Setneg Serial Lecture #04: Peran Literasi Keuangan dalam Mencapai Kesejahteraan Finansial
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan wawasan ASN serta menciptakan Work-Life Balance di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (PPKASN), Kemensetneg bekerja sama dengan Indoprima Mitra Consulting menyelenggarakan Setneg Serial Lecture (SL) #4, Rabu (13/11).
Disiarkan secara hybrid di Aula Serbaguna Gedung 3, rangkaian Setneg SL #04 tahun ini mengangkat tema "Wealth, Strength, Harmony". “Diharapkan tema Wealth, Strength, Harmony dapat menjadi landasan yang kuat bagi ASN di Kemensetneg dalam menghadapi tantangan pekerjaan dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara,” ucapn Kepala PPKASN, Sri Prastiwi Utami.
Setneg SL #4 terbagi dalam tiga sesi dengan masing-masing seorang narasumber yang akan membagikan ilmu sesuai profesi dan tema webinar. Ketiga narasumber tersebut yaitu Executive Vice President Mandiri Sekuritas, Adrian Maulana; Binaragawan Profesional dan Fitness Influencer, Chris Putra; dan Praktisi Neuro Parenting Skill, Aisah Dahlan.
Perencanaan keuangan memiliki peranan penting dalam keberhasilan mencapai kesejahteraan finansial. Untuk itu, mengetahui peranan literasi keuangan dibutuhkan demi mencapai kesejahteraan. Sebagai narasumber pertama, Adrian membawakan topik "Peran Literasi Keuangan dalam Mencapai Kesejahteraan Finansial".
Membuka materinya, Adrian mengatakan, “Budaya timbal balik atau yang kita kenal dengan istilah banyak anak banyak rezeki, menjadi salah satu akar masalah bagi generasi sandwich atau generasi yang harus menanggung biaya hidup dirinya sendiri, orang tua, dan anak-anaknya".
Adrian menerangkan bahwa budaya membalas budi akan membuat anak-anak merasa bertanggung jawab atas beban finansial orang tuanya. Tidak hanya orang tua, namun juga wajib memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan anak-anaknya kelak. Akibatnya, generasi sandwich sering kesulitan mengatur keuangan dan waktu, serta menghadapi tekanan emosional karena harus memenuhi tuntutan dari beberapa generasi sekaligus.
Dalam mengelola keuangan, dibutuhkan pula perencanaan finansial yang matang agar tujuan-tujuan hidup dapat tercapai, salah satunya dengan mengatur (manajemen) keuangan secara terstruktur. "Caranya sederhana, mulai dengan financial check-up. Pertama, tanyakan pada diri sendiri, apakah saya memiliki utang. Kedua, pastikan arus kas positif. Ketiga, siapkan dana darurat. Keempat, miliki proteksi, dan terakhir, berinvestasi," kata Adrian.
Adrian juga membagikan tips budgeting dan pengelolaan uang dengan menekankan pentingnya disiplin dalam mengatur pengeluaran serta memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Ia menyarankan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran secara rutin agar kondisi keuangan lebih mudah terkontrol. Dengan langkah-langkah ini, setiap orang dapat lebih bijak dalam menggunakan uang dan menjaga kesehatan finansial di berbagai situasi.
Ketika membahas keuangan, masa depan selalu menjadi faktor yang sangat penting. Adrian menjelaskan bahwa untuk memastikan kestabilan finansial di masa depan, banyak orang memutuskan untuk berinvestasi. Ia menegaskan tentang alasan mengapa investasi itu sangat diperlukan.
”Kita harus berinvestasi karena kita tahu ada inflasi. Lalu, pada umumnya kita akan mengalami masa pensiun. Lalu, kita sadar bahwa waktu tidak bisa diulang. Kemudian, keinginan untuk financial freedom dan yang terakhir karena investasi itu mudah,” ujar Adrian.
Dengan pemahaman mengenai pentingnya berinvestasi, Adrian mengingatkan kita untuk mempersiapkan masa depan finansial sejak dini. Berinvestasi bukan hanya tentang meraih keuntungan jangka pendek, tetapi lebih kepada membangun kestabilan finansial untuk jangka panjang. Oleh karena itu, dengan langkah yang tepat dan perencanaan yang baik, kebebasan finansial bisa dicapai dan keberlanjutan keuangan di masa depan bisa terjaga. (VON/DEW– Humas Kemensetneg)