TEMU PETANI DAN PENYERAHAN BANTUAN LANGSUNG PNPM MANDIRI DAN KUR, DI PURWOREJO, JATENG,17-04-2008

 
bagikan berita ke :

Kamis, 17 April 2008
Di baca 1116 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA TEMU PETANI DAN PENYERAHAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI (PNPM MANDIRI) DAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
DI DESA GRABAG, PURWOREJO, JAWA TENGAH
TANGGAL 17 APRIL 2008

 

Bismillahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua.

 

Yang saya hormati Saudara Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

 

Yang saya hormati Saudara Gubernur Jawa Tengah, Saudara Bupati Purworejo, dan para Bupati dan Walikota yang turut hadir pada acara ini, dan segenap pejabat dan pimpinan yang bertugas di Jawa Tengah dan di Purworejo, baik dari unsur eksekutif, legislatif, yudikatif, maupun TNI dan Polri,

 

Yang saya hormati para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, para pimpinan Lembaga Pemerintah Non-departemen, dan para pimpinan bank milik negara,

 

Yang saya cintai para petani, para nelayan, para guru, dan berbagai cabang profesi yang hadir pada kesempatan yang baik ini,

 

Yang saya muliakan para ulama, para tokoh masyarakat,

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Marilah sekali lagi pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhaanahu wa Ta’aala, karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan semoga senantiasa kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita pada bangsa dan negara tercinta.

 

Saudara-saudara, hadirin yang saya cintai,

 

Kunjungan saya ke Purworejo kali ini adalah kunjungan kerja pertama saya, meskipun saya beberapa kali berkunjung ke Purworejo. Istri saya, Ibu Negara, adalah salah satu putri Purworejo, karena ayahanda istri adalah salah satu pejuang yang berasal dari Purworejo, dan tentunya ada ikatan batin, ikatan emosional antara keluarga kami dengan masyarakat Purworejo.

 

Saudara-saudara,

 

Tadi pagi saya berjalan dengan kendaraan dari Yogyakarta ke Purworejo. Sebelum memasuki Purworejo kami melihat hamparan padi yang subur di sebelah kanan dan kiri jalan yang saya lewati, setelah memasuki Purworejo bukan hanya padi yang terlihat tadi sepanjang perjalanan saya menyaksikan sendiri mulai dari sawah, tebu, jagung, cabe, pepaya, singkong, kacang panjang, kelapa, dan lain-lain. Kalau saya melihat tanaman yang nampak baik, subur tadi, maka benarlah yang disampaikan oleh Saudara Kelik Sumrahadi, Bupati Purworejo, bahwa Purworejo adalah daerah yang tenteram yang insya Allah dengan kemajuan pertanian akan menjadi Kabupaten yang makin sejahtera di waktu yang akan datang. Ketenteraman itu penting, meskipun daerahnya maju, meskipun sebuah negara maju, tapi kalau dilanda konflik, dilanda kerusuhan, dilanda peperangan, tidak ada artinya, karena yang dibutuhkan adalah ketenteraman, keamanan, kehidupan yang penuh dengan persaudaraan, dan harapannya pula ekonomi, kehidupan saudara-saudara kita makin ke depan sekali lagi makin baik.

 

Saya berkunjung kali ini ke Purworejo dengan Para Menteri dan para pejabat senior dari Jakarta maupun dari Jawa Tengah, tiada lain untuk melihat langsung pelaksanaan program-program pemerintah karena program pemerintah termasuk program pro rakyat, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota terus kita kembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kita ingin semua program itu diimplementasikan dengan baik, tidak ada hambatan, tidak ada penyimpangan, dan apabila ada masalah, kewajiban kami semua mulai dari saya, menteri, gubernur, bupati, walikota, semua untuk mengatasi masalah itu agar program itu bisa berhasil dengan baik. Semua yang sedang mengemban amanah, termasuk para pimpinan di daerah, gubernur, bupati, walikota tentu ingin berbuat yang terbaik untuk rakyatnya. Saya mencatat banyak sekali prestasi yang diukir oleh para pimpinan di Jawa Tengah ini, baik pada tingkat kabupaten, tingkat kota, maupun tingkat provinsi. Salah satu bukti mantan Gubernur Jawa Tengah sekarang menjadi Menteri Dalam Negeri. Atas nama pemerintah pusat, atas nama negara, saya mengucapkan terima kasih atas semua upaya, jerih payah segenap pimpinan yang bertugas di Jawa Tengah ini untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan rakyat.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Tadi dijelaskan dan kita lihat jalannya kegiatan hari ini, pertama-tama di samping saya ingin memastikan bahwa program pemerintah dilaksanakan dengan baik di Purworejo ini, di Jawa Tengah ini, saya juga ingin bersama-sama menyaksikan nanti, bersama-sama berpanen raya sebuah varietas yang diluncurkan oleh penemunya yang nanti pada saatnya setelah melewati proses yang sistemik tentu harapan kita bisa diluncurkan sebagai salah satu varietas yang dikembangkan di negeri ini. Saya senang dengan prakarsa, inisiatif seperti ini, karena kalau banyak pihak di negeri tercinta ini memiliki gagasan, memiliki inisiatif, melakukan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produksi pangan, utamanya produksi padi, dan setelah melalui proses yang dilakukan oleh Departemen Pertanian dan pada saatnya dikembangkan di negeri ini, maka cita-cita kita untuk berswasembada pangan yang dimulai dari swasembada beras akan dapat dilaksanakan lebih cepat lagi di waktu yang akan datang.

 

Yang kedua, saya juga ingin melihat nanti pada saat kita jalan apa yang telah dicapai dalam program pemberdayaan masyarakat yang kita kenal dengan PNPM Mandiri. Karena sudah kita mulai tahun 2007, kita jalankan 2008, insya Allah kita lanjutkan 2009, bahkan dalam planning kita akan kita teruskan nanti sampai tahun 2015. Siapa pun Presidennya, siapa pun pemerintah yang akan memimpin negara kita 2009 nanti berkewajiban untuk melanjutkan program ini karena itu bisa betul-betul menurunkan kemiskinan, bisa betul-betul meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sedangkan agenda ketiga, kita saksikan juga tadi kontribusi dari bank-bank milik negara untuk memberikan bantuan berupa kredit tanpa agunan, karena yang memberikan jaminan adalah pemerintah. Kita berikan kepada mereka-mereka yang selama ini sulit untuk memberikan yang namanya jaminan atau agunan bagi usaha mikro dan usaha kecil, ini juga penting untuk kita galakkan terus menerus agar lebih banyak lagi usaha kecil, usaha menengah yang kita berikan bantuan modal dan kemudian usahanya tumbuh dengan baik.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Saya ingin masuk pada permasalahan pertama yaitu upaya bersama kita meningkatkan ketahanan pangan, meningkatkan produksi pangan dengan harapan kita tentunya harganya terjangkau dan penghasilan petani makin ke depan makin kita tingkatkan. Saya memulai dengan ucapan terima kasih dan penghargaan saya kepada Saudara Tuyung Supriyadi, ada di sini? Coba berdiri, terima kasih. Yang bekerja sama dengan Sarana Harapan Indo Pangan, Gerakan Indonesia Bersatu, Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo, dan para petani Grabag, semua pihak yang bisa mengembangkan padi yang kelihatan unggul ini yang disebut dengan Super Toy HL2. saya belum melihat langsung, saya akan lihat langsung nanti di sawah bersama-sama saudara-saudara seperti apa hebatnya Super Toy HL2 ini? Dan setelah nanti melewati proses yang mesti dilakukan oleh Menteri Pertanian, pada saatnya harapan kita apabila terbukti dan ini bisa segera dikembangkan, kembangkanlah secara luas agar produksi padi kita secara nasional dengan mengembangkan varietas-varietas unggulan betul-betul bisa meningkatkan produksi pangan kita. Saya mengucapkan bukan hanya terima kasih dan penghargaan, tapi menyambut baik setiap prakarsa, setiap penelitian dan pengembangan, setiap penemuan apa pun di bidang pangan, di bidang energi, di bidang kesehatan karena kita ingin partisipasi, kontribusi dari putra-putri bangsa Indonesia yang sesungguhnya cerdas bukan hanya di kota-kota tetapi juga di daerah termasuk di desa-desa. Pemerintah justru harus lebih menjemput bola, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan kota menjemput bola, pro aktif, menyambut baik dengan harapan akan muncul orang-orang cerdas di negeri ini untuk meningkatkan banyak hal termasuk yang saya katakan produksi pangan atau produksi padi tadi.

 

Saudara-saudara,

 

Semua mengetahui bahwa akhir-akhir ini persoalan pangan menjadikan persoalan yang pelik pada tingkat dunia. Orang mengatakan krisis harga pangan tiba-tiba dalam tahun-tahun terkahir ini, utamanya bulan-bulan terakhir ini, harga pangan meroket di seluruh dunia yang memberikan persoalan bagi bangsa-bangsa juga di seluruh dunia. Oleh karena itulah menghadapi semuanya ini maka pemerintah sebagaimana yang saudara ikuti terus melakukan langkah-langkah pengendalian harga, stabilisasi harga. Meskipun harga di dunia naik terus dengan kenaikan yang tinggi, kita berusaha untuk tidak terus menerus menaik, stabil, dan beberapa komoditas bisa kita turunkan. Upaya itu tentu upaya yang tidak mudah, sebagaimana pula upaya yang dialami negara-negara lain tapi kita lakukan, kita mengeluarkan bertrilyun-trilyun rupiah dari APBN untuk menahan kenaikan harga-harga itu untuk menstabilkan harga sehingga akhirnya bisa dijangkau oleh masyarakat luas, tapi saya minta pengertian bahwa ini betul-betul bukan maunya Indonesia, bukan hanya terjadi di Indonesia tapi juga terjadi di seluruh dunia, kita semua tentunya berkewajiban untuk mengatasinya. Saya mengajak seluruh jajaran pemerintah di negeri ini, para Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota untuk bersama-sama mengatasi masalah ini. Saya minta dukungan rakyat, saya minta dukungan semua pihak untuk mengatasi permasalahan harga pangan ini. Tetapi cara mengatasi persoalan global tidak cukup hanya stabilisasi harga, hanya kebijakan yang berkaitan dengan itu, jawaban yang paling tepat adalah kita betul-betul harus berswasembada di bidang pangan, kita harus betul-betul meningkatkan produksi pangan termasuk peningkatan produksi padi yang akan kita saksikan salah satu upayanya hari ini.

 

Saudara-saudara,

 

Tahun-tahun terakhir kita terus berusaha meningkatkan produksi pangan, alhamdulillah meskipun bencana masih terjadi, perubahan iklim juga terjadi yang menyebabkan berbagai kejadian di dunia ini, gagal panen karena iklim, bencana karena kesalahan manusia seperti banjir, dan lain-lain, tapi produksi pangan kita tahun lalu dalam keadaan yang baik dan terbaik dalam waktu sepuluh tahun terakhir, produksi pangan kita, padi kita naik empat koma tujuh sekian atau hampir 4,8%, sedangkan jagung naik 14%. Oleh karena itu posisi hari ini padi sesungguhnya sudah masuk pada tingkat swasembada, namun kita belum puas harus lebih dari itu. Oleh karena itulah banyak perdebatan di luar apakah kita boleh kita mengekspor atau tidak? Tidakkah harga di luar negeri tinggi, kalau diekspor kan memberikan keuntungan pada negara, pada petani, dan lain-lain, maka kebijakan pemerintah untuk tahun ini, lebih baik kita mantapkan dulu swasembada kita. Kalau kita bisa bertahan dan stok kita cukup, produksi makin meningkat, maka ekspor itu salah satu kegiatan yang dapat kita lakukan. Yang penting saudara-saudara, produksinya terus meningkat, satu, yang kedua stok nasional, cadangan nasional pada tingkat Bulog di pusat dan daerah cukup. Kemudian yang ketiga dengan perkembangan harga ini tentu income petani harus diperbaiki, makin baik, tetapi harga itu sendiri, yang keempat, harus bisa terjangkau juga oleh pembeli-pembeli yang lain, para konsumen yang lain. Itulah yang menjadi kebijakan utuh kita dalam bidang beras dan tentunya pada bidang pangan.

 

Kalau padi pada tingkat yang aman, gula sebenarnya juga pada tingkat yang aman, jagung meskipun naik 14 % masih beberapa saat lagi harus kita naikkan dengan sungguh-sungguh. Kedelai masih jauh, kalau kita betul-betul serius mudah-mudahan dalam waktu tiga tahun bisa kita cukupkan kebutuhan dalam negeri. Daging sapi masih jauh, mudah-mudahan dengan gerakan kita bersama dalam tiga tahun ke depan juga bisa kita cukupkan. Telur, sudah cukup berswasembada, daging ayam sudah cukup kita berswasembada. Pendek kata saudara-saudara 230 juta manusia Indonesia sekarang dan ke depan harus betul-betul tenang karena pangannya cukup dengan harga yang dapat yang kita beli. Dunia memang sedang tidak bersahabat dalam hal pangan ini, tapi marilah kita sambut, tidak perlu kita cemas, tidak perlu kita panik, tapi kita carikan solusinya, stabilisasi harga dan peningkatan produksi pangan itu.

 

Saya tahu ada unjuk rasa dari berbagai pihak di Jakarta, di depan istana masalah harga pangan. Saya mengerti memang kalau harga pangan naik, semua tidak senang, tapi saya juga meminta pengertian masyarakat sekali lagi ini masalah dunia dan pemerintah pun tidak tinggal diam untuk mengatasi semua itu agar betul-betul tidak sangat membebani kehidupan rakyat kita.

 

Saudara-saudara,

 

Meningkatkan produksi pangan, produksi padi, jagung, kedelai, dan lain-lain tentu memerlukan lahan, memerlukan tanah. Tidak ada cerita sebetulnya kalau kita sungguh pandai mensyukuri anugerah Allah Subhaanahu wa Ta’aala bisa mengelola tanah yang kita miliki ini terus Indonesia tidak memiliki pertanian yang baik, tidak boleh ada cerita itu, oleh karena itulah mari kita evaluasi, kita lihat kembali bagaimana sebetulnya penggunaan lahan tanah yang ada di negeri kita ini. Saudara tahu? Luas Indonesia itu total 8 juta kilo meter persegi, tapi yang 6 juta lautan, yang daratan 2 juta kilo meter persegi, ini pun kalau kita gunakan dengan baik untuk pertanian, untuk pertambangan, untuk periaknan, dan lain-lain pasti dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Saya mendapat laporan dari Kepala Badan Pertanahan dan Menteri-menteri terkait setelah dilakukan penelitian dua tahun terakhir ini atas instruksi saya, ternyata ada lahan-lahan yang terlantar, jumlahnya tidak main-main yang sedang terus kita dalami dan terus kita matangkan konon ada 7 juta hektar yang terlantar. 1,7 juta hektar dari itu konon sudah berstatus atau memiliki hak guna usaha, kenyataannya terlantar. Ini tidak boleh terjadi, harus kita tertibkan, saya sudah menginstruksikan kepada jajaran pemerintah, dan saya harap kita bersama-sama dengan para Gubernur, Bupati, Walikota mari kita tertibkan lahan dan tanah anugerah Tuhan milik kita semua itu untuk kita gunakan untuk pertanian dan lain-lain, tidak benar dan saya minta ditertibkan. Ada orang punya sekian ribu hektar dengan HGU tidak diapa-apakan, barangkali di-borg-kan ke bank, bank pinjam lagi uang untuk yang lain-lain, saya minta ditertibkan.

 

Sudah saatnya terang benderang di negeri ini, tanah semua ini siapa yang memiliki, untuk apa? Karena kalau semua itu bisa kita alirkan, jutaan hektar itu hampir pasti produksi pangan dapat kita tingkatkan. Saya ingin proses ini dipercepat, berikan peringatan, tentu lihat masalah hukumnya, mereka-mereka yang memiliki hak tapi tidak digunakan. Saya juga minta keseriusan kita semua dimulai dari Saya, termasuk Bupati, Walikota, Gubernur melihat wilayah-wilayah itu siapa yang memiliki HGU, mengapa tidak digunakan bertahun-tahun, dan seterusnya. Rakyat di situ hanya menonton, tidak bisa menggunakan untuk meningkatkan produksi pangan. Ini masalah yang serius, karena bangsa kita akan merugi, kita punya tanah tidak bisa digunakan. Tapi krisis pangan di dunia ini akan menjadi rahmat, akan menjadi berkah, akan menjadi peluang kalau kita betul-betul bisa meningkatkan produksi pangan, dimulai dari menertibkan lahan, menertibkan tanah yang ada di negeri kita.

 

Saudara-saudara,

 

Dengan demikian masalah pangan ini sekali lagi solusinya adalah jangka pendek stabilisasi harga pangan. Mari kita kontrol harga bersama-sama, pemerintah juga melakukan berbagai instrumen, fiskal, dan kebijakan untuk itu, tetapi jawaban jangka menegah dan jangka panjang meningkatkan produksi pangan secara bersama-sama. Oleh karena itu yang dilakukan oleh Saudara Tuyung Supriyadi dan penemu-penemu lain bersama lembaga-lembaga riset dan pengembangan termasuk Departemen Pertanian dan jajaran pemerintahan yang lain menjadi sangat penting. Mari kita sambut masa depan kita karena krisis ini dengan semangat baru untuk meningkatkan produksi pangan, meningkatkan produktifitas pertanian di negeri kita.

 

Saudara-saudara,

 

Yang kedua, tadi masalah PNPM Mandiri dan Kredit Usaha Rakyat. Saudara-saudara, kita semua tahu bahwa di negeri kita masih ada warga yang miskin, sejak sebelum kemerdekaan, awal kemerdekaan, sampai sekarang masih ada saudara kita yang masih miskin, di dunia pun masih banyak yang miskin. Penduduk dunia 6,3 milyar, sekitar 2,5 milyar miskin. Di negeri kita penduduknya 230 juta, kurang lebih 36 juta masih miskin. Oleh karena itulah semua ingin berbuat untuk mengurangi kemiskinan. Para Bupati, para Walikota bekerja siang dan malam mengurangi kemiskinan, demikian kita semua. Mengurangi kemiskinan tidak seperti membalik telapak tangan. Para pemimpin dunia sadar, tahun 2000 bertemu di PBB, Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York untuk bersama-sama mengurangi kemiskinan dunia separuhnya, itu pun kemiskinan yang mutlak, yang absolut, selama 15 tahun. Oleh karena itu yang kita laksanakan sudah benar, terus-menerus mengurangi kemiskinan ini. Saya yakin dan percaya makin ke depan akan makin susut pengurangan kemiskinan ini dengan demikian yang lebih sejahtera akan lebih banyak. Mengurangi kemiskinan tentu dengan langlah-langkah nyata, dengan kebijakan nyata, dengan program nyata, dengan tindakan kita yang nyata pula di lapangan. Tidak cukup dengan hanya berdebat, seminar, iklan, dan lain-lain. Oleh karena itulah kita ingin benar-benar program yang kita laksanakan, kita jalankan dengan sebaik-baiknya.

 

Sepuluh tahun terakhir sesungguhnya angka kemiskinan itu menurun, tidak benar makin meningkat, makin luar biasa. Kalau itu terjadi, apa yang dilaksanakan oleh kita semua, oleh Presiden-Presiden sebelum saya. Beliau-beliau juga bekerja serius untuk mengurangi kemiskinan, para Bupati, Walikota, Gubernur tanyakan juga serius untuk mengurangi kemiskinan. Kalau dikatakan naik, makin buruk moso kita tidak mencapai sesuatu apa pun untuk memperbaiki keadaan ini. Oleh karena itu lihat angkanya, lihat faktanya, lihat datanya bahwa itu berkurang. Apakah kita sudah puas? Belum, sangat belum, sampai betul-betul insya Allah suatu saat kemiskinan itu tiada lagi di negeri ini. Salah satu cara untuk mengurangi kemiskinan yang ditempuh pemerintah saat ini adalah dengan mengembangkan tiga kegiatan. Kegiatan pertama yang sungguh miskin, yang sulit hidup dan menjalani kehidupannya sehari-hari, kita berikan bantuan langsung, apa itu? Beras untuk rakyat miskin.

 

Yang lain kita berikan jaminan kesehatan supaya berobat gratis, kita bantu dengan BOS untuk pendidikan mereka, kita berikan kredit-kredit tertentu yang jumlahnya cukup besar, itu namanya bantuan langsung. Filosofinya kita berikan ikan kepada mereka, kata orang tidak mendidik, betul. Suatu saat apabila sudah bisa diberdayakan, jangan kita kasih ikannya terus, kita kasih kail, tetapi manakala ikan harus menjadi solusi, kita berikan, kita pertahankan model bantuan langsung ini atau kluster sosial bagi mereka-mereka yang memerlukan bantuan. Jumlahnya besar, tahun ini mencapai 58 trilyun, tahun lalu 51 trilyun, tahun lalunya lagi 41 trilyun, tahun sebelumnya lagi 24 trilyun, tahun 2004 dulu 19 trilyun. Terus kita naikkan sesuai dengan kemampuan negara. Tetapi tidak cukup dengan ikan, kita bicara kail. Kail inilah yang hari ini kita saksikan dengan program PNPM dan program Kredit Usaha Rakyat. Apa itu? PNPM itu memberikan bantuan per-kecamatan yang tadinya sekitar satu milyar, naik menjadi antar 1,5 sampai 2, naik lagi nanti rata-rata 3 milyar per tahunnya, 2007, 2008, 2009. yang tahun 2007 itu hampir 3.000 kecamatan, tahun ini hampir 4.000 kecamatan, insya Allah tahun depan seluruh kecamatan 5.700 kecamatan.

 

Program itu kita berikan ada dana sekitar 3 milyar, silahkan masyrakat lokal di situ, apa yang mau dilakukan bersama-sama pendamping. Rakyat kita di kecamatan, di desa sekarang ini cerdas, inisiatifnya banyak, bertanggung jawab, tidak ada yang ingin melakukan korupsi. Apabila dana itu sampai betul, dikelola betul, diwujudkan betul, hasilnya nyata. Sebagaimana yang tadi disampaikan oleh Menkokesra apa yang saja yang sudah dilakukan dengan 3 milyar tahun itu. Kita ingin betul-betul tumbuh keberdayaan masyarakat lokal, kaum perempuan tolong dilibatkan, para tokoh adat tolong dilibatkan, generasi muda tolong dilibatkan, mereka punya ide yang bagus, punya inisiatif yang bagus, pemerintah memfasilitasi, membantu. Banyak contoh yang bagus dari PNPM ini, harapan kita tahun demi tahun PNPM kita jalankan sehingga kebutuhan lokal air bersih, pendidikan, kesehatan, jalan di desa itu dan lain-lain betul-betul bisa diwujudkan. Ini kail yang pertama.

 

Kail yang kedua tiada lain adalah membantu usaha mikro, membantu usaha kecil. Usaha mikro, usaha kecil. Saudara tahu, bahwa pengangguran di negeri kita masih sekitar 9%, kita harus turunkan terus. Caranya membikin lapangan pekerjaan mulai yang kecil-kecil dan yang lebih besar lagi. Biasanya usaha mikro, usaha kecil, pedagang baso, kemudian kaki lima, usaha nelayan, usaha petani itu nda punya modal. Kalau mau pinjam oleh bank persyaratannya banyak a, b, c, d, e, f, harus ada agunan, dan lain-lain, tidak mungkin bergerak ini, akhirnya yang dapat pinjaman kelompok usaha menengah ke atas, meskipun kelompok usaha menengah ke atas juga penting untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Yang kita lakukan ini seraya untuk usaha menengah dan besar jalan terus, operasi usaha kecil dan usaha mikro harus kita kembangkan dengan cara memberikan, mengalirkan kredit usaha rakyat itu tanpa agunan. Tadi sudah kita lihat ada yang lima juta, ada yang 17 juta, dan seterusnya. Oleh karena itu kita ingin ke depan ini lebih banyak lagi kredit yang mengalir, yang tanpa agunan itu untuk usaha kecil dan usaha mikro. 3,5 trilyun sudah mengalir sejak saya canangkan November tahun lalu, belum cukup, tambah terus. Kemarin di Pekalongan, saya dilapori bahwa sudah ada sekitar 700 milyar bagi sekitar 160 ribu nasabah yang pinjamannya 1 juta sampai 5 juta. Saya pikir meskipun bagus belum cukup, ini para Direktur Bank ada di sini, saya minta dialirkan lagi usaha-usaha untuk usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah, dengan demikian mereka bisa berkembang lebih banyak lagi.

 

Saudara-saudara,

 

Kalau ini berjalan, bantuan langsung bagi mereka yang memerlukan tetap kita pertahankan, pemberdayaan masyarakat per-kecamatan, per-desa kita jalankan, plus usaha-usaha ekonomi kerakyatan, usaha mikro, usaha kecil juga kita jalankan, maka sesungguhnya kita telah menjalankan langkah-langkah pengurangan kemiskinan dengan benar, langkah-langkah peningkatan kesejahteraan rakyat dengan tepat. Saya minta dukungan saudara semua agar program ini terus berjalan dan tepat pada sasaran, jangan ada penyimpangan apa pun. Kalau ada saran ajukan, kalau ada usul beritahu ke pemerintah, baik Pak Bupati, Pak Walikota, Ibu Bupati, Ibu Walikota, Gubernur, Menteri, kita semua. Karena kita ingin terus memperbaiki semua kebijakan, semua program ini, ini program untuk saudara-saudara semua, untuk rakyat kita. Oleh karena itu harus bersama-sama kita sukseskan.

 

Itulah saudara-saudara yang ingin saya sampaikan, saya sungguh ingin bersama-sama kita mengatasi masalah ini, menyukseskan program-program ini agar hasilnya makin ke depan, makin kita rasakan. Tetaplah optimis, berpikirlah positif, berjiwalah terang, jangan berjiwa gelap, yang seolah-olah negeri kita ini gelap dan tidak punya masa depan, hilangkan itu semua, dengan semangat, dengan optimisme, dengan keyakinan diri, kerja sama, langkah nyata kepemimpinan para pemimpin seluruh Indonesia, saya yakin seberat apa pun persoalan yang kita hadapi akan dapat kita atasi. Saya punya keyakinan itu.

 

Demikian saudara-saudara, dan akhirnya saya mengucapkan terima kasih tadi pada para pemberi sumbangan, yayasan, kepedulian, dan kesetiakawanan Gerakan Indonesia Bersatu, dan pemberi sumbangan yang lain. Saya senang seperti ini, yang kuat bantulah yang lemah, yang kaya bantulah yang miskin, yang punya bantulah yang tidak punya, ini juga contoh yang baik mengurangi kemiskinan, nyata, kongkrit dirasakan oleh rakyat.

 

Demikian saudara-saudara, selamat berjuang, mari kita bangun bersama-sama negeri kita. Terima kasih Pak Bupati, terima kasih Pak Gubernur, dan semua pihak atas kerja kerasnya, dan marilah kita mohon ridho Allah Subhaanahu wa Ta’aala agar diridhoi langkah kita, cita-cita kita, upaya kita membangun masa depan yang lebih baik. Sekian.

 

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

============================================================

 

DIALOG BAPAK PRESIDEN DENGAN PARA PETANI

 

Presiden RI :
Bapak- Ibu, para petani yang saya cintai,
Saya bersama Ibu Negara, para Menteri, Pak Gubernur, Pak Bupati kali ini ikut bersyukur, berterima kasih kepada bapak-ibu sekalian terutama yang turut aktif mengembangkan jenis padi super toy HL 2 yang alhamdulillah hasilnya baik meskipun masih terus dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan bersama Departemen Pertanian, bersama pemerintah daerah agar hasilnya jauh lebih baik lagi.

 

Kalau melihat padi seperti ini bapak-ibu, tenteram hati kita, kalau produksi beras terus naik, produksi pangan terus naik, maka kita akan memiliki ketahanan pangan. Pangan kita cukup, meskipun dunia sekarang ini sedang mengalami masalah pangan, harganya naik luar biasa, mudah-mudahan dengan makin banyaknya produksi pangan, produksi padi, beras kita cukup betul tidak harus mengimpor dari negara-negara lain yg harganya juga sangat mahal. Setuju bapak-ibu?

 

Nah kalau setuju, saya ingin berbicara dengan beliau-beliau yang bersama-sama mengembangkan padi ini, bahkan ikut menanam di Purworejo, di Kecamatan Grabag ini, saya ingin dengar apa yang dirasakan, kemudian apa yang diharapkan serta bagaimana kita bersama-sama meningkatkan jenis padi ini, varietas ini agar hasilnya jauh lebih baik. Sekarang sudah baik, kalau bertahan dan lebih baik lagi ini rahmat, ini solusi, ini anugerah yang luar biasa dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan penemuan yang luar biasa dari saudara Tuyung Supriyadi dan yang lain-lain.

Monggo, saya persilahkan siapa yang ingin bicara?

Pak Marjono pundi ingkang kagungan menopo, lahan meniko, sawah meniko?

 

Petani:
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

Bapak Presiden ingkang kawulo hormati, Bapak Camat, Bupati ingkang kawulo hormati, Pak Gubernur ingkang kawulo hormati. Matur nuwun anggen kulo nanam padi meniko jenis unggul super toy saged wutuh, lemo, kulo matur nuwun sanget anggenipun nyaosi bibit-bibit, maringi bibit. Mbok menawi mboten wonten halangan nbenjang kulo tani malih. Kulo mboten saged matur kathah-kathah amargi tiyang bodho.

 

Presiden:
Wong bodho kok hasilnya bagus ngaten. Bapak pinter sebetulnya.

 

Petani:
Menawi wonten klentu anggen kulo matur, Bapak nyuwun pangapunten sedoyo kemawon.

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

Presiden:

Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakaatuh.

Pak Marjono dan Ibu, saya justru yang mengucapkan terima kasih, matur nuwun sanged. Karena bapak yang kagungan lahan meniko, sawah meniko saged menjadi percontohan untuk pengembangan padi jenis Super Toy, HL2 meniko, hasilipun rak sae nanging kito sepakat Bapak, Ibu, kita tingkatkan lagi di masa depan supados langkung sae. Jadi, Bapak leres, Presiden meniko ingkang abdi rakyat, jadi kulo presiden ingin membantu rakyat njih nyaosi, injih nyaosi. Presiden, Pak Menteri, Pak Gubernur, Pak Bupati, Pak Camat, Pak Kepala Desa akan merasa berbahagia menawi saged nyaosi ingkang paling baik bagi rakyat. Inggih to? betul, kalau kita ini sebagai pelayan masyarakat, abdi masyarakat, to serve the people yang betul nyaosi, sebetulnya, memberikan yang terbaik, maringi, nyaosi sami mawon, nggih.
Matur nuwun
Pak Marjono.
Luasipun pinten .... wiyaripun?

 

Petani:
Pitung doso ubin

 

Presiden:
Pitung doso ubin meniko pinten-pinten, alhamdulillah, bapak-ibu yang di sana senang tidak? Remen menopo mboten? Menawi, menopo, pantunipun ageng-ageng meniko? Remen to? Lha kulo nggih remen sanget kok meniko ageng-ageng meniko.

Silahkan yang lain bapak, apalagi saran-sarannya?

 

Petani:
Bismillahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

Bapak Presiden dan Ibu yang saya hormati,
Saya sengaja Pak, dari sebelah Jawa Barat Pak, untuk datang ke sini meninjau panen.....

 

Presiden :
Kabupaten mana Bapak?

 

Petani:
Ciamis Bapak, jadi saya ke sini mau melihat bahwa ternyata benar Pak yang dikembangkan di sini apalagi dengan informasi yang saya dapat dari Bapak kemudian dari yang lain bahwa per satu hektar itu menghasilkan 15 ton-an Pak. Jadi yang dikembangkan di Ciamis itu Pak hanya mampu sampai 7-8 ton-an Pak. Jadi kalau umpamanya ini bisa dikembangkan daerah Ciamis kemudian apalagi yang di Jawa Barat insya Allah Pak swasembada pangan akan berhasil dan kami dukung Pak. Demikian, oleh karena itu kami mohon Pak, benih untuk Jawa Barat kami mohon Pak dan kami tunggu.

 

Presiden:
Sebentar, sebentar, hatur nuhun,

Bapak tadi waktu di tenda sebelah sana saya sampaikan hasilnya bagus, sangat bagus. Kita ingin hasil yang sangat bagus ini bisa bertahan dalam bahasa asing kita sebut suistanable, berlanjut. Tetap bagus dan bahkan semakin bagus. Oleh karena itulah Pak Menteri Pertanian dengan jajarannya akan mendampingi terus, terus mengembangkan, menyempurnakan, dengan demikian hasil yang sudah bagus meniko bertambah bagus. Masalah benih, masalah bibit saya pasrahkan kepada Pak Menteri Pertanian dengan jajarannya, kemudian dengan SHI, Gerakan Indonesia Bersatu, semua yang bekerja sama untuk mengembangkan padi ini. Bagi saya makin banyak varietas unggul di negeri ini, ditanam di seluruh Indonesia dengan hasil yang baik, tentu ketahanan pangan kita benar-benar akan meningkat. Saya terima kasih sekali. Tolong sampaikan saudara-saudara yang di Ciamis. Terima kasih.

 

Petani:
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

 

Presiden:
Wa’alaikum salam warahmatullahi wa barakaatuh.

 

Petani:
Matur nuwun. Sepindah salam bektos kulo dumatheg Pak Presiden kaliyan Ibu. Nggih langsung kemawon, kawulo saking petani, kelompok petani Indonesia Bersatu, Madiun, Jawa Timur, Pak. Sameniko kawulo kaliyan konco-konco sampun nanem sekitar 5 hektar dan sudah berhasil panen, Pak. Dan memang per hektarnya ini baru mencapai antara ada yang 10,4 sampai ada yang 12. Menurut standard meniko seharusnya kan minimal kalau bisa 14 ton per hektarnya, Pak. Tapi itu alhamdulilah sudah mencapai lebih daripada varietas sebelumnya seperti Seherang atau pun 64 Pak. Dan ini terus akan kami kembangkan bersama kelompok tani GUG secara umum di Jawa Timur, Pak, yang selama ini menjadi lumbung padi nasional. Nuwun sewu, Pak. Ingkang selajengipun di dalam kami menanam padi super toy ini pun, Pak meskipun saya rasa pada pertama, tahap pertama ini, saya sudah merupakan berhasil meskipun belum mencapai target yang lebih tinggi, namun nuwun sewu dalam pengembangannya saya masih ada mungkin rintangan maupun masalah, Pak.

 

Yang pertama, nuwun sewu meniko teknik untuk memotong atau memanen, njih, teknik memanen meniko karena stresser atau alat untuk merontokkan padi niku kalau yang untuk sebelumnya untuk varietas biasa itu bisa mudah, namun ini ada kendala agak ulet, Pak. Itu belum kita temukan alat yang apa itu nuwun sewu pas untuk super toy. Cuma itu yang pertama, Pak. Dan yang kedua, nuwun sewu, Pak karena sekarang ini standar harga pemerintah baru dipatok 2500 kalau tidak salah Pak untuk gabah kering giling ya. Kami mohon Pak kalau bisa itu ditingkatkan, Pak, karena apa, nuwun sewu kalau kita kembalikan daripada harga pupuk, Pak. Itu cukup tinggi Pak. Apakah itu nanti harga pemerintah itu dinaikkan atau pun nuwun sewu subsidi untuk pupuk, kebutuhan petani padi itu mungkin ditambah dari pemerintah, Pak. Nuwun sewu masih satu, Pak. Saya terima kasih pada Pak Tuyung juga pemerintah ataupun SHI, saya mohon terus dikembangkan varietas baru, kalau bisa nuwun sewu Pak varietas padi yang hanya tumbuh batang dan buahnya saja Pak. Karena apa, nuwun sewu, terlalu tinggi banyak daun akhirnya kemungkinan untuk roboh itu tinggi. Terima kasih, Pak.

 

Presiden:
Baik, yang pertama, tidak getas inggih, alot, ulet. Silahkan nanti dipilih alat pemotong yang sekali potong langsung putus gitu. Yang kedua, apa tadi, ya ini kan teknologi dikembangkan terus, memang kalau tinggi itu resikonya terus rebah, nah bagaimana daunnya berkurang nanti, ini para peneliti tugasnya, supaya lebih banyak batang dan buahnya supaya lebih tegak berdiri. Pak SBY bukan ahlinya, saya serahkan kepada yang ahli supaya betul-betul lebih kokoh sehingga mudah untuk ditebang.

 

Masalah harga patokan pembelian gabah dan beras, insya Allah akan segera kami naikkan supaya petani mendapatkan penghasilan yang lebih baik, namun harganya harus juga bisa dijangkau oleh saudara-saudara kita yang lain. Nah ini Pak SBY harus adil, mengayomi semua dengan pertanian maju, petaninya harus makin sejahtera, makin baik, dan dengan pangan yang semakin cukup jumlahnya, rakyat kita juga bisa membeli dengan harga yang terjangkau. Meniko, matur nuwun.

 

Pertani:
Selamat siang untuk Bapak-bapak beserta undangan, dan hadirin,

Saya ucapkan selamat siang untuk Bapak Presiden Indonesia yang selaku menaungi kita semua di negara Indonesia ini. Yang saya merasa tertarik di sini, saya lihat padi ini sama sekali di daerah saya di papua, di Manokwari dikhususkan di Manokwari belum ada, makanya saya melibatkan diri di sini untuk mensosialisasikan atau saya mengikut langsung, secara langsung pelaksanaannya di sini dan saya harus perkembangan di sana untuk membangun masyarakat saya di sana. Makanya saya menyampaikan bahwa di sana sama sekali, Bapak Presiden mengetahui bahwa belum ada lahan begini di sana. Itu yang saya minta permohonan nanti bisa bekerja sama dengan pemda setempat bisa kita rayakan ini atau jadikan ini begitu. Sekian dan terima kasih, kata-kata kurang jelas saya mohon maaf. Terima kasih. Selamat siang.

 

Presiden:
Terima kasih, selamat siang. Ini saudara kita, saudara tercinta kita jauh-jauh dari Manokwari, Papua Barat datang ke tempat ini untuk ikut, ingin meningkatkan apa namanya produksi padi dan pangan. Tepuk tangan untuk beliau.

Silahkan dilihat, kemudian nanti Menteri Pertanian, saya akan beritahu juga Gubernur Papua Barat, Pak Bram ya? Untuk betul-betul bisa membuka mengembangkan nanti atas instruksi juga dari departemen pertanian, agar seperti ini bisa berkembang di Manokwari, di Papua Barat, dan di Papua. Tolong sampaikan salam saya kepada para petani, saudara-saudara kita di Papua Barat. Mudah-mudahan lah ke depan makin baik ketahanan pangan kita. Terima kasih.

 

 

DIALOG BAPAK PRESIDEN DENGAN SAUDARA TUYUNG SUPRIYADI

 

Presiden:
Bapak Tuyung Supriyadi, coba harapannya apa dengan telah diketemukan jenis padi Super toy HL 2 ini?

 

Bapak Tuyung Supriyadi:
Sebelumnya,

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

Presiden:
Wa’alaikum salam.

 

Bapak Tuyung Supriyadi:
Di kesempatan siang hari ini sebenarya saya tidak bisa bicara banyak, tetapi terbesit keinginan untuk lebih belajar lagi, lebih meningkatkan dari kualitas benih yang ada, padi yang ada sehingga dari saudara-saudara kita di mana pun saya bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk sumbangsih seorang Tuyung kepada negaranya. Itu saja.

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

Presiden:
Wa’alaikum salam.

Terima kasih, terima kasih Pak Tuyung, tulus kami semua, bapak-ibu semuanya berterima kasih kan? Inggih? Tulus meniko piyantonipun, Pak Tuyung Supriyadi yang telah mengembangkan bersama-sama yang lain mudah-mudahan Allah berikan jalan, makin berkembang, makin sae di tempat-tempat lain, di tempat ini sehingga produksi kita makin meningkat.

Saya kira demikian, bapak-ibu sekalian, para petani, Pak Tuyung, Pak Marjono, semua terima kasih, terima kasih sekali lagi semoga hasilnya ke depan makin baik. Terima kasih.

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.


Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI