SBY: Demokrasi Dapat Menyelesaikan Konflik dan Beban Sejarah

"Kami sadar, bahwa pendekatan militer saja tidak akan pernah dapat menyelesaikan masalah. Harus ada solusi politik melalui cara dialog yang persuasif," kata SBY.

Menurut Presiden, hal ini dibuktikan dengan penyelesaian masalah Aceh, setelah dilanda konflik lebih dari tiga dekade. "Alhamdulillah, dengan pendekatan win-win solution, konflik bersenjata di Aceh dapat diselesaikan secara damai dan bermartabat," SBY menjelaskan.

Bukti lainnya adalah antara Indonesia dan Timor Leste juga telah bersepakat membentuk Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP), untuk menyelesaikan berbagai permasalahan atau residual issues yang mengemuka pada tahun 1999.

Kepala Negara juga menjelaskan bahwa Indonesia dapat menangani permasalahan terorisme dengan cara yang konsisten dengan prinsip-prinsip demokrasi. "Terorisme adalah kejahatan yang extra-ordinary dan harus dicegah dan diberantas, namun upaya penanggulangan terorisme tidak boleh meniadakan nilai-nilai demokrasi dan penghormatan terhadap hak-hak kebebasan individu," SBY menegaskan.

Menurut Presiden SBY, berbagai fakta perkembangan dan dinamika yang terjadi dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia telah menghasilkan stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan rakyat yang signifikan.

Dengan demikian, lanjut SBY, dapat dikatakan bahwa demokrasi bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya. Bukan pula sesuatu yang dapat dipaksakan dari luar. "Demokrasi harus ditumbuhkan dari dalam masyarakat itu sendiri, home grown, melalui pemberian kesempatan dan ruang yang lebih luas serta pemberdayaan mereka," Presiden menekankan. "Demokrasi yang dipaksakan dari luar akan kehabisan tenaga dan daya dorongnya," tandasnya. (yun)