Tim Evaluasi IPDN Segera Bekerja

 
bagikan berita ke :

Senin, 16 April 2007
Di baca 1441 kali

Menurut Jubir Presiden, Andi A.Mallarangeng, tim telah mendapat arahan dari Presiden SBY. "Pada intinya, Presiden percaya sepenuhnya pada tim untuk melaksakan tugasnya. Dalam dua bulan mereka diminta menyelesaikan tugasnya dan memberikan laporan kepada Presiden," kata Andi, usai pertemuan. "Presiden mengatakan mari tim ini melaksanakan tugasnya untuk melakukan evaluasi secara komprehensif, yang dalam bahasa Presiden overhaul dari IPDN, dan tadi bahkan tim bergerak cepat setelah Presiden memberikan briefing," Andi menambahkan.

Tim Evaluasi ini dibentuk melalui Keppres No.8 Tahun 2007 tentang Tim Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Tim Evaluasi dibagi menjadi dua: Tim Pengarah dan Tim Pelaksana. Tim Pengarah terdiri atas Mendagri ad interm, Mendiknas, dan MenPAN. Sedangkan Tim Pelaksana diketuai oleh Ryaas Rasyid. "Tim Pengarah dan Tim Pelasana ini langsung mengadakan rapat pertama," ujar Andi.

Ryaas Rasyid menjelaskan, rapat pertama tim sudah selesai dan tim akan segera bekerja. “Sesuai arahan Presiden, tim akan melaksanakan studi yang komprehensif untuk perubahan yang fundamental terhadap sistem pendidikan di IPDN. Beliau mengharapkan ada satu desain baru tentang sistem pendidikan di sana, menyangkut kurikulum, manajemen, dan hubungan kemahasiswaan. Ini adalah bagian-bagian yang harus kita potret, kita lihat dimana persoalannya, dimana kelemahannya. Kita akan mencari tahu, mengidentifikasi the nature of the problem atau akar persoalannya sehingga kita bisa merumuskan solusi atau pilihan-pilihan untuk masa depan. Kita juga akan melihat hubungannya dengan implementasi Undang-undang Pendidikan Nasional. Aspek aturan, manajemen, personil, termasuk bagian-bagian yang harus kita identifikasi dan kaji,“ ujar Ryaas.

Presiden, lanjut Ryaas, secara eksplisit mengatakan harus menjamin bahwa tidak akan ada kekerasan setelah ini. "Istilahnya beliau semua yang berbau atau yang bersifat atau yang terkait dengan karakter yang berbau militer itu harus dihapuskan. Psikologi mahasiswa harus ditata ulang, sehingga mereka memiliki wawasan baru mengenai keberadaan dirinya dan karir yang akan mereka tempuh setelah tamat dari pendidikan itu,“ Ryaas menjelaskan.

Dalam rapat Tim Evaluasi, Mendagri ad interim memberi bekal mengenai apa saja yang harus dilakukan. "Presiden dalam Keppres dan pengarahan tadi menjelaskan segala sesuatunya akan difasilitasi oleh Mendagri. Tim akan secara teratur berkonsultasi dengan tiga menteri yang ditugaskan oleh Presiden sebagai Tim Pengarah,“ kata Ryaas.

Tim Pelaksana direncanakan akan mengunjungi kampus IPDN di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Merea akan tinggal selama 2-3 hari untuk memotret sampai detail untuk bisa mengetahui akar persoalan. “Kita mengharap pihak IPDN bersikap terbuka menjelaskan segala sesuatu. Saya tahu bahwa akan ada hambatan-hambatan psikologis, tetapi saya mengharap dengan dukungan Menteri Dalam Negeri keterbukaan komunkasi bisa kita bangun,“ Ryaas menambahkan.

Setelah 2-3 hari, tim kembali ke Jakarta untuk mendiskusikan temuan-temuan dan membahasnya dengan beberapa kelompok ahli. "Kita akan seleksi ahli-ahli mana saja yang kita perlu minta masukan. Sebenarnya di tim ini sudah ahli semua, tetapi Presiden memberikan ruang bagi keterlibatan ahli-ahli di luar anggota sebagai narasumber,“ lanjut Ryaas.

Dalam pertemuan, seluruh anggota Tim Evaluasi hadir, kecuali Arief Rachman. Wakil Ketua Tim Pelaksana ini sedang berada di luar negeri. Adapun lengkapnya Tim Pelaksana adalah Ketua Prof.Dr. Ryaas Rasyid (merangkap anggota) dengan anggota Drs. Seman Wijoyo. MSi, Prof.Dr. Eko Budiharjo, Prof.Dr.Ir. Supeno Djanali, Prof.Dr. Muchlis Hamdi,MBA, Drs. H.Nasruddin.MSi, Dra.Ratna Juwita Haidir.Dipl Psikologi, dan Dra. Rini Panganti.

 

http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/04/13/1725.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0