Silaturahmi Presiden RI dengan WNI, di Brunei Darussalam, tgl. 8 Feb 2015

 
bagikan berita ke :

Minggu, 08 Februari 2015
Di baca 819 kali

SILATURAHMI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN

WARGA NEGARA INDONESIA

DI BRUNEI DARUSSALAM

TANGGAL 8 FEBRUARI 2015

 


Dubes RI untuk Brunei Darussalam:

Untuk masyarakat Indonesia yang saya cintai,

Assalamualaikum warrahmatullahi wabbarokatuh,

 

Jadi untuk jalannya kelancaran jalannya acara, Bapak Presiden akan memberikan arahan kepada kita. Untuk itu, saya mohon dengan segala hormat kembali ke tempat dan mengambil tempat secara tertib, mohon Bapak-Ibu berada di belakang  garis putih yang sudah dibuat. Jadi, untuk segera kita mendengarkan arahan dari Bapak Presiden. Mudah-mudahan pertemuan kita pada siang hari ini akan memberi, membawa berkah bagi kita semua. Demikian, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya silakan yang terhormat Bapak Presiden.


Presiden:

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin, wassholaatu wassalaamu 'alaa asyrofil anbiyaai wal mursaliin, sayyidina, wa habibina, wa syafi'ina Muhammadin, wa 'ala aalihi, washohbihi, ajma'iin, amma ba'du.

 

Ibu Dubes, seluruh Menteri yang hadir, Bapak-Ibu, dan Saudara-saudara semuanya, seluruh Warga Negara Indonesia yang berada di Brunei, sehat semuanya? Saya dari kemarin sampai sekarang sebetulnya belum mendengar masalah-masalah mengenai tenaga kerja kita, warga negara kita yang berada di Brunei. Ini alhamdulillah, tetapi baru semenit yang lalu ada yang nangis, saya belum tahu permasalahannya tapi moga-moga bisa diselesaikan oleh Pak Menteri Tenaga Kerja dan Pak Kepala BNP2TKI yang jelas Saudara di sini membawa nama bangsa dan negara. Jadi, jangan sampe saya denger kadang ada yang berantem, bener ndak? Wong saya tadi ada yang bisikin kok, janganlah masa antarsodara sendiri se-bangsa se-negara berantem? Kita jaga nama baik.

Saya betul-betul senang sekali, kemarin dari Malaysia banyak sekali masalah, banyak sekali problem, dan macem-macem masalahnya. Di sini saya dari kemaren sampe tadi masuk di sini, saya senang tidak ada suara yang disampaikan ke saya. Tapi, baru semenit yang lalu ada, ya udah nanti diselesaikan moga-moga ini masalah satu masalah dan cepet bisa diselesaikan. Karena memang dalam sebulan terakhir kemaren kita di Malaysia menjemput, saya kirim Hercules jemput 800 TKI kita di Malaysia. Kemudian,  yang di Arab, di Arab Saudi 400.

 

Ini Malaysia kemarin saya terima masih ada 1000, ok jemput lagi sudah. Sebetulnya yang buat masalah itu bukan kita tapi ada sodara kita yang ke sana illegal. Di Malaysia itu 2,3 juta, yang illegal 1,2. Coba yang pusing siapa? Yang pusing saya kalo denger-denger-nya nggak tahan. "Pak ini ada 1800 bermasalah". Ya sudah, kirim Hercules jemput. Kemarin ada lagi katanya masih 1000, ok jemput lagi udah. Kita mau selesaikan masalah-masalah itu, tapi sekali,  lagi jangan sampai ada yang illegal,  itu menyulitkan kita,  terutama kalau ada masalah yang berkaitan dengan criminal, sulit sekali kita menyelesaikan.

 

Oleh sebab itu, sekali lagi Bapak-Ibu, dan Saudara-saudara semuanya membawa nama bangsa dan negara. Tadi waktu kita ke apa, ke, di LNG, di perusahaan di mana tadi? Lumut, saya juga ketemu banyak juga, saya tanya satu persatu, nggak ada masalah Pak kita seneng di sini. Alhamdulilillah, tapi kalau ada masalah itu yang harus di selesaikan, dan saya minta semuanya menjaga persatuan kita, menjaga kesatuan kita. Kalau dilihat saya kira di sini gaji kan juga enak, hah? Ohh saya, saya denger kok, ya kan, aslinya faktanya kita nggak ngerti, tapi kalo melihat yang di sini saya lihat dari wajah saja keliatan seneng. Ini bener saya serius lho, waktu saya di Arab kita lihat kok beda gitu loh, di Malaysia beda, di sini saya lihat cerah semuanya. Itu mungkin yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Duta Besar:

Demikian tadi Bapak-Ibu yang saya hormati, arahan dari Bapak Presiden tentunya itu menjadi bekal buat kita semua untuk terus bekerja dan juga berkarya untuk mencari nafkah bersama-sama di negara orang. Jadi mudah-mudahan Bapak Presiden yang saya hormati, apa yang tadi Bapak sampaikan melekat di hati dan di benak kita semua. Dan, mudah-mudahan ke depannya tidak ada lagi saudara-saudara kita yang saling berselisih, dan juga saling ribut, di antara kita sendiri. Dan, mudah-mudahan juga Bapak-Ibu sekalian lebih giat untuk berkarya dan juga mencari rejeki di Brunei Darussalam ini bersama sama dengan kita. Demikian saja, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Presiden:

Ada yang mau disampaikan, dua orang saja.

 

Duta Besar:

Silakan yang mau disampaikan.


Perwakilan Ikatan Keluarga Minang:

Terima kasih Kami ucapkan selamat datang kepada Bapak Jokowi dan Ibu, serta para rombongan. Nama saya Efrioni, saya di sini mewakili Ikatan Keluarga Minang, Pak. Jadi di sini ada beberapa komunitas yang ada di Brunei Darussalam, dan saya sekarang ini mengambil P.hD di University Brunei Darussalam. Terima kasih atas kesempatannya, yang ingin saya sampaikan di sini Pak, kami melihat bahwa Teluk Bayur itu adalah merupakan suatu pelabuhan yang sangat strategis dari jaman Belanda pada tahun 1888 Teluk Bayur memainkan peranan yang penting. Namun demikian, pada zaman orde baru orientasi pembangunan masyarakat itu lebih melirik pada Selat Malaka sehingganya pantai Timur itu lebih digarap. Nah, kemudian, kami lihat singkat saja dalam visi dan misi Bapak Jokowi untuk kepresidenan berikut ini, kami melihat salah satu poin yaitu masalah kelautan Pak. Ini sangat menarik sekali bagi kami, dan kami melihat salah satu prioritas Bapak, adalah membangun tol laut, Pak.

 
Namun kami sedikit menyayangkan, karena di dalam tol laut yang Bapak maksud itu ada hanya lima pelabuhan yang disebutkan Pak. Yaitu di Belawan, kemudian di Jakarta, kemudian Surabaya, kemudian di Makassar, dan Sorong Papua, Pak. Sementara Teluk Bayur ini tidak dilibatkan Pak. Nah, kami berharap kiranyaTeluk Bayur ini juga digarap, Pak. Karena dengan Teluk Bayur ini, ya tidak saja berkah bagi semua orang Sumatera Barat Pak, tetapi juga secara Nasional. Bahkan Erni Johan pun naik daun karena lagu Teluk Bayur ini, Pak. Nah ya. Nah, kemudian lagi saya pernah meluncurkan buku Pak,  yaitu buku Patriot Negara Kepulauan, nah ini pada tanggal 27 Februari yang lalu Bapak Hasyim Jallal pernah mengadakan seminar di University Brunei, di University Bung Hatta membedah buku ini. Apa yang beliau sampaikan, adalah Pemerintah kita saat sekarang ini belum menggarap Samudra Hindia, Pak. Padahal sebetulnya, dengan orientasi kelautan kita dapat menggarap Samudra Hindia, dan salah satunya adalah mengembangkan daripada Teluk Bayur ini. Jadi kami mohon kiranya Pak, karena Samudra Hindia kata Bapak Hasyim Jallal,  itu Cina dan India itu sangat intens sekali sekarang ini menggarap dan bahkan, ya dan bahkan sudah mendapatkan konsesi untuk menggarap potensi di Laut Cina Selatan. Jadi itu saja Bapak, kami pada kesempatan ini, berkenan Bapak untuk menerima buku saya sebagai tambahan referensi, Pak.

 
Perwakilan TKI:

Alhamdulillah, terima kasih banyak Bapak.

Assalammualaikum warrahmatullah,

Assalamualaikum warrahmatullahi wabbarokatuh,

 

Pak Jokowi, Ibu Iriana, saya mewakili seluruh TKI di Brunei Darussalam ini dan mungkin seluruh TKI di mana pun ya, khususnya di sini dimohon untuk pemberangkatan, sistem pemberangkatan TKI ke luar negeri dirubah. Jadi mohon dari awal pemberangkatan setelah keluar visa kerja kami, dibuat pre contract verification auto-idenfication dengan certification di Embassy ataupun KBRI perwakilan negara, dengan apa namanya itu,  Mahkamah dengan cap dari pada Mahkamah di negara penempatan. Setelah itu, baru dikirimkan ke Indonesia supaya  kami tau berapa besar gaji kami, apa posisi kerja gaji kami, semuanya tersebut di situ. Karena mohon maaf Pak, selama ini kami nggak tau gaji kami sehingga kami sampai di Brunei Darussalam baru kami mengetahuinya. Dan, selain itu Pak kami setelah kami mengetahui itu, Pak, jadi kami bisa tau gaji kami berapa. Dan, satu lagi kontrak tersebut haruslah ada standarisasi, Pak. Masalah besarnya gaji kami yang harus, mohan maaf lah Pak, kita memohon untuk Bapak merundingkan dengan pihak Brunei Darussalam tentang berapa besar gaji kami, dan masalah cuti kami karena kami banyak yang ndak mendapatkan hak cuti,  walaupun satu tahun satu kali, kami tidak ada cuti.

 

Dan, office hour tentang kerja, jam working hours semua harus ada kerjanya kerja, jam kerja kami berapa itu. Satu lagi Pak, mohon para mafia yang berada di batas, perbatasan Entikong, dengan bandara karena kami sudah kena Pak, kami tidak menyangkut orang lain, saya sendiri kena di Entikong. Jadi  mohon dibersihkan semua itu Pak. Kami mohon dengan sangat kami bukan orang kaya, kami semua TKI. Dan satu lagi Pak, mohon ya Pak ya, kami disediakan lawyer ataupun pengacara untuk mengurusi insurance kami di Indonesia. Kami disuruh mengurus KTKLN membayar insurance tapi pada kenyataannya, kami claim insurance tidak dapat di claim, itu banyak sekali, iya.  Dan satu hal lagi, mohon KTKLN tidak payah dihapus tidak apa,  tapi tolong direvisi,  pembuatannya bisa dibuat di KBRI, diperpanjang, ataupun dibatas, dibatas kedatangan Pak, kami mohon dengan sangat, jadi mohon,  serta untuk sosial budaya Pak, paspor kami semua kebanyakan lulusan SD dan SMP, tolong waktu kami cuti satu minggu satu kali ataupun sebulan satu kali diberi kesempatan untuk melanjutkan paket D ataupun paket C di KBRI, supaya kami nanti bisa ikut ujian persamaan di Indonesia, yang SD, SMP bisa lulus menjadi SMA, dan kami nanti sekurang-kurangnya kami bisa kuliah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan kami tolong difasilitasi semua itu karena kami perlu buku dari Jakarta. Dan, untuk sosial budaya kami ingin membawa sosial budaya, ingin  Indonesia ke ranah internasional supaya TKI kami diberi fasilitas untuk itu, sekian Pak, terima kasih. Ya, ini ada souvenir daripada kami, dan kami mohon untuk tanda tangannya Bapak. Mohon maaf bila ada salah, khilaf (penyerahan souvenir kepada Presiden).


Presiden:
Yang pertama, tadi masalah tol laut.  Ini kan baru step pertama, itu nggak mungkin di kerjakan dalam lima tahun semuanya. Jadi kita harus memberikan prioritas dulu. Tapi yang di Teluk Bayur, kemudian ke arah Timur, Jawa juga bagian Selatan semuanya akan dikerjakan tapi pada step yang ke dua. Jadi yang kita gambarkan tuh pada step yang pertama, yang memang pada posisi yang siap untuk digarap, siap untuk diperbaiki dengan cepat karena itu memakan waktu tiga sampai empat tahun, setelah itu baru step yang ke dua di arah Selatan. Kemudian yang kedua, tadi banyak hal yang disampaikan mengenai masalah-masalah tenaga kerja Indonesia, yang saya rangkum dari masalah-masalah yang ada di Malaysia, yang ada di Arab, yang ada di Jordan, yang ada di Korea, kemarin juga memang bukan hanya puluhan, bukan hanya ratusan, ribuan masalah kita yang dimulai itu dari apa proses recruitment, di situ sudah keliru dulu.

 

Kemudian, waktu pelatihan juga di situ banyak yang tidak dilakukan sehingga prosesnya menjadi apalagi yang proses illegal, itu lebih rumit lagi. Inilah, problem-problem yang memang apa, ada di depan mata yang saya sendiri denger, dan saya sendiri lihat, dan saya sendiri tahu. Oleh sebab itu, karena hari ini juga ada Pak Menteri Tenaga kerja, Pak Kepala BNP2TKI, nanti biar di jawab tadi hal-hal yang teknis tadi, tetapi percayalah Bapak-Ibu, dan Saudara-saudara semuanya, bahwa pemerintah ingin menyelesaikan masalah-masalah ini secepatnya. Tapi beri kami waktu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tadi disampaikan, silakan Pak Menteri.


Menteri Tenaga Kerja:

Assalamualaikum warrahmatullahi wabbarakatuh,

Pak Presiden, Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,

 

Pertama kontrak itu sebenarnya memang menjadi keharusan, yang untuk pre contract-nya. Nah, ini cuman memang ada apa, beberapa proses yang membuat kontrak itu sering kali dimainkan oleh apa, para agency. Nah, ini sekarang sedang kita tata agar lebih baik termasuk kita, juga untuk standar yang Permenaker yang baru jadi kita buat standar, cuman untuk gajinya belum kita masukkan karena menungggu hasil negosiasi dengan negara penempatan.


Yang kedua, dalam waktu yang tidak terlalu lama kita akan melakukan tindak lanjut dari apa yang sudah diperintahkan Presiden, menyangkut sejumlah isu yang harus disepakati dengan pemerintah Brunei. Nah, ini isu-isu yang tadi telah disampaikan kebetulan sudah masuk agenda ada soal, soal Obde, soal hak cuti, terus kemudian soal standar gaji yang tadi malam saya juga udah bertemu dengan Pak Kepala BNP2TKI, bertemu dengan sejumlah perwakilan dari teman teman TKI juga. Isu-isu itu sudah kita bahas, termasuk berapa besaran gajinya itu sudah sempat kita diskusikan. Terus kemudian, juga ada, ada lima atau enam isu tapi saya lupa semuanya, ada, tapi,  tapi yang saya inget ada cuti, ada gaji, terus kemudian ada oh ya sekolah, sekolah, terus kemudian ya passpor.


Nah, intinya ada sejumlah isu yang nanti kita akan tuntaskan dalam joint working group antara Indonesia dengan Malaysia. Dan, saya sudah berbicara juga dengan, maksud saya Brunei,  dengan Menteri Dalam Negeri Brunei. Terus kemudian, soal asuransi ya, asuransi itu kan ada dua, jadi kalau yang di dalam negeri memang itu adalah asuransi untuk resiko penempatan. Nah, di sininya teman-teman diberikan asuransi oleh majikan, yang ini adalah asuransi yang berkaitan dengan kecelakaan kerja dan asuransi jiwa. Nah, untuk yang di Indonesia, ini kalau claim-nya susah, nah ini ke depan kita akan buat forum bersama yang mencakup seluruh stakeholder, kalau istilahnya Pak Nusron Forum telepatrit, itu yang akan mengundang Asuransi secara regular, misalnya tiga bulanan sekali. Setiap tiga bulan kita lihat berapa klaim yang harus muncul misalnya atau yang ada di Brunei. Nah, sehingga pihak asuransinya langsung kita panggil, kita paksa mereka untuk menjalankan kewajibannya membayar asuransi itu soal asuransi.

 

Kemudian terakhir soal KTKLN, KTKLN sesuai dengan perintah dari Bapak Presiden, kita secara fisik KTKLN sudah dihapus secara fisik, jadi tidak ada yang namanya kartu lagi. Nah, tapi karena Pemerintah ini memerlukan data dari semua TKI yang bekerja, maka teman-teman nanti harus melakukan pendataan itu melalui finger print, itu yang kita sebut sebagain e-KTKLN jadi elektronik KTKLN, jadi cukup pakai finger print ketika mau berangkat awal, berarti di PAP pada saat PAP,  terus kemudian kalo mau re-entry berarti cukup di perwakilan kita di Luar Negeri, nah itu.  Mungkin itu, Kepala BNP mungkin  mau nambahin? Cukup? Nggeh, terima kasih Bapak. Hanya, hanya bawa jempol.  Jadi intinya kalau kemaren, kemaren dikejar kejar, ditarik duit pokoknya besok selama jempolnya tidak ditinggal aman. Jadi jangan lupa kalau ngurus itu bawa jempolnya, makasih.


Presiden:
Oh, yang di Entikong gini, Entikong itu problemnya ya memang di sana kan lebih dari tiga puluh tahun tidak pernah diperbaiki. Saya baru saja mungkin, berapa, tiga minggu yang lalu dari sana. Ya memang kantornya kayak gitu, tempat perbatasannya juga sangat jelek seperti itu, nanti ini udah akan dibangun, mulai dibangun. Kemudian baru jadi, sistemnya semuanya akan dirombak total (inaudible). Jadi memang yang diperbaiki memang fasilitas semuanya, sistemnya, semuanya akan kita rombak total. Sehingga akan mempermudah sistem itu bekerja dan gampang kita mengawasi dan mengontrol. Selama seperti itu tempatnya diawasi sampai kapan pun nggak akan bisa, percaya saya. Diganti orang berapa kali pun dengan sistem yang tidak bener seperti itu tidak ada apa, sistem computerize yang online, yang bisa dicheck dari semua tempat, pasti akan masalah. Ini baru yang disiapkan, tapi saya minta waktu satu tahun, memang lama tapi kan sudah tiga puluh tahun dibiarin nggak di-apa-apain ini loh. Sudah saya cek langsung ke tempat, masalahnya sudah ngerti, tapi beri waktu saya untuk bekerja setahun ya?

Terima kasih, saya ucapkan, selamat bekerja.

Wassallamualaikum warrahmatullahi wabbarrakatuh.

 


Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI