Sedekah untuk kebaikan sesama

 
bagikan berita ke :

Rabu, 10 Oktober 2007
Di baca 8128 kali

Oleh: Azyumardi Azra ( Direktur Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta)

Puasa ramadhan tinggal hitungan hari, dan kini kita siap-siap memasuki dan meraih hari kemenangan yang suci; Idul Fitri. Apa yang bisa kita lakukan di penghujung hari-hari Ramadhan ini? Jawabannya dapat kita temukan pada hadis Nabi Muhammad SAW, yang mengatakan, �Barangsiapa yang memberi makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, maka untuknya pahala yang sebanding dengan pahala orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa.� (HR Tirmidzi).

�Memberi� sering dikaitkan dengan bersedekah. Inilah perintah agama yang sepatutnya kita patuhi dan penuhi, apalagi pada saat kita berpuasa. Membayar sedekah termasuk juga �memberi makanan untuk berbuka puasa merupakan salah satu bentuk kepedulian dan kepekaan kita kepada sesama manusia. Sedekah semacam ini disebut shadaqah al tathawwu’, yaitu sedekah yang diberikan seseorang kepada orang lain secara spontan dan sukarela. Ada pula shadaqah al fithr, yaitu sedekah yang diberikan pada waktu dan jumlah tertentu yang disebut juga zakat fitrah.

Menunaikan sedekah berdampak positif bagi individu dan masyarakat, secara individu, mengeluarkan sedekah dapat memperkuat keimanan kita kepada Allah. Perintah bersedekah memang dimaksudkan menguji tingkat keimanan kita. Seorang hamba yanag memiliki harta kekayaan berlimpah biasanya merasa berat untuk mengeluarkan sebagian harta sekalipun jumlahnya sangat sedikit, apalagi harta tersebut sangat dicintai dan disukai. Takut dan khawatir harta semakin berkurang sering menguasai kita, sehingga enggan mengeluarkan sedekah.

Mengeluarkan sedekah mengajarkan kita untuk tidak kikir dan bakhir. Bagi kita, bersedekah dapat mencegah untuk tidak sombong dan angkuh; mengajarkan untuk tidak menumpuk harta, menumbuhkan rela berkorban dan membangkitkan rasa empati terhadap sesama manusia. Bahkan, bersedekah dapat menolak bala dan bencana. Rasulullah berkata, �cepat-cepatlah kamu bersedekah, karena sesungguhnya bala itu tidak akan dapat melampaui sedekah.� (HR. Baihaqi).

Secara sosial, bersedekah dapat memperat tali ukhuwah sesama manusia, menumbuhkan semangat solidaritas dan kebersamaan, menyambung jembatan pemisah antara si kaya dan si miskin, menghilangkan kesenjangan sosial, membersihkan tabiat dengki, memadamkan api kemarahan karena perbedaan keadaan ekonomi, mensucikan jiwa dan harta dari segala fitnah, menghilangkan kesengsaraan, dan mengurangi kemiskinan. Hal ini diperkuat dengan hadis Nabi Saw., �Hai manusia, bertobatlah kamu kepada Allah sebelum mati. Segeralah beramal saleh sebelum kamu sibuk. Jalinlah hubungan diantara kamu dan antara Tuhanmu dengan memperbanyak zikir dan sedekah baik secara sembunyi-sembunyi  maupun terang-terangan, niscaya kamu akan diberi rezeki, ditolong dan ditutupi keuranganu.� (HR Ibnu Majah)

Setidaknya ada tiga hal penting yang bisa kita petik dari perintah bersedekah. Pertama, bersedekah merupakan salah satu wujud dari rasa syukur kepada Allah. Kedua, bersedekah menjadi bukti kuat, bahwa kita adalah mahkluk Allah yang lemah dan tidak memiliki apa-apa, sedangkan Allah itu mahakaya. Ketiga, bersedekah dapat mendatangkan kebaika, ketenangan, ketentraman dan kesucian hati, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Sisa-sisa hari bulan ramadhan ini sebaiknya kita gunakan untuk memperbanyak sedekah. Nabi berkata, �sedekah yang paling utama adalah sedekah yang diberikan pada bulan ramadhan. Saat itu, kaum fakir miskin sungguh-sungguh dalam keadaan lemah dan payah ketika berusaha mencari nafkah, karena mereka sedang berpuasa; juga karena pada bulan puasa tersebut kebaikan dilipatgandakan oleh Tuhan�. Wallahu a’lam bi al-shawab 

 

(Sumber: Koran Tempo, 10/10/2007, Hal: C4)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
10           37           7           8           12