Tidak Ada Alasan Kalah dari India dan Vietnam

 
bagikan berita ke :

Senin, 01 Oktober 2007
Di baca 934 kali

Berbicara pada acara buka puasa bersama pengusaha di kediaman Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Mohamad S Hidayat, Minggu (30/9), Wapres mengatakan, bangsa Indonesia harus percaya pada kemampuannya sendiri. Apalagi Indonesia memiliki semua yang dibutuhkan negara untuk membangun, yakni minyak bumi, tambang, dan komoditas pertanian.

"Kalau ada kesalahan kita selama ini adalah kita terlalu bergantung pada bangsa lain. Berpuluh-puluh tahun kita selalu menunggu datangnya bantuan asing dulu untuk bisa membangun," kata Wapres.

Dengan sikap seperti itu, menurut Jusuf Kalla, bangsa ini kemudian tidak memiliki kemampuan untuk membangun negaranya sendiri. Bahkan sampai saat ini terkadang masih muncul keraguan bahwa putra-putra Indonesia mampu melaksanakan proyek pembangunan.

Jusuf Kalla mengambil contoh pembangunan bandar udara di Makassar. Semula ada keinginan untuk menyerahkan proyek itu kepada pengusaha asing. Ketika ia minta untuk diberikan kepada pengusaha lokal, ternyata mereka mampu dan kualitasnya tidak kalah dengan pengusaha asing.

Menurut Wapres, sekarang ini justru pengusaha Indonesia harus mampu berkiprah di ajang internasional. "Satu lagi kelemahan kita sebagai bangsa, yaitu kalau ada pengusaha Indonesia yang menanamkan modalnya di luar negeri, buru-buru dikatakan pelarian modal. Padahal pengusaha India bangga kalau banyak perusahaan yang ada di luar India," kata Wapres.

Delapan persen
Namun, Wapres optimistis bahwa dengan peran serta semua pihak, perekonomian Indonesia akan bisa berkembang lebih pesat. Bahkan ia percaya tahun depan perekonomian Indonesia akan tumbuh 8 persen.

"Kalau kita tidak bisa tumbuh 8 atau 9 persen tahun depan, itu berarti ada yang salah dengan bangsa kita ini," kata Wapres Jusuf Kalla.

Kuncinya, menurut Wapres, bergantung pada kepercayaan diri bangsa ini. Ia mengajak para pengusaha untuk tidak ragu akan kemampuannya.

Menurut Jusuf Kalla, salah satu indikator yang bisa dipakai untuk bisa melihat bergeraknya kegiatan ekonomi adalah dari lalu lintas barang. "Coba lihat lalu lalang trailer (truk gandeng) yang membawa peti kemas. Nyaris tidak pernah berhenti truk-truk itu. Semua itu menunjukkan adanya kegiatan ekonomi. Salah besar kalau dikatakan sektor riil belum berjalan," kata Wapres.

Wapres meminta kalangan pengusaha untuk juga memerhatikan masyarakat bawah. Terutama pengusaha yang bergerak di bidang pembangunan perumahan diingatkan untuk tidak hanya berorientasi kepada kalangan atas.

Ketimpangan sosial yang terus dibiarkan akan menjadi bumerang bagi pembangunan yang dilakukan.

 

Sumber: Kompas (Senin, 01/10/2007)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0