Sidak ke Pasar Kramat Jati

 
bagikan berita ke :

Senin, 24 September 2007
Di baca 1057 kali

SBY bersama sejumlah menteri antara lain Mensesneg Hatta Rajasa, Mendag Mari Elka Pangestu, Mentan Anton Apriyantono, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menneg BUMN Sofjan Djalil, Seskab Sudi Silalahi, Kapolri Jenderal Pol. Sutanto, Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, serta Jubir Presiden, Andi A. Mallarangeng, berkeliling Pasar Raya Kramat Jati untuk melihat harga-harga sembako di lapangan. Tujuan pertama rombongan adalah meninjau lantai 1 pasar yang menjual berbagai telur, ikan, daging ayam serta sapi, sayur mayur, minyak goreng serta kacang-kacangan.

Kepada para pedagang, SBY menekankan pentingnya kestabilan harga. "Yang penting harga stabil, biar rakyat bisa membeli sembako menjelang Lebaran," kata SBY yang tampak akrab dengan para pedagang. SBY juga terlibat dialog hangat dengan seorang pedagang cabe keriting yang tinggal di daerah Cikeas. Pada wanita yang sedang menggendong anaknya tersebut, SBY berpesan untuk terus bekerja keras, dan selalu memberikan yang terbaik untuk keluarganya. "Nanti kalau sudah besar, jadi Presiden ya!," ujar SBY kepada anak pedagang cabe keriting tersebut. SBY mencium dahi anak itu sebelum melanjutkan peninjauannya ke toko telur, minyak goreng, daging, dan serta beras.

SBY menjelaskan hukum ekonomi dimana apabila permintaan bertambah, namun jumlah barangnya tetap, maka harga barang-barang akan naik. Sebaliknya, apabila permintaan berkurang, maka harga-harga akan turun. Kepada wartawan, SBY mengatakan, setiap tahun selalu ada kenaikan harga barang di berbagai komoditas, antara lain sembako. "Apa yang kami cek hari ini, ada sejumlah barang yang harganya stabil, ada yang mengalami kenaikan sedikit dan penurunan sedikit. Pada tingkat ini masih dalam keadaan wajar," kata SBY. "Kalau ada ketidakwajaran dalam k enaikan harga barang, maka pemerintah, termasuk Bulog akan melakukan sesuatu terutama pada komoditas utama, antara lain beras, gula, minyak tanah dan minyak goreng," jelasnya.

Untuk kenaikan harga sayur mayur, SBY berpendapat bahwa itu hal yang wajar. "Kalau pedagang sayur mayur kan pedagang kecil, setahun sekali kalau dapat rejeki lebih, saya kira baik-baik saja," tambah SBY. "Untuk kenaikan harga minyak goreng, ada kecenderungan komoditas CPU dijual di ular negeri. Oleh karena itu, pemerintah memberlakukan pajak ekspor dan ada kebijakan lain yang dilakukan, dengan harapan minyak goreng lebih banyak beredar di dalam negeri, sehingga harganya bisa turun atau stabil," papar SBY

Kepada para pengurus pasar, SBY berpesan agar selalu menjaga keamanan dan kebersihan pasar. "Tolong dikontrol keamanannya, arus-arus listriknya, termasuk kebersihannya. Yang sudah bagus, dipertahankan, yang belum baik, mari kita perbaiki lagi," ujar Presiden.

 

Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/09/22/2260.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0