Sambutan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna Bidang Ekonomi, Jakarta, 13 Desember 2011

 
bagikan berita ke :

Selasa, 13 Desember 2011
Di baca 1042 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA SIDANG KABINET PARIPURNA

DI BIDANG EKONOMI,

KHUSUSNYA IMPLEMENTASI DARI MP3EI

DI ISTANA NEGARA, JAKARTA,

PADA TANGGAL 13 DESEMBER 2011

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Saudara Wakil Presiden, pimpinan dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, para Menteri dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Komite Ekonomi Nasional, hadirin peserta Sidang Kabinet sekalian yang saya hormati.

 

Sidang kita siang hari ini akan mengacarakan pembahasan permasalahan di bidang ekonomi, khususnya implementasi dari MP3EI, utamanya mengatasi Bottlenecking dan sekaligus upaya untuk meningkatkan Sistem Logistik Nasional yang lebih efisien dan lebih baik. Namun sebelum kita memasuki agenda Sidang itu, saya ingin memberikan beberapa pengantar untuk menjadi pemikiran kita semua. Sering saya sampaikan pada tingkat kita Saudara-saudara, tingkat Kabinet dan pemerintahan nasional, sebelum kita mengambil keputusan, menetapkan  kebijakan, dan menjalankan sejumlah tindakan pada tingkat nasional dalam hal ini di bidang perekonomian, selalulah kita memahami konteks yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi dunia, ekonomi kawasan maupun ekonomi kita, ekonomi domestik. Dan sekaligus harus selalu berorientasi tujuan apa yang hendak kita capai, goal nya apa? Atau hasil seperti apa yang diharapkan? Dengan ditetapkan keputusan, kebijakan, dan dilakukan tindakan itu. 

 

Oleh karena itu saya tetap mengajak Saudara memahami perkembangan perekonomian global terkini. Sebagaimana kita ikuti bersama situasi di Eropa, belum benar-benar mendatangkan sesuatu yang menjanjikan. Ketidakpastian masih tinggi, kemudian proses politik yang terjadi di Eropa, yang berjalan sedemikian rupa juga menimbulkan masalah-masalah sendiri.

 

Oleh karena itu, sebagaimana yang terjadi 3, 4 tahun yang lalu, tetaplah kita harus berjaga-jaga dan melakukan semua antisipasi, termasuk Policy Response yang kita siapkan mengingat dinamika dan perkembangan ekonomi dunia sekarang ini, terutama apa yang terjadi di kawasan Uni Eropa. Dengan demikian kalau kita melihat dinamika dan perkembangan situasi itu, sekarangpun kita rasakan masih bergejolak misalnya pasar modal, nilai tukar, komoditas tertentu seperti harga minyak, dan lain-lain, maka apa yang kita lakukan sekarang ini, apalagi kalau kita ingin betul-betul selamat dari pengaruh atau dampak perekonomian global ini, kita ingin betul-betul bertahan dan terus tumbuh perekonomian kita, maka mari kita pastikan yang kita lakukan sekarang dan tiga tahun mendatang ini disamping untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah kita tetapkan sendiri untuk pertumbuhan, lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, dan lain-lain, maka sekaligus kita sudah bisa mengantisipasi, sudah bisa merespon dan sudah bisa mengelola atau meminimalisasi dampak dari perekonomian global itu. Selalulah kita berangkat dari pikiran-pikiran dan pandangan-pandangan strategis seperti itu, sehingga kalau yang kita kelola ekonomi tingkat nasional, tingkat negara yang besar, kita terhindar dari pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan yang tidak tepat.

 

Saudara-saudara,

 

Hari ini topik utamanya adalah sebenarnya implementasi MP3EI, pastikan semuanya berjalan sesuai rencana, dan kemudian sekaligus kita mulai untuk membikin Logistik Nasional kita ini makin efisien.  Saya ingin bercerita, saudara juga punya cerita, bukan rahasia lagi harga barang, harga komoditas di wilayah-wilayah tertentu itu sangat mahal bahkan di Indonesia bagian timur atau bagian timur Indonesia ataupun tempat-tempat tertentu bahkan ada yang bilang dulu katanya lebih murah membeli komoditas tertentu dari Negara sahabat dibandingkan wilayah kita sendiri, karena regulasi barangkali, karena infrastruktur, karena transportasi, satu dan lain hal, ini tidak boleh terus terjadi, harus ada langkah nyata dan harus bisa kita ukur hasilnya, kemajuannya.

 

Mari kita satukan membangun infrastruktur dan konektivitas dalam kaitan MP3EI, dengan keperluan kita membikin sistem logistik kita makin efisien, makin credible, dan kemudian rakyat kita dimanapun mereka berada, itu bisa membeli barang dan jasa, ya, dengan tentunya secara terjangkau. Kalaupun ada perbedaan karena ongkos transportasi, ongkos jasa yang lain, itu rasional, bukannya tidak rasional sebagaimana yang masih terjadi di beberapa tempat di negeri kita ini. Oleh karena itu, nanti ketika kita mendengarkan laporan dari Menko Perekonomian dan jajarannya, mari kita kembalikan, mari kita pastikan sekaligus bahwa pencapaian sasaran-sasaran MP3EI pembangunan infrasruktur, konektifitas, transportasi, regulasinya itu mengarah kepada not only growth atau pertumbuhan ekonomi di sektor riil, di wilayah-wilayah tapi juga membikin baiknya system logistik nasional kita. Itu yang akan kita tuju dan kita lakukan.

 

Saudara-saudara,

 

Saya ingin menambahkan hal-hal penting yang untuk kita betul-betul pedomani dan jalankan. Saudara tahu, MP3EI itu proyek besar, yang Insya Allah kalau kita bisa jalankan dengan baik hasilnya dan manfaatnya juga akan sangat besar. Jangan ragu-ragu tentang itu. Tetapi memang diperlukan investasi, diperlukan penggunaan modal, diperlukan anggaran kalau itu menyangkut apa yang menjadi kewajiban Negara atau kewajiban pemerintah. Kita sudah hitung komposisi atau seberapa yang bisa menggunakan anggaran Negara, anggaran pemerintah. Berapa yang patutnya dikontribusikan oleh BUMN kita? Dan berapa pula yang harus dibiayai oleh investasi swasta baik dalam maupun luar negeri? Kita sudah punya rencana, kita sudah mendengar komitmennya, retreat-retreatpun sudah kita laksanakan, dihadiri oleh para gubernur juga, dengan demikian sebetulnya kalau semua itu bisa kita jalankan akan bagus sekali.

 

Saya punya penglihatan, satu, anggaran untuk pembangunan infrastruktur atau belanja modal di APBN kita masih tetap terlalu rendah. Saya berharap dalam APBNP nanti, kalau ada sisa-sisa anggaran, jangan digunakan yang lain-lain, kecuali diutamakan untuk belanja modal dan pembangunan infrastruktur. Tahun 2013 dan 2014, saya ingin jauh lebih besar sehingga lebih masuk akal, berkali-kali saya katakan, marilah kita kurangi, kita pangkas biaya-biaya rutin yang sebenarnya bisa kita hemat. Tiga hari yang lalu saya berada di Semarang, saya bertemu dengan semua Gubernur, termasuk banyak Bupati dan Walikota.  Mereka menyarankan kepada saya agar anggaran untuk infrastruktur, untuk membikin produksi pangan kita, utamanya padi meningkat tajam, termasuk untuk biaya pembangunan irigasi dan infrastruktur di bidang pertanian yang diperlukan. Saya katakan kepada para Gubernur, Bupati, dan Walikota. Saya setuju bahwa kita harus lebih banyak mengalokasikan untuk pembangunan itu. Maukah Saudara bersama-sama menghemat biaya rutin, mengurangi ongkos add cost, mengurangi biaya yang sebenarnya sangat bisa kita efisienkan, mereka menjawab serentak, mau.

 

Kalau memang sama-sama mau, maka porsi pembangunan infrastruktur, pembiayaannya maksud saya, baik di APBN maupun di APBD makin baik. Saya berharap, ini dijalankan betul, dikontrol betul dan saya dibantu Wapres akan melihat langsung dalam APBNP nanti berapa. Kita punya anggaran pembangunan infrastruktur dan juga untuk belanja modal. Demikian juga untuk tahun 2013-2014 yang kita bisa rancang lebih awal, kita bisa pesan sejak awal, perhatikan itu. Yang kedua, Saudara-saudara saya juga melihat penyerapan belanja modal di APBN kita juga masih belum, sebagaimana yang kita harapkan. Saya tahu ada sejumlah alasan, dan kalau sudah tahu biang keladinya A, B, C, mari kita hilangkan A,B,C-nya itu, jangan terulang terus setiap akhir tahun saya lihat ada yang sudah dari sisa anggaran. The lost opportunity, harusnya pertumbuhan kita barangkali mendekati 7% dalam situasi dunia seperti ini. Suatu kekuatan, suatu achievement, yang luar biasa, itu tergerogoti karena tidak semua bisa dibelanjakan dengan baik, terutama belanja modal. Salah satu alasan saya mendengar regulasinya, aturannya, berbelit-belit, bertele-tele, sehingga dengan demikian terlambat mencairkan atau sulit dicairkan. Kalau itu betul, saya belum melihat one by one,  kalau itu betul, mari kita bikin betul regulasinya. Mengingat penyimpangan harus kita cegah, korupsi harus kita hindari, tapi jangan sampai kita membikin aturan akhirnya menghambat, mengunci, membikin segalanya tidak mengalir.  Bukan itu yang kita tuju. Tetap tidak ada penyimpangan, tidak ada korupsi, itu harga mati. Yang ketiga, sedemikian rupa regulasi, mekanisme dan proses itu juga bisa dijalankan, jadi tidak merugi. Bayangkan Saudara, cari negara, negara yang size ekonominya besar, yang DGB nya di atas 5 milyar US$. Cari sekarang yang ekonominya tumbuh di atas 5%, bisa dihitung dengan jari. Kita disitu, potensi kita ada, revenue kita meningkat, tetapi kalau spending-nya tidak tepat, kita merugi sendiri.

 

Ini yang saya minta perhatian dengan sungguh-sungguh, kalau mau berhasil MP3EI kita pro aktivitas kita, sistem logistik nasional kita, maka erat kaitannya dengan pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur sangat berkaitan dengan investasi dan capital atau modal yang diperlukan. Dan disitu pemerintah harus mengambil peran semestinya, jangan hanya dipinggir-pinggir. Yang keempat, segala sesuatunya di bottlenecking, melancarkan secara cepat, itu juga perlu regulasi, yang cepat, yang tepat, dan juga pengelolaan yang baik. Saya kira itu pengantar saya, dan setelah ini disampaikan nanti kepada Menteri terkait untuk menyampaikan laporan dan presentasinya.

 

Terima kasih.

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Asisten Deputi Naskah dan  Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI

Â