Sambutan Silaturahmi dan Buka Bersama

 
bagikan berita ke :

Kamis, 04 Oktober 2007
Di baca 1239 kali

Sambutan Silaturahmi dan Buka Bersama Menteri KIB, Pejabat Tinggi Negara, Ormas, Ulama, Cendekiawan, Tokoh Masyarakat, dan Pemred Media Nasional

TRANSKRIPSI
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
SILATURAHMI DAN BUKA PUASA BERSAMA DENGAN MENTERI KABINET INDONESIA BERSATU, PEJABAT TINGGI NEGARA DEPARTEMEN DAN NON DEPARTEMEN, ORGANISASI MASYARAKAT, ULAMA, CENDEKIAWAN, TOKOH MASYARAKAT, DAN PEMIMPIN REDAKSI MEDIA NASIONAL INDONESIA
ISTANA NEGARA, 4 OKTOBER 2007

 

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia beserta Ibu, para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara,
Yang mulia para Duta Besar Negara-negara Sahabat, para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu, para Pimpinan Organisasi Politik dan Organisasi Kemasyarakatan, para Ulama, para Cendikiawan, para Tokoh Masyarakat,

Hadirin dan hadirat sekalian yang dimuliakan Allah,
Pada kesempatan yang baik dan Insya Allah penuh berkah ini, saya mengajak hadirin dan hadirat sekalian untuk sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena disamping kepada kita masih diberi kekuatan dan kesehatan melanjutkan ibadah kita, karya kita, dan tugas serta pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta, kita juga masih diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan ini, semoga ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

Pertama-tama, saya menyambut baik dan mengucapkan selamat atas diterbitkannya Ensiklopedia Al-Qur’an yang secara simbolis tadi telah diserahkan oleh Bapak Prof. Dr. Quraish Shihab kepada saya. Kita berharap Ensiklopedia Al-Qur’an yang ditulis oleh para ulama, oleh para ahli Al-Qur’an ini, benar-benar dapat bermanfaat bagi kita semua, bagi masyarakat untuk dapat lebih mendalami tentang mukjizat, tentang kandungan luhur dari Al-Qur’an yang menembus batas waktu, batas negara dan kebangsaan dan mudah-mudahan kita menemukan berbagai hal, menyangkut tuntunan hidup dan kehidupan kita di dunia dan di akhirat dan sekaligus mendapatkan jawaban atau solusi dari permasalahan yang kita hadapi dewasa ini dan di masa yang akan datang.

Yang ingin saya garis bawahi apa yang disampaikan oleh Bapak Quraish Shihab tadi adalah agar kita terus dapat menjalin tali silaturrahim, persaudaraan, kerukunan, dan persatuan di antara kita semua. Janganlah perbedaan identitas dan posisi kita lantas menjauhkan kita satu sama lain, baik itu perbedaan dari segi agama, ras, suku, daerah, partai politik, profesi ataupun perbedaan-perbedaan yang lain, karena semua itu tidak menghalang-halangi untuk kita senantiasa dekat, rukun, bersatu untuk mengemban amanah dan tugas kita secara bersama. Islam melarang untuk kita memutus silaturahim di antara kita, justru kita dianjurkan senantiasa memperkokoh kebersamaan kita untuk menjalankan tugas bersama kita, melakukan hal-hal yang baik, yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara yang juga membangun masa depan yang lebih baik.

Hadirin-hadirat sekalian yang saya muliakan,
Dalam kesempatan yang amat baik ini, saya hanya ingin menitipkan satu harapan dan ajakan yang patut kita renungkan bersama dalam menjalankan misi bersama kita, mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara. Saya meyakini bahwa kita semua yang ada di ruangan ini adalah insan yang beriman, yang berilmu dan tentu ingin mengamalkan apa yang kita miliki untuk kebajikan bersama. Kita ketahui pula bahwa agama Islam sangat menganjurkan, bahkan dalam firman Allah, sabda Rasul maupun nasehat para ulama kepada kaum muslimin dan muslimat dimintakan untuk terus meningkatkan ilmu dan pengetahuannya, agar dengan ilmu dan pengetahuan ini kita bisa menjalankan hidup dan kehidupan kita semakin baik ke depan.

Dalam kaitan itu semua, kalau ini kita aplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita kepada kita tentunya diharapkan untuk dapat meningkatkan kualitas kita, baik sebagai manusia maupun sebagai bangsa. Pembangunan yang kita lakukan juga terus menuju ke arah peningkatan daya saing dan keunggulan manusia Indonesia, daya saing dan keunggulan bangsa Indonesia.

Dalam kaitan ini, yang penting adalah marilah kita terus membangun diri menjadi bangsa yang rasional, menjadi bangsa yang berpengetahuan luas, menjadi bangsa yang sungguh berilmu dan bisa menjawab berbagai persoalan di negeri ini dengan ilmu pengetahuan dan akal kita itu. Oleh karena itu, kita tidak ingin menjadi bangsa yang kering ilmu, dan kita ingin mengokohkan yang kita sebut dengan the power of reason, the power of positive thinking dan kekuatan akal, serta kekuatan logika hendaknya menjadi landasan kita dalam melakukan berbagai hal di negeri ini.

Krisis yang membahayakan adalah the crisis of common sense, kematian akal sehat the death of logic, kematian logika. Marilah kita padukan keimanan yang sangat dalam dengan keluasan pengetahuan kita untuk menjawab berbagai persoalan yang kita hadapi.

Saya ingin mengangkat satu, dua contoh, betapa kita memerlukan satu proses berpikir yang sungguh rasional di dalam menghadapi berbagai keadaan di negeri ini, dan lebih dari itu dalam melanjutkan transformasi dan perubahan besar yang sedang kita jalankan secara bersama. Ambillah sebuah contoh ketika kita mengahadapi berbagai bencana alam, apakah itu gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi ataupun bencana banjir, longsor dan hal-hal yang berkaitan dengan itu. Pendekatan yang patut kita lakukan adalah pendekatan keimanan, menyadari bahwa Tuhan yang Maha Kuasa-lah yang mengatur kehidupan alam semesta ini, dengan berbagai peristiwa dan dinamikanya, kokoh di situ.

Yang kedua, pendekatan pengetahuan dapat dijelaskan sebab musabab dari gempa bumi, dari tsunami, maupun letusan gunung berapi. Kalau itu kita gunakan pendekatan yang sangat rasional terbebaslah kita dari berbagai isu yang menjurus ke tahayul, mistik, sirik dan akhirnya bertentangan dengan akal sehat dan juga bertentangan dengan ajaran agama. Ini salah satu betapa pentingnya ilmu, logika, dan akal kita gunakan untuk menanggapi dan menghadapi berbagai bencana yang terjadi di negeri kita.

Contoh lain, mengapa kita perlu menggunakan kekuatan akal? Yang sungguh tinggi adalah bagaimana kita menyikapi transformasi atau reformasi nasional yang sedang kita jalankan ini. Rasulullah, Nabi Muhammad SAW pada jamannya ketika beliau mengajarkan agama kita yang waktunya lebih dari 20 tahun, membangun bangsa negara dan masyarakat waktu itu, state building, nation building, character building yang berhasil dengan baik, yang menyebabkan, yang mengakibatkan akhirnya Rasulullah menjadi the great reformist di dunia ini.

Itu semua ditempuh karena Rasulullah dan para pengikut sahabat memahami perubahan besar, selalu memerlukan waktu. Perubahan besar selalu penuh dengan tantangan, permasalahan, dan hambatan. Perubahan maha besar memerlukan kesabaran, ketegaran, kegigihan kita untuk melanjutkannya. Dan juga perubahan besar itu mesti dilaksanakan secara gradual, steady, tetapi juga balance. Dengan demikian, tidak akan menimbulkan kegoncangan yang tidak perlu. Dan di atas segalanya cara-cara yang dilakukan bagi sebuah perubahan besar bukanlah cara-cara yang radikal, cara-cara yang revolusioner, apalagi dengan cara-cara kekerasan. Pengalaman ini juga terjadi di banyak negara yang berhasil melaksanakan transformasi besar. Marilah dengan pendekatan yang rasional juga kita jalankan di negeri kita ini yang terus melakukan transformasi menuju masa depan yang lebih baik.

Baiklah yang terakhir, dengan ini semua saya mengajak Hadirin sekalian untuk terus sekali lagi di samping meningkatkan ilmu pengetahuan, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi secara bersama ini, juga saya garis bawahi yang sampaikan oleh Bapak Quraish Shihab tadi, marilah kita perkokoh kebersamaan kita, persaudaraan kita, kerukunan kita. Dengan demikian, seberat apapun tugas yang kita emban, sebesar apapun persoalan yang kita hadapi, Insya Allah dengan ridho Allah SWT akan dapat kita selesaikan dengan baik dan kita akan menuju masa depan yang lebih baik.

Demikianlah Hadirin-hadirat sekalian.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

*****


Biro Pers dan Media
Rumah Tangga Kepresidenan