Sukseskan Program Vaksin COVID-19, Perlu Dukungan Positif Masyarakat

 
bagikan berita ke :

Jumat, 16 Oktober 2020
Di baca 644 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Sebagai upaya pencegahan penularan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), pemerintah melakukan program vaksinasi, baik yang didatangkan dari luar negeri maupun dibuat sendiri di Indonesia. Namun, pelaksanaan pemberian vaksin yang akan dilakukan secara bertahap ini bukan hal yang mudah, sehingga perlu peran serta dan dukungan positif seluruh masyarakat.

 

“Dengan memberikan dukungan atas semua tahapan persiapan hingga pelaksanaan, mengikuti informasi melalui sumber resmi, karena informasi bisa menyesatkan, sehingga jangan pernah menyampaikan informasi yang belum jelas kebenarannya. Selain itu saling mengingatkan untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan, menjaga imun tubuh, menjaga kebugaran, tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak serta mengikuti semua tahapan vaksinasinya,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin saat melakukan wawancara virtual dengan dr. Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di kediaman resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2 Jakarta Pusat, Kamis (15/10/2020).

 

Pada acara yang juga tayang di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Wapres menerangkan, vaksin Sinovac yang bersifat sementara ini akan diberikan pada November atau Desember 2020. Vaksinasi tahap awal sebanyak 36 juta vaksin, diutamakan diberikan untuk TNI, Polri, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan tenaga kesehatan (nakes).

 

“Selanjutnya pada kuartal pertama tahun 2021 akan diproduksi sebanyak 75 juta vaksin, kuartal kedua sebanyak 105 juta vaksin, dan kuartal ketiga sebanyak 80 juta vaksin, yang selanjutnya akan disambung dengan vaksin Merah Putih,” jelas Wapres.

 

Lebih lanjut Wapres mengatakan, untuk mempercepat pengembangan vaksin Merah Putih, pemerintah juga telah membentuk tim berdasar Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin. Vaksin ini diharapkan dapat mempercepat dalam penyiapan pendayagunaan dan peningkatan kapasitas serta kemampuan nasional dalam pengembangan vaksin COVID-19.

 

“Pelaksanaan konsorsium dipimpin oleh Lembaga Eijkman yang mengembangkan bibit vaksin, pengujian vaksin kepada hewan diharapkan dilakukan tahun 2021, sehingga sebelum ada vaksin maka kita harus tetap melaksanakan protokol kesehatan,” imbaunya.

 

Untuk kehalalan vaksin, Wapres menjelaskan, MUI sudah mengambil peran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pertimbangan kehalalan vaksin serta auditnya.

 

Dalam wawancara tersebut Wapres juga menyampaikan relevansi program vaksin dengan syariat Islam. Program vaksin dengan imunisasi adalah bentuk upaya untuk memberikan kekebalan tubuh dalam mencegah suatu penyakit, sehingga imunisasi merupakan bagian dari berobat, yang dilakukan secara preventif (sebelum terjadi). Di samping itu, pengobatan menjadi bagian perintah Allah, sebagaimana hadist yang menyebutkan “berobatlah kamu karena Allah tidak meletakkan penyakit kecuali ada obatnya”.

 

“Sehingga masalahnya, hanya apakah sudah ditemukan atau belum ditemukan saja obatnya, semua penyakit ada obatnya, kecuali pikun memang tidak ada obatnya. Sedangkan upaya kita untuk imunisasi merupakan pencegahan,” tuturnya.

 

Wapres juga menjelaskan, terdapat dalil umum dalam agama Islam yang menyatakan bersiap-siaplah dalam lima hal sebelum datang lima hal. Yakni siapkan masa muda sebelum masa tua, siapkan masa sehat sebelum masa sakit, siapkan masa kaya sebelum masa miskin, siapkan masa lapang sebelum masa sibuk dan siapkan hidup sebelum masa mati.

 

Menurut Wapres, dalil ini merupakan suatu perintah untuk menjaga kesehatan. Bahkan dalam kaitannya dengan pandemi maka upaya pencegahan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan tidak ikut kerumunan termasuk dalam kategori ibadah.

 

Ia pun mengangkat kisah ulama terkemuka abad pertengahan, Ibnu Hajar al-Asqalani yang menulis kitab berjudul Badzlu al Maun Fi Fadhli al Thaun. Dalam kitab tersebut Asqalani menyebutkan apabila terjadi wabah maka penting dilakukannya mencuci tangan, menjaga jarak dan isolasi.

 

Di akhir wawancara, terkait penanganan Covid-19 Wapres berpesan kepada masyarakat agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan. Sementara, kepada Tim Satgas Covid-19, ia mengimbau agar terus melakukan sosialisasi dan edukasi secara masif.

 

“Tetap menegakkan disiplin, terutama daerah-daerah yang merupakan sumber penularan termasuk kluster keluarga yang saat ini sedang merebak serta kita harus terus bekerjasama dan terus semangat,” pungkasnya.

 

Dalam kesempatan ini Reisa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Wapres atas nasehat dan tausiahnya. Ia berharap apa yang disampaikan Wapres dapat menguatkan bangsa Indonesia dalam upaya mengatasi pandemi Covid-19. (SA/AF/SK-KIP, Setwapres)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0