penuh dengan derita dan nestapa, tiga kali saya berkunjung ke Maluku Utara, ke Ternate, untuk mencari penyelesaian yang adil dan bermartabat.

 

Masa lalu yang menyedihkan, dan kita berdoa kepada Allah semoga tidak terjadi lagi konflik di antara sesama kita, karena tidak akan membawa kebaikan apapun. Saya masih teringat suasana yang mencekam waktu itu, saya berkunjung ke pelosok-pelosok untuk memastikan, bahwa konflik tidak semakin menjadi, tetapi harus segera kita pulihkan. Suasananya amat lain dengan sekarang ini, semua berwajah ceria, riang, dengan semangat yang kuat untuk membangun kembali daerah yang sama-sama kita cintai ini. Kita patut bersyukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena dipulihkan kembali kedamaian, kerukunan, dan keamanan di wilayah ini.

 

Saudara-saudara,

 

Dengan pengantar ini, kita menyadari betapa mutlak dan pentingnya keamanan, perdamaian, dan stabilitas yang ada di daerah. Ingat, konflik yang terjadi sekitar tiga tahun itu, telah memundurkan pembangunan di Maluku Utara kurang lebih lima tahun. Di Maluku lebih lama lagi, barangkali sekitar tujuh tahun. Oleh karena itu, tidak aneh kalau perekonomian di Maluku Utara bukan tumbuh, tapi minus 14 persen waktu itu. Sama halnya dengan pertumbuhan ekonomi di Maluku, Ambon dan sekitarnya minus 26 persen.

 

Tidak ada yang diuntungkan, karena kalau ekonomi tidak tumbuh, kesejahteraan rakyat tidak dapat ditingkatkan. Investor pada pergi. Siapa yang mau berusaha di daerah yang tidak aman, yang terus menerus dilanda konflik. Waktu itu, karena dunia usaha macet, investor pada pergi, maka pengangguran terjadi di mana-mana. Orang yang menganggur, tidak mendapatkan penghasilan, akibatnya kemiskinan pun bertambah, pendidikan terganggu, anak-anak kita tidak bisa bersekolah karena suasana yang membahayakan. Belum nama baik dan citra Indonesia, nama baik dan citra Maluku Utara yang juga ikut menjadi tidak baik.

 

Itulah masa-masa gelap di waktu yang lalu dengan sekali lagi, dan berulang-ulang kita mengucapkan syukur alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, marilah bersama-sama mulai hari ini dan ke depan, kita jaga sekuat tenaga keamanan, perdamaian, dan stabilitas di Maluku Utara ini. Meskipun kita menganut demokrasi yang makin mekar dan berkembang, meskipun kebebasan hidup dan tumbuh di negeri ini termasuk berkali-kali melaksanakan Pilkada, di samping Pemilihan Umum, tetapi jangan mengorbankan stabilitas keamanan dan perdamaian.

 

Para elite, para politisi ingat rakyatnya! Kalau terus bertengkar di mana-mana, apalagi menimbulkan konflik, yang menjadi korban rakyat. Saya mengajak semua politisi di negeri ini berpikir dan berpikirlah, agar demokrasi yang mekar ini tetap teduh. Menjaga silaturahim, stabil, dengan demikian rakyat tidak menjadi korban. Karena pembangunan akan terus kita lakukan, termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kita.

 

Saudara-saudara, hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Agenda kunjungan saya beserta rombongan kali ini ke Maluku Utara, Insya Allah di waktu mendatang saya bisa berkunjung kembali, karena satu malam rasanya belum cukup. Ada empat agenda kunjungan saya, pertama sebagaimana yang disampaikan oleh Saudara Gubernur tadi, saya akan meresmikan dimulainya pemindahan ibukota Maluku Utara, dari ibukota sementara di Ternate ke Sofifi. Tentu saja ini memerlukan waktu, karena sebagai pusat pemerintahan di Maluku Utara, ibukota yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang itu harus berfungsi dengan baik.

 

Yang kedua, saya sekaligus meresmikan prasarana dan sarana, atau yang kita kenal dengan infrastruktur yang diperlukan di daerah ini, khususnya untuk ibukota Maluku Utara yang baru. Yang ketiga, secara resmi saya telah menyerahkan bantuan pemerintah pusat, yaitu yang disebut dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang tadi telah saya serahkan kepada Gubernur.

 

Yang keempat, yang tidak kalah pentingnya, adalah bantuan peminjaman kredit usaha, yang kita kenal dengan Kredit Usaha Rakyat kepada para pengusaha mikro, pengusaha kecil, dan koperasi, agar kegiatan usaha itu terus tumbuh dan berkembang, membawa kebaikan bagi rakyat kita.

 

Saudara-saudara,

 

Terhadap empat agenda penting itu saya berpesan, pertama, agar ibukota Sofifi betul-betul bisa berfungsi dengan baik, persiapkan dan terus bangun fasilitas publik yang diharapkan. Saya ingatkan kepada semua daerah yang baru mengalami pemekaran, daerah-daerah otonom yang baru di seluruh Indonesia. Ketika membangun prasarana dan sarana, jangan habis untuk membangun yang diperlukan oleh pejabat-pejabat. Di seluruh Indonesia, setelah kita evaluasi, ternyata 85 persen daerah-daerah otonom itu tidak cukup untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

 

Oleh karena itu, mumpung belum berjalan terlalu jauh, saya ingatkan kepada para gubernur, para bupati, dan para walikota di seluruh Indonesia, kalau ada anggaran dari, baik pusat maupun daerah, utamakan untuk kepentingan publik dan kepentingan rakyat. Kantor-kantor DPR, Kantor-Kantor Bupati, Gubernur, Walikota, dibangun yang pantas, yang cukup, jangan berlebih-lebihan. Ini penting, dengan demikian anggarannya bisa untuk listrik, bisa untuk air, bisa untuk pasar, bisa untuk jalan, dan sebagainya. Dari Ternate, saya meminta kepada seluruh gubernur, bupati, dan walikota yang saya nilai masih terlalu banyak anggaran yang digunakan yang tidak langsung untuk kepentingan rakyat kita.

 

Saudara-saudara,

 

Infrastruktur, sebagaimana disampaikan oleh Pak Gubernur tadi benar, bahwa di Maluku Utara diperlukan lebih banyak lagi prasarana dan sarana. Pemerintah pusat, pemerintah nasional, juga memiliki perhatian yang tinggi untuk membangun infrastruktur. Tetapi perlu diingat, ada batas anggaran yang dimiliki oleh pemerintah pusat, sehingga saya berpesan kepada Pak Gubernur, Pak Bupati, dan Pak Walikota, bikin prioritas. Mana dulu yang harus dibangun, dan mana yang setelah itu. Uang kita tidak cukup membangun infrastruktur di 33 provinsi, 500 sekian kabupaten dan kota, hanya dalam waktu setahun dua tahun. Tidak mungkin, dan tidak ada.

 

Saudara-saudara,

 

Untuk diketahui, yang namanya APBN, sekarang alhamdulillah jumlahnya lebih dari 1000 trilliun. Dulu, tahun 2004 masih kurang dari 500 trilliun. Karena kita bersama-sama membangun, tumbuh ekonomi kita dan akhirnya anggaran kita sekarang ini sekitar 1100 trilliun. Tetapi, anggaran yang banyak itu tidak semua tentu untuk membangun infrastruktur. 200 trilliun, seperlimanya untuk subsidi, membikin BBM kita harganya tidak seperti harga yang di luar negeri. Pemerintah membantu meringankan beban rakyat yang disebut subsidi BBM. Listrik, kalau kita lepas harganya tinggi sekali. Pemerintah membantu menalangi terutama untuk rakyat berpenghasilan rendah. Subsidi pupuk, subsidi bunga petani dan sebagainya, jumlahnya seperlima dari APBN.

 

100 trilliun itu untuk membayar bunga utang yang terjadi sejak sekian puluh tahun yang lalu. Kita keluarkan, kemudian diberikan ke daerah-daerah seluruh Indonesia, provinsi, kabupaten dan kota, itu beratus-ratus trilliun, 300 trilliun lebih. Kemudian sisanya untuk pertahanan, untuk pendidikan, yang 20 persen dari APBN, kesehatan, dan sebagainya. Dan ada porsi untuk membangun infrastruktur. Dengan penjelasan ini, kita ingin makin ke depan di negeri ini makin lengkap, jalan, pelabuhan, dermaga, jembatan, listrik, tetapi tentu harus kita bangun secara bertahap.

 

Marilah kita bikin negeri kita aman, marilah kita bangun perekonomian kita, agar penerimaan negara semakin tinggi, dan penerimaan itu kita arahkan untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan sebagainya. Oleh karena itu, saya berpesan, infrastruktur ini bikin prioritasnya. Saya telah menginstruksikan para menteri untuk berkunjung kembali nanti ke Maluku Utara. Bersama Gubernur, Bupati, Walikota, tolong dilihat mana prioritas-prioritas yang harus kita berikan dalam pembangunan infrastruktur ini. Ada yang kita gunakan dana APBN, dan itu sebagian besar. APBD juga harus ada pendampingnya, meskipun biasanya lebih kecil.

 

Dan ingat, setelah kita bangun dengan anggaran yang besar, jangan tidak dipelihara dengan baik. Kalau cepat rusak, hilang bermilyar-milyar rupiah itu. Apalagi jaman konflik dibakar, dirusak, bertahun-tahun kita akhirnya harus menyediakan anggaran untuk membangunnya kembali. Itulah pesan saya terhadap pembangunan infrastruktur. Pemerintah pusat, dengan kapasitas yang dimiliki, akan terus memberikan bantuan.

 

Berikutnya lagi adalah tentang PNPM. Begini Saudara-saudara. Ada anggaran yang dikelola oleh pemerintah pusat, namanya APBN, ada anggaran yang dikelola oleh pemerintah daerah, namanya APBD; APBD Provinsi, APBD Kabupaten, APBD Kota. Tetapi pemerintah pusat, dan telah saya putuskan sejak tahun 2007, di samping itu, kita menyalurkan anggaran pembangunan langsung, untuk kecamatan dan desa-desanya. Itulah yang disebut program PNPM Mandiri, per kecamatan per tahun, jumlahnya sekitar Rp 1,5 sampai 3 milliar. Gunakan dengan baik anggaran itu, sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Jangan membangun yang tidak diperlukan oleh masyarakat di situ. Dan para bupati dan walikota, saya berharap turun, mengawasi, menyukseskan pembangunan PNPM Mandiri itu.

 

Dan kemudian tadi ada Kredit Usaha Rakyat. Begini Saudara-saudara. Sebagaimana negara berkembang yang lainnya, di negara kita masih ada saudara-saudara kita yang tergolong belum sejahtera, atau miskin, betul? Oleh karena itulah, pemerintah memiliki kewajiban untuk membantu mereka yang masih miskin, yang belum sejahtera itu, dengan cara, pertama atau paket bantuan pertama yang disebut bantuan langsung, apa itu?

 

Kepada keluarga miskin itu, misalnya kita berikan beras yang dijual dengan harga murah, namanya beras bersubsidi, dulu namanya raskin. Yang sangat miskin, ada BLT bersyarat, yaitu PKH, Program Keluarga Harapan. Di bidang pendidikan, ada namanya BOS, dan bantuan-bantuan lain. Di bidang kesehatan namanya Jamkesmas. Belum yang lanjut usia, belum yang penyandang cacat berat, belum yang terkena bencana, jumlahnya sekitar 80 trilliun, yang kita bantukan langsung kepada rakyat yang memang dalam kategori miskin di seluruh Indonesia.

 

Bagi yang sudah mulai berdaya, ada tadi itu. Paket B dari PNPM. Jumlahnya juga besar. Nah, di samping yang satu dan dua tadi, kita ingin ekonomi-ekonomi kecil, ekonomi mikro, ekonomi koperasi di pelosok-pelosok desa, di pinggir-pinggir kota, di sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan sebagainya. Itu ada usaha yang terus tumbuh. Biasanya meminjam modal usaha itu harus memenuhi persyaratan tertentu.

 

Oleh karena itulah Saudara-saudara, mulai tahun 2008 kita keluarkan Kredit Usaha Rakyat. Dan lima tahun ke depan ini, tahun 2010, tahun 2011, tahun 2012, tahun 2013, dan tahun 2014, pemerintah telah menyiapkan seratus trilliun untuk kita salurkan sebagai Kredit Usaha Rakyat. Kalau ini bisa digunakan, maka akan terjadi pergerakan-pergerakan, orang yang punya usaha mengajak yang lain, usahanya tumbuh, Insya Allah, maka penghasilannya meningkat, kemiskinan hampir pasti berkurang. Tiga paket, atau tiga cluster inilah yang akan terus kita jalankan dan akan terus kita tingkatkan di waktu yang akan datang.

 

Dengan demikian, Saudara-saudara, Bapak-Ibu, akan mengetahui bahwa kami terus berpikir untuk terus meningkatkan kesejahteraan rakyat sesuai dengan strategi dan kebijakan yang tepat, program-program yang nyata, dan kemampuan anggaran yang pemerintah miliki.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Saya ingin berbicara tentang Indonesia bagian timur, termasuk di dalamnya Provinsi Maluku Utara. Pemerintah telah menetapkan kebijakan dan strategi untuk di tahun-tahun mendatang, melakukan percepatan dan peningkatan pembangunan di wilayah timur Indonesia ini. Strategi dan kebijakan yang kita pilih ada empat. Tolong dipahami dan di sini banyak pimpinan perguruan tinggi, tolong dijadikan kajian di perguruan tinggi Saudara masing-masing, tentang kebijakan dan strategi ini agar benar-benar berhasil, terutama di Maluku Utara.

 

Empat pilar strategi ini adalah; pertama, masing-masing daerah, Provinsi, Kabupaten, dan Kota tahun-tahun mendatang harus betul-betul meningkatkan pembangunan di daerahnya. Gubernur, Bupati, Walikota harus kreatif, harus inovatif. Kalau musim Pilkada, tolong rakyat tanyakan "Hei, Pak Calon Gubernur, Pak Calon Bupati, Pak Calon Walikota, kalau Bapak terpilih bagaimana lima tahun mendatang Kabupaten ini, Kota ini, atau Provinsi ini bisa dibangun lebih baik lagi?" Begitu caranya.

 

Anggaran, ada nasional, ada daerah. Itu yang pertama. Kalau ini tidak, meskipun Presiden tidak tidur, Menteri tidak tidur, membikin kebijakan yang bagus, strategi yang hebat, tetapi kalau di daerah tidak mengalir dengan baik, hasilnya tidak optimal. Itu yang pertama.

 

Yang kedua, di bagian timur, utamanya juga Maluku Utara dan Maluku, itu kita mengembangkan sektor kelautan dan perikanan. Pak Fadel, putra Ternate, sekarang menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, punya tanggung jawab moral kepada Maluku Utara dan kepada saya, untuk betul-betul mengembangkan sektor kelautan dan perikanan.

 

Di samping itu, kita akan kembangkan sektor pariwisata, khususnya sektor bahari. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Pak Jero Wacik juga ada di sini. Beliau punya tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan wisata bahari di Maluku Utara ini. Kalau kedua sektor andalan kita bangun, mulai tahun ini, tahun depan dan seterusnya, Insya Allah pada saatnya nanti Maluku Utara akan berkembang lebih pesat karena punya andalan. Di samping yang sudah ada sekarang ini, yaitu sektor kelautan dan perikanan, dan sektor pariwisata. Itu yang kedua.

 

Strategi yang ketiga, Saudara-saudara. Benar, Indonesia tengah mengembangkan yang disebut konektivitas, saling terhubung antara pulau yang satu dengan pulau yang lain, antara kota yang satu dengan kota yang lain, yang disebut dengan domestic connectivity. Sebelum Indonesia membangun konektivitas dengan Singapura, dengan Malaysia, dengan negara-negara lain. Tidak ada artinya kawasan Asia Pasifik tumbuh berkembang, tetapi di dalam negeri sendiri belum terbangun yang saya sebut konektivitas itu.

 

Konektivitas itu apa? Ya tadi itu, transportasi harus semakin baik, baik transportasi laut, transportasi udara, maupun transportasi darat. Jalan-jalan juga harus semakin baik, telekomunikasi harus saling terhubung, perdagangan antar pulau harus semakin hidup. Konektivitas nasional tengah kita tingkatkan pembangunannya, mudah-mudahan dengan kebangkitan sektor kelautan, perikanan, dan pariwisata, di Maluku Utara ini, kita bisa memberikan lebih baik lagi, lebih banyak lagi, menyangkut konektivitas, yaitu transportasi, telekomunikasi, dan perdagangan atau logistik antar pulau. Itu yang ketiga. Mari kita sukseskan.

 

Yang keempat, atau yang terakhir, strateginya adalah kita ingin membangun sentra-sentra ekonomi yang baru. Masing-masing provinsi saya harapkan punya satu sentra yang baru, yang bisa mengangkat perkenomian provinsi itu, yang bisa mengangkat perekonomian di provinsi itu yang dengan kebijakan yang baik, bisa dialirkan ke seluruh warga masyarakat di provinsi itu.

 

Saudara-saudara,

 

Contoh, tadi disebut misalkan Morotai. Mari kita berpikir dengan cerdas. Morotai letaknya di bagian depan Indonesia, pintu gerbang kita memasuki Samudera Pasifik, juga di wilayah timur dari Asia Timur. Kalau kita melihat peta, Morotai itu bisa tidak terlalu jauh dari Vietnam, dari Hong Kong, dari Tiongkok, dari Taiwan, dari Jepang, dari Korea, dan sebagainya. Dan juga perlintasan ke arah Australia dan Selandia Baru.

 

Kalau kita berpikir strategis, mari kita bikin sesuatu di Maluku Utara, tadi disebut-sebut Morotai, sehingga itu menjadi bagian dari pergerakan perekonomian di Pasifik ataupun di wilayah Asia Timur. Saya suatu saat akan datang ke Morotai, saya ingin melihat langsung, apanya yang bisa dikembangkan. Menteri Kelautan dan Perikanan sudah mengajukan kepada saya semacam blue print, atau cetak biru, atau master plan kira-kira di Morotai dan sekitarnya itu bisa dikembangkan untuk apa? Untuk perikanan, untuk wisata, untuk perdagangan, untuk jasa-jasa perekonomian yang lain, silakan dikembangkan, direncanakan secara matang. Setelah matang, baru kita lakukan pembangunan dengan sungguh-sungguh.

 

Banyak cerita, negara lain, atau negara kita sendiri, terlalu cepat ingin memajukan suatu daerah, perencanaannya kurang, persiapannya kurang, akhirnya hidup segan mati tak hendak. Kita tidak ingin Morotai seperti itu. Sekali kita luncurkan nanti sebagai sebuah sentra ekonomi yang baru, harapan kita terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu rencanakan dengan baik, saya akan cek langsung nanti. Dan ketika kita sepakat akan kita kembangkan seperti apa, maka akan kita kembangkan.

 

Dengan empat strategi itu, saya yakin Saudara-saudara, bagian timur Indonesia akan lebih cepat untuk tumbuh. Sebagian dari bagian timur Indonesia sudah maju, sebagian belum. Bagian barat pun juga demikian. Jangan dikira Indonesia bagian barat itu semuanya sudah maju. Kampung saya, di Kabupaten Pacitan itu belum maju, padahal di tanah Jawa. Jadi jangan menganggap "wah, ini pasti yang barat serba maju, yang timur tidak." Tidak begitu, baik di barat, tengah maupun timur ada yang mesti kita percepat karena itu termasuk daerah tertinggal.

 

Kalau pemerintah memikirkan semuanya, itu namanya adil. Maluku Utara saya tahu masih banyak yang tertinggal, belum ditambah konflik kemarin, maka tugas kita adalah melakukan percepatan dan peningkatan pembangunan itu.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah pesan, harapan, dan ajakan saya. Dan yang terakhir, begini. Baru saja dilaksanakan Sail Banda yang kita pusatkan di Kota Ambon. Mendatangkan banyak sekali peserta dari dalam dan luar negeri, dan ternyata menggerakkan perekonomian Maluku. Saya ingin, dengan memohon ridlo Allah SWT, dua tahun lagi kita laksanakan Sail di Maluku Utara. Namanya Sail Morotai, tetapi sesungguhnya yang akan kita kembangkan Maluku Utara secara keseluruhan. Saya sudah menugasi para menteri, nanti bersama gubernur, bupati, walikota, DPRD, semua mari kita rencanakan dengan baik agar sukses dan mengangkat kemajuan Maluku Utara ini.

 

Itulah Saudara-saudara,

 

Dan akhirnya, dengan terlebih dahulu memohon ridlo Allah SWT dan dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, pemindahan ibukota dari ibukota sementara Ternate ke ibukota Sofifi, beserta prasarana dan sarananya, saya resmikan pelaksanaannya. Sekian, terima kasih.

 

 

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.  Â