Sambutan Presiden RI pada Silaturahmi dengan WNI, di KBRI Manila, tgl 9 Feb 2015

 
bagikan berita ke :

Senin, 09 Februari 2015
Di baca 1173 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

SILATUAHMI DENGAN WARGA NEGARA INDONESIA

DI KBRI MANILA

TANGGAL 9 FEBRUARI 2015

 

 

Dubes RI:

Yang lalu itu Pak hanya 90% yang memilih Bapak, sekarang 100% yang memilih Bapak. Hal ini kami sampaikan mengingat masyarakat Indonesia sendiri sangat, sangat mengikuti perkembangan. Mungkin untuk masalah Indonesia kami laporkan, tadi malam di lift begitu naik lift ada orang Korea, orang Korea dia tahu karena Bapak pakai  batik-Ibu pakai  batik, dia kasih kartu nama saya orang Korea dan saya sangat tahu terhadap your President, orang Korea Pak, bukan orang, apalagi orang, orang Indonesia. Tetapi yang, yang  paling komplit Presiden Ramos adalah Presiden yang sangat disayangi juga oleh masyarakat Philipina, mantan Presiden, saya berkesempatan dengan beliau beberapa kali bermain golf, berdiskusi,  dan saya kira beliau setiap minggu menulis di buletin Manila, salah satu koran yang terbesar di Manila, tiap minggu kemudian terakhir beliau menyampaikan bahwa apakah pada pemilihan 2016 nanti di Manila, di Philipina, Philipina akan mempunyai presiden seperti Jokowi yang no but no ........................ saya kira Presiden Phlipina pun memberi ..............kepada Bapak Presiden  kita, pada kesempatan yang langka ini kami menginginkan Bapak Presiden untuk bisa menyampaikan pesan-pesan bagi kita yang ada disini, terima kasih.

 

Presiden:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya.

Seluruh menteri, pak dubes, juga Pak Menteri Transportasi Philipin yang juga hadir.

 

Saya kenalkan dulu karena menterinya mungkin ada yang belum kenal, Pak Sofjan Jalil Menteri Koordinator Ekonomi, Ibu Menteri Luar Negeri, Bapak Menteri Perdagangan Pak Rahmat Gobel, Pak Menteri Tenaga Kerja Pak Hanif, disampingnya Pak Menteri Transportasi Philipin, kemudian Pak Anis dah kenal semua kan, Pak Anang ini Kepala BNN ngurus Narkoba, Narkotika, kemudian Bapak Gubernur Lemhannas, kemudian ini Pak Nusron itu Kepala BNP2TKI urusan TKI.

 

Pagi hari ini saya sangat berbahagia sekali bisa bertemu dengan seluruh Warga Negara Indonesia yang berada di Philipin, yang berada di Manila. Saya lihat beda, beda karena disini banyak pelajar, banyak rohaniawannya, ada juga pekerjanya tapi lebih banyak pelajarnya. Dan kemarin waktu ke Malaysia banyak sekali masalah, ribuan masalah, karena banyak yang masuk ke Malaysia totalnya ada 2,3 yang 1,2 juta itu ilegal, moga-moga yang disini legal semuanya.

 

Memang problemnya yang di Malaysia terlalu banyak, banyak sekali ada yang urusan, urusan kecil-kecil, urusan sedang-sedang, dan urusan besar-besar. Des bantu saya titip pada kesempatan yang baik ini kita semuanya menjaga nama baik bangsa, negara. Jangan ya pak, ya pak, bener lho, bener ya. Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, silahkan kalau ada hal yang ingin ditanyakan.

 

Presiden:

Hm maju, satu-satu.

 

Penanya:

Assalamualaikan Pak,

 

Presiden:

Walaikumssalam

 

Penanya:

Perkenalkan Pak saya Widyaningsih Pak, panggil saja Widi, saya dari Klaten Pak tetanggane njenengan. Maaf, ini saya disini mewakili, mumpung ada Menteri Pendidikan dan ada juga Kepala BNP2TKI, yang pertama, saya disini sebagai seorang pelajar, yang kedua juga seorang perawat, ok. Yang pertama dulu untuk masalah pendidikan, kami berduapuluh Pak satu angkatan, itu mendapatkan, mendapatkan Bea Siswa Afirmasi Luar Negeri, nah ini saya mewakili dari teman-teman semuanya karena merasakan begitu besar manfaatnya dari Program Afirmasi Bea Siswa ini, out side ya pak ya? Sehingga saya memohon Pak untuk program Bea Siswa Afirmasi ini untuk diteruskan Pak, karena memang benar-benar ini sangat membantu untuk khususnya dosen yang ada di swasta. Karena kalau Bapak, dari data yang ada khususnya dosen keperawatan itu masih banyak yang belum bisa meneruskan S2. Nah jadi dengan adanya program ini, program Afirmasi ini kami benar-benar merasakan merasakan manfaatnya. Temen-temen Afirmasi allohuma amin.

 

Presiden:

Bentar-bentar, jadi program Afirmasi itu seperti apa? Cerita!

 

Penanya 1:

Ok, program Afirmasi itu, jadi begini Pak, saya ceritakan dari awal ya Pak ya. Lha Pak Jokowi ingin cerita dari awal kok, yang namanya program Afirmasi itu, jadi dari PPNI, pengurusnya PPNI Jawa Tengah itu mengadakan kerja sama dengan Dikti, STIKES dan juga mengadakan kerja sama dengan Dikti, nah dari situ, dari program itu akhirnya ditawarkan ke Philipin, akhirnya keja sama dengan beberapa universitas yang ada di Philipin untuk memfasilitasi dari para dosen-dosen yang ingin meneruskan ke program S2 dengan berbagai macam syarat yang pasti TOEFL atau IELTS dan juga ada tes wawancara dengan pihak Dikti. Nah, akhirnya total keseluruhan itu ada sekitar seratusan, seratusan dosen yang terdaftar, tapi yang terekrut itu hanya dua puluh itu, meskipun hanya dua puluh kami bener-bener bisa merasakan manfaatnya dari program ini Pak. Jadi dari pihak-pihak universitas yang ada disini itu benar-benar memfasilitasi kita.

Nah, permasalahannya adalah dari dosen yang ada di Indonesia adalah masalah dana Pak, nah akhirnya dari STIKES itu menggandeng dari Dikti yang program beasiswa luar negeri tersebut akhirnya dibentuklah yang namanya Program Afirmasi Bea Siswa Luar Negeri. Nah, tapi program ini sampai tahun ini belum ada masa kelanjutannya, jadi baru hanya ada satu saja itupun hanya dua puluh orang.

 

Presiden:

Ya oke nanti saya urus, dah

 

Penanya:

Gitu ya Pak ya.

 

Presiden:

Baik, dah cukup

 

Penanya 2:

Terima kasih Pak Jokowi, nama saya Muhammad Asril Puyum biasa dipanggil Asim, saya perwakilan dari PPIN, saya kuliah di La Salle jurusan Tehnik Mesin bea siswanya dari JICA Jepang.

Yang ingin saya tanyakan sederhana saja Pak, kami disini sudah berusaha untuk memperoleh ilmu di sini dan apa yang bisa kami sumbangkan untuk Indonesia, yang bentuk konkritnya, karena kita beberapa kali kita disini dengan temen-temen kita ada sedikit kebimbangan bahwa kita akan lebih mendapatkan job yang lebih bagus di sini atau di luar negeri dari pada kembali ke Indonesia, terima kasih.

 

Presiden:

Silahkan, itu belakang, ini-ini, ya

 

Penanya 3:

Selamat pagi Pak Presiden, saya Susana Suryadi, dokter, lulusan UGM saya sedang ambil spesialis leukimia, yang ingin saya tanyakan adalah masalah program, saya dengar akan ada perdagangan bebas, bagaimana perlindungan dari pemerintah terhadap dokter Indonesia dan juga tentang nasib kami yang sedang ambil spesialisasi ini setelah kami pulang saya harap tidak ada perubahan peraturan jika kami bisa praktek di Indonesia.

 

Presiden:

Ya, lagi ya ini.

 

Penanya 4:

Slamat pagi Pak Jokowi, slamat datang di Manila, nama saya ..........., saya hanya ibu rumah tangga biasa tapi pertanyaanya simpel saja, sebenarnya perta, saya disini sudah dua belas tahun pertanyaan saya apakah Bapak setuju dengan, dengan apa namanya kegandaan warga negara, yang warga negara RI dan warga negara asing. Apalagi kita-kita yang, terutama ibu-ibu yang punya suami orang asing ya kan ibu-ibu dan juga bagi, seperti saya sudah dua belas tahun, apakah Bapak setuju dengan wacana seperti itu, karena anak saya juga yang sekarang berwarga negara Indonesia kemungkinan juga mungkin kalau umpamanya akan, kalau ada kewarganegaraan ganda maka itu akan lebih menguntungkan lagi bagi diri saya jadi jati diri Indonesia itu tetap. Terima kasih Pak.

 

Presiden:

Akan saya jawab, satu-satu dulu. Tadi yang pertama mengenai keperawatan. Karena memang dinilai bermanfaat ya tentu saja akan diteruskan, pertama. Yang kedua tadi mengenai masalah pekerjaan. Perlu Bapak-Ibu dan Saudara-saudara ketahui ekonomi kita sekarang ini tahun dua ribu empat belas, itu melambat jadi 5,1 persen, 5,1 persen kita akan turun terus agar dalam 2-3 tahun ini bisa naik dan mencapai 7%, kalau bisa di atas 7%. Kita yakin lapangan pekerjaan akan terbuka sangat besar sekali. Oleh sebab itu tentu saja SDM-SDM kita yang belajar di luar itu jangan tinggal dan tidak pulang, harus pulang, itulah, karena tahun ini akan dimulai pembangunan infrastruktur tol trans Sumatra, kereta api trans Sumatra, ada dua puluh empat pelabuhan besar yang akan dibangun, air portnya kurang lebih juga dua puluhan, akan dimulai semuanya dan itu akan memberikan ........... pada 2 sampai 3 tahun yang akan datang kalau tidak ada faktor-faktor eksternal yang menggoncang, yang melalui saya meyakini kita akan bisa tumbuh di atas 7% saya yakin itu, karena seperti tahun ini negara-negara yang lain semuanya menurunkan pertumbuhan ekonomi Cina turunkan dari 7 menjadi enam koma, yang lain disekitar kita juga sama diturunkan, kita justru menaikkan dari 5,1 target kita tahun ini bisa 5,7, tahun depan akan naik lagi menjadi menjadi enam koma, enam, enam setengah dan tahun depannya lagi juga di atas itu, ini memang sebuah target ambisius tetapi juga ada kalkulasinya asalkan semuanya bekerja keras untuk mendorong ekonomi kita, saya meyakini pertumbuhan ekonomi itu akan bisa kita pegang. Oleh sebab itu jangan ada yang pesimis, bekerja itu harus optimis, begitu juga memimpin negara juga, meskipun permasalahannya banyak, problemnya banyak sekali tapi harus meyakini bahwa kita optimis bisa melakukan itu. Kemudian, bagian dokter tadi ya pulang, pulang nggak ada aturan yang baru-baru lagi, bisa pulang tentu saja bisa bekerja lagi. Dan yang terakhir mengenai warga negara ganda biar yang menjawab Bu Menteri Luar Negeri karena dimana-mana juga pertanyaan ini selalu ada. Baik kemaren waktu di Australi ada, di Korea juga ada, di Cina juga ada, tolong Bu Menteri.

 

Menteri Luar Negeri:

Terima kasih Bapak Presiden, Ibu-Bapak sekalian mengenai masalah dwi kewarganegaraan, memang ini muncul pada saat acara pulang kampung widyaiswara Indonesia pada tahun 2014. Jadi kita sejak saat itu kita membentuk suatu boarding untuk masalah keimigrasian yang antara lain menjajagi mengenai kemungkinan diberlakukannya dwi kewarganegaraan. Nah dari titik Agustus 2013, empat belas mohon maaf, dari titik Agustus 2013 sekarang sedang dilakukan kejian akademik mengenai positif/negatifnya kita memiliki dwi kewarganegaraan, untuk tahun 2014 kemaren widyaiswara Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Hukum dan HAM melakukan diseminasi di lima universitas di seluruh Indonesia dan sekarang sedang di godok oleh Kementerian Hukum dan HAM. Juga seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden bahwa suara ini sudah kita terima setiap Bapak Presiden berkunjung ke semua negara, terakhir ada di Busan dan pada saat ini Dirjen dari Kementerian Hukum dan HAM juga sudah menjelaskan jadi .......... sudah muncul, sedang dikaji dan sekarang sedang dilakukan pengkajian lebih dalam oleh Kementerian Hukum dan HAM. Tapi yang jelas adalah disatu titik mati sudah kita lakukan dalam konteks memproteksi anak-anak dari hasil pernikahan campuran dengan warga negara, asing yang mereka memiliki dwi kewarganegaraan terbatas sampai usia delapan belas tahun atau mereka yang sudah menikah. Jadi memang pada suatu titik anak-anak itu harus memilih kewarganegaraan. Jadi saya kira itu informasi update yang bisa saya berikan, terima kasih.

 

Penanya 5:

Saya Romo Lucas Sembiring Bapak, saya tugasnya di Papua Nugini, jadi saya datang sekolah, saya orang Flores, saya bukan bertanya Pak hanya memberikan kekuatan bahwa ketika membaca begitu banyak persoalan di Indonesia saya itu prihatin, tapi yang setelah mendengar Bapak ngomong tadi saya optimis bahwa di tangan Bapak bahwa bisa menyelesaikan semua persoalan yang ada. Dan saya yakin dengan keyakinan Bapak juga bahwa Dia yang di atas tidak akan tinggal diam, Dia akan memantau Bapak untuk menyelesaikan segala persoalan yang ada sehingga kami yang keluar juga, karena saya sudah keluar Indonesia 13 tahun yang lalu, jadi kembali hanya liburan saja, di Jerman, kemudian di Papua Nugini, saya bangga sebagai orang Indonesia dan kemana-mana kalau orang bertanya kamu orang Philipina saya bilang tidak saya orang Indonesia. Saya bangga sebagai orang Indonesia. Jadi sekali lagi saya optimis di tangan Bapak Jokowi dan Bapak Yusuf Kalla Indonesia akan semakin bertambah, terima kasih.

 

Penanya 6:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat pagi Pak Jokowi, saya akan membuka rahasia saya Pak, nama saya Guntur Subiyakto, kita bertetangga, saya dulu adik kelasnya waktu di SD Tirtoyoso. Jadi kalau Pak Jokowi atau Mas Jokowi ini murid kesayangannya Bu Wardoyo saya termasuk murid yang agak dibenci Pak, karena saya gampang sekali bosan kalau gurunya nggak menarik, walaupun saya juara terus tapi Bu Wardoyo mempunyai kesan yang tersendiri buat saya. Saya meninggalkan Jakarta dari sejak sembilan puluh dua kerja dan kuliah di UK sampai 2004, sejak 2004 sampai sekarang bekerja sebagai Senior Economic di Asia Development Bank, Bank Pembangunan Asia. Saya mewakili Pak Bima yang kebetulan tidak bisa datang hari ini, Country Director, kebetulan beliau sedang memimpin rapat yang sudah direncanakan sejak lama, kemarin sore kami membicarakan supaya kita bisa datang menyampaikan ................ intinya begini Pak kami, semua sangat mendukung Pak Jokowi sebagai wakil dari midle class, wakil dari orang-orang yang ingin melihat Indonesia itu maju. Pak Jokowi secara global sudah dinilai sebagai a new from Indonesia. Jadi dukungan kita kepada kiprah Pak Jokowi itu mohon jangan diragukan lagi Pak. Itu kita bener-bener berharap, nah karena kita berharap sangat banyak dengan Pak Jokowi maka kita takut, takut kalau sampai seandainya Pak Jokowi itu nggak berhasil karena itu harganya akan sangat tinggi sekali menurut kami, kalau sampai Pak Jokowi tidak berhasil. Jadi saya mohon kepercayaan masyarakat luas dikalangan terdidik, dikalangan midle class itu mohon digunakan untuk semangat lebih lanjut lagi Pak jangan ragu-ragu ambil keputusan yang tegas, jangan menunda-nunda keputusan yang harus dilakukan karena keputusan tegas itu perlu dan kalau waktu, kadang-kadang kita nggak punya waktu Pak, jadi gebrakan-gebrakan yang sudah Pak Jokowi sudah lakukan waktu revolusi mental, kemudian pemilihan menteri yang bagus sekali, kemudian subsidi, penggunaan subsidi segala semuanya itu kita perhatian semua dan kita sangat mendukung Pak. Rumah saya dulu di Gondang Pak saya bersebelahan dengan pak Gunduk, tahu kan mas Gunduk, rumah saya gandeng dengan mas Gunduk. Terima kasih Pak ya.

 

Presiden:

Perlu beberapa hal saya sampaikan seperti tadi disampaikan adik kelas saya di SD.

Jadi begini memang ada hal yang bisa cepat kita putuskan seperti saat keputusan kita mengalihkan subsidi BBM, hanya dalam waktu kurang dari satu bulan setelah saya dilantik, saya putuskan untuk subsidi BBM itu kita potong, kenapa kita lakukan itu? Karena ruang fiskal untuk pembangunan itu dapat dikatakan tidak ada karena semuanya dipakai untuk subsidi BBM. Dan subsidi BBM itu 82% yang menikmati adalah yang punya mobil. Subsidinya kurang lebih hampir 300 triliun, 300 triliun sangat besar sekali, kalau itu dimanfaatkan untuk, untuk membuat kereta api saja diseluruh Indonesia hanya butuh duit 360 triliun jadi 2 tahun sudah rampung kalau itu dipakai, untuk membuat jalan tol itu 1 Km hanya 80 milyar berarti itu kalau dijadikan jalan tol tinggal dikalikan sepuluh ada tiga ribu kilometer yang bisa kita bangun. Saat saya akan memutuskan itu banyak yang menyampaikan ke saya "Pak hati-hati" kalau itu Bapak memotong subsidi BBM popularitas Bapak akan hilang dan anjlok, saya sampaikan, saya bekerja bukan untuk pupularitas, saya bekerja kalau itu saya yakin itu betul pasti akan saya lakukan, sudah langsung saya putuskan saat itu. Dan yang kedua waktu hukuman mati narkoba juga sama begitu itu grasi tidak saya berikan satu pun, desakan dari berbagai internasional, desakan dari LSM, desakan dari negara-negara yang lain juga sama kepada saya langsung, telepon juga, lewat surat juga. Tapi saya sampaikan kepada mereka setiap hari di Indonesia 50 orang mati gara-gara narkoba, setiap hari, tanya Pak Kepala BNN, ada disini, berarti kalau setahun 18.000 orang mati setahun, 18.000 orang, yang direhab  empat koma, empat setengah juta yang masih bisa direhabilitasi yang tidak bisa direhabilitasi satu koma dua, bayangkan, saya nggak mau, saya sampaikan ini sudah darurat. Oleh sebab itu harus ada efek jera. Dan kita putuskan hukuman mati itu dilaksanakan, tetapi eksekutornya bukan Presiden. Yang memutuskan hukuman mati itu pengadilan, tolong dibedakan. Dan yang terakhir masalah, ini masalah KPK dan Polri. Kenapa tidak bisa cepat diputuskan. Bapak-Ibu dan Saudara-saudara semua itu juga ada kalkulasinya ada hitung-hitungannya. Ini adalah area politik, ini adalah wilayah hukum.................. kalau cara menyelesaikannya langsung gebrak, sekali keliru resikonya besar sekali, ini ditambah lagi, pada saat ini ada masalah, Kapolri, KPK ada masalah, APBN perubahan juga baru masuk ke Dewan, ini bisa komplikasinya kemana-mana. Oleh sebab itu saya, saya harus hati-hati dalam hal ini, menyangkut politik, menyangkut hukum, menyangkut APBN yang baru, semuanya berjalan disitu semuanya dalam waktu yang sama tetapi Insya Allah minggu ini saya selesaiakan rampung, kerja rampung. Biasanya, itung-itungannya taimingnya minggu ini, selesai, selesai jadi apa karena saya memang tidak, saya tidak terbebani apa-apa, yang juga tahu saya juga tidak tersandera oleh masalah-masalah apapun, masa lalu sehingga saya memutuskan tanpa beban. Dah stop, dah tanpa beban. Itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Mohon doa restu seluruh warga negara yang ada di Philipin semoga bangsa kita menjadi bangsa yang bermartabat, disegani negara-negara yang lain. Dan saya selalu minta memang di setiap metting, di setiap konferensi apapun di luar selalu saya minta, seperti kemaren di APEC juga, kita ini negara besar jadi saya enggak mau duduk dipinggirkan, saya pingin semua, Indonesia sebagai negara besar harus duduk juga dengan negara-negara besar yang lain. Sehingga waktu APEC, waktu APEC, itu Bapak-Ibu lihat semuanya ya, disini ada .............. di sini ada Presiden Xi Jinping Cina, disini ada Presiden Jokowi, di sini, di sini ada Presiden Obama selalu karena kita minta jangan sampai, nggak mau kita sebagai negara besar di suruh duduk di sebelah pojok nggak mau, begitu, ini sebuah kebanggaan negara yang harus terus kita tunjukkan. Terima kasih.

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI