Shanghai World Expo, Paviliun Indonesia Masuk Kategori 10 Terpopuler

 
bagikan berita ke :

Selasa, 26 Oktober 2010
Di baca 599 kali

Karena keterbatasan waktu, Presiden SBY dan Ibu Ani hanya sempat mengunjungi dua paviliun, yakni paviliun tuan rumah RRT dan paviliun Indoesia. Di Paviliun RRT, Presiden SBY dipersilakan melihat seluruh ruang pamer dari dek observatori di lantai 14. Kepada Presiden diperlihatkan pula animasi yang menggambarkan kehidupan RRT di masa lalu, dan masa depan. Presiden juga menyaksikan sebuah film berdurasi 10 menit yang menggambarkan perkembangan Cina 30 tahun terakhir.

Ketika memasuki Paviliun Indonesia, Presiden SBY disambut lagu Indonesia Raya yang dibawakan oleh masyarakat dan mahasiswa Indonesia di Shanghai. Mereka juga membawakan lagu-lagu daerah Indonesia dengan iringan angklung. Menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Paviliun Indonesia termasuk dalam 10 paviliun terpopuler, dan tempat makan ke-4 terfavorit. "Paviliun Indonesia telah menjual 84 ribu piring nasi goreng dan 330 ribu tusuk sate," kata Hatta dalam laporannya.

Dalam sambutannya, Presiden SBY mengucapkan terima kasih kepada panitia dan mereka yang sudah bekerja keras untuk menyukseskan Paviliun Indonesia. "Iindonesia sering disebut sebagai negara yang salah dimengerti, banyak kesalahan persepsi tentang Indonesia. Saatnya telah tiba, kita bisa memperkenalkan diri kita kepada dunia, siapa sesungguhnya Indonesia," kata Presiden.

Setelah itu, Presiden berkeliling Paviliun Indonesia dengan dipandu Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Paviliun ini sebagian besar terbuat dari bambu, dengan tema pameran yang menonjolkan keanekaragaman Indonesia. Paviliun ini menampilkan keanekaragaman hayati, kain, dan logam produk asli Indonesia. Predisen juga sempat mencicipi secangkir Kopi Luwak yang terkenal, yang dijual dengan harga 30 dolar AS. Kunjungan ini diakhiri dengan santap makan di Restoran Enak, dengan menu nasi goreng, sate ayam, dan rendang. (arc)

 

 

Sumber:
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2010/10/26/6016.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0