SBY di Manggarai : Mari Pahami Keadaan Geografi Negeri Kita

 
bagikan berita ke :

Kamis, 15 Maret 2007
Di baca 1437 kali

“Persoalan yang dihadapi negara kita besar, karena memang negara kita besar. Tuhan Maha Adil karena Indonesia adalah sebuah negara yang besar, memiliki kekayaan alam yang tidak sedikit, lautannya luas sehingga suatu saat apabila dikembangkan juga mendatangkan kesejahteraan,� ujar Presiden, yang mengenakan pakaian safari coklat muda.

Menurut Presiden SBY, besarnya wilayah dan penduduk memberikan tantangan dan permasalahan yang tidak sedikit. Misalnya, geologi atau bentuk bumi memang meniscayakan Indonesia adalah negara yang rawan bencana, seperti gempa bumi yang diikuti kadang-kadang tsunami, letusan gunung berapi, topan dan badai. “Karena memang bentuk geografi kita seperti itu,� SBY menambahkan.

Tetapi sebenarnya, lanjut Presiden, bentuk bumi Indonesia disamping menimbulkan persoalan seperti itu, juga memiliki kandungan ataupun sumberdaya alam yang besar. Apabila kita gunakan dengan baik, maka ke depan kita akan menikmati kesejahteraan yang lebih baik.

Dengan demikian, tambah Presiden, sebagai anak bangsa tidak boleh mengeluh, tidak boleh berputus asa manakala menghadapi ujian dan cobaan. "Tetapi justru anugerah yang besar itu mari kita olah, kita kelola, kita bangun bersama-sama untuk kepentingan kita dan kepentingan anak cucu kita,� kata Presiden.

Lima orang peserta tampil untuk berbicara, mewakili teman-temannya, Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Kabupaten Manggarai, Gerardus Sahas. Presiden mengucapakan terimakasih karena melalui KTNA sudah banyak membantu dan berkontribusi dalam peningkatan pembangunan di bidang pertanian dan perikanan. Presiden minta untuk terus dilakukan hal seperti itu, untuk kemajuan petani dan nelayan termasuk peternak.
.
Presiden mengatakan, dirinya merasa wajib untuk merespons apa yang disampaikan para petani dan nelayan itu. Semua keinginan akan dinilai, sehingga dapat diketahui apa yang akan direspon pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah kabupaten/kota, karena sistem pemerintahan yang kita anut sekarang ini adalah sistem desentralisasi, ujar Presiden.

Presiden menegaskan, pemberlakuan otonomi daerah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas otonomi daerah baik di bidang pertanian, kesehatan, dan bidang lainnya juga dilakukan secara bersama oleh pemerintah pusat, provinsi dan kaupaten/kota. "Dari segi anggaran, digunakan prinsip pembagian desentralisasi. Ada anggaran yang diturunkan di provinsi dan ada juga anggaran yang ditrurunkan di kabupaten/kota. Yang bisa diatasi oleh kabupaten/kota dilakukan oleh kabupaten/kota. Kalau tidak bisa diatasi kabupaten/kota maka naik satu tingkat yaitu provinsi dapat menangani, dan ada juga dilakukan oleh pemerintah pusat,� kata Presiden.

Presiden mengingatkan, negara kita sebagaimana Negara-negara lainnya tentu memiliki keterbatasan-keterbatasan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya dilakukan secara bertahap apa yang menjadi prioritasnya dan terus melakukan kajian untuk mengetahui akar masalahnya.

Karena itu, kata Presiden, "Jangan kecil hati. Sebagaimana saudara-saudara kita di tempat yang lain, di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua, sehinga kalau pun pemberian bantuan itu dilakukan secara bertahap, itu semata-mata agar seluruh Indonesia bisa diberikan secara adil, merata sehingga tidak ada satu pun daerah yang ditelantarkan." Menurut Presiden, pemerintah akan terus memberikan bantuan dengan batasan yang ditetapkan sejalan dengan kemampuan keuangan negara. “Tentunya masalah yang dialami petani dari tahun 2005, 2006 dan tahun 2007 ini dan pada tahun-tahun berikutnya akan terus mendapat perhatian,� ujar Presiden.

Presiden menjelaskan, alasan pengaturan cara-cara pemberian atau pengadaan benih, pupuk, peralatan dan lain-lain karena pemerintah ingin agar tidak ada korupsi. “Pemerintah itu ingin agar tidak ada penyimpangan atau tidak mark up harga yang dapat merugikan negara. Itulah tujuannya, pemerintah melakukan sistem pelelangan umum dengan cara tender secara terbuka,� ujar Presiden disambut tepuk tangan semua warga masyarakat dan undangan yang memadati tempat acara.

Presiden juga mengingatkan kalau keadaan penanganan bencana, pengadaan barang yang justru lebih hemat, lebih efisien dilakukan di daerah, bisa saja dilakukan. “Selama ini pengadaan benih menggunakan sistem tender. Ke depan bisa saja dilakukan oleh daerah kalau memang dinilai lebih efisien, dan dijamin tidak ada korupsi tentunya daerah bisa melakukan," tambahnya.

Sebelum memberikan sambutan dan berdialog, Presiden memberikan bantuan dengan jumlah total Rp 27,16 miliar untuk 14 kelompok tani dan nelayan se-NTT. Bantuan meliputi dana bantuan penguatan masyarakat untuk kelembagaan UMK sebesar Rp 13,7 miliar, subsidi benih rumput laut untuk pembudidayaan se-NTT sebanyak Rp 2 miliar, dua unit kapal LCT (Landing Craft Tank) untuk membuka jalur transportasi pemasaran dan distribusi hasil perikanan di wilayah pesisir dan pulau terpencil. Kemudian bantuan pasca bencana alam untuk Kabupaten Manggarai berupa pengembangan kawasan budidaya dan pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau kecil Rp 2 miliar, lima unit kapal penangkap ikan, 17 unit mobil ambulans, dan makanan pengganti untuk bayi.

Tampak mendampingi Presiden dalam kunjungannya ke NTT antara lain Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, Mentan Anton Apriyantono, Seskab Sudi Silalahi, dan dua Jubir Kepresidenan, Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal.

 

Sumber :
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/03/14/1647.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0