Tingkatkan Kerjasama Pendidikan, Indonesia dan Al-Azhar Siapkan Generasi Penerus Islam Wasathiyyah

 
bagikan berita ke :

Rabu, 10 Juli 2024
Di baca 227 kali

Jakarta, wapresri.go.id—Kerja sama di bidang pendidikan antara Indonesia dengan Universitas Al-Azhar telah berlangsung lama. Minat mahasiswa untuk belajar di universitas tertua di dunia tersebut pun selalu meningkat setiap tahunnya. Sebagai upaya meningkatkan tata kelola persiapan calon mahasiswa Indonesia sebelum melanjutkan studi di Al Azhar, Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Al Azhar membentuk cabang Markaz Tathwir Al-Azhar di Indonesia.

 

Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menyambut baik pembentukan cabang Markaz Tathwir Al-Azhar tersebut karena akan memainkan peran penting dalam persiapan akademik dan spiritual para mahasiswa.

 

"Kerja sama pengiriman mahasiswa Indonesia dengan Al-Azhar telah berlangsung lama. Saya sambut baik pembentukan cabang Markaz Tathwir Al-Azhar di Indonesia, yang akan berperan penting dalam meningkatkan tata kelola persiapan calon mahasiswa Indonesia di Al-Azhar," ujar Wapres ketika menerima Grand Syekh Al Azhar Ahmad Muhammad Ahmad At Tayyeb Al Hassani, di Istana Wakil Presiden, Jl. Medan Merdeka Selatan No.6, Jakarta Pusat, Rabu (10/07/2024).

 

"Saya senang bahwa Kementerian Agama dan Al Azhar sedang memfinalisasi peningkatan kerja sama pendidikan," tambahnya.

 

Wapres menegaskan bahwa para mahasiswa ini merupakan penerus ajaran wasathiyah Islam, yang mempromosikan nilai-nilai moderasi, toleransi, dan keseimbangan dalam kehidupan beragama.

 

"Para mahasiswa tersebut merupakan penerus ajaran wasathiyah Islam," tuturnya.

 

Lebih jauh, Wapres menekankan bahwa diperlukan komitmen Indonesia dan Al-Azhar untuk terus memperkuat kerja sama dalam bidang pendidikan, demi mencetak generasi penerus yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai wasathiyah Islam, serta mampu berkontribusi positif bagi masyarakat global.

 

"Kita perlu menunjukkan kepada dunia bahwa Islam bukanlah agama kekerasan. Sebaliknya, Islam agama yang penuh kasih, toleran, dan menghormati perbedaan," tegasnya.

 

Sebagai informasi, Indonesia-Mesir memiliki hubungan dan kerja sama pendidikan yang erat sejak lama dan terus berkembang. Beberapa contoh kerja sama pendidikan adalah program pengiriman mahasiswa Indonesia ke Universitas Al-Azhar; kerja sama penyelenggaraan SIC (Sekolah Indonesia Cairo) antara KBRI Cairo/Kemenlu RI dan Kemendikbud RI dengan Kementerian Pendidikan dan Pengajaran dan Kementerian Luar Negeri Mesir; program pertukaran mahasiswa; pemberian beasiswa; dan penyediaan literatur Indonesia di kampus-kampus Mesir. Sebagian besar mahasiswa Indonesia di Mesir belajar di Universitas Al-Azhar. Program beasiswa terkini adalah beasiswa bagi 20 mahasiswa Indonesia untuk belajar di Universitas Al-Azhar.

 

Hadir mendampingi Grand Syekh Al Azhar, Duta Besar Mesir untuk RI Yasser Elshemy, Secretary General of the Council of Senior Scholar Al-Azhar Abbas Abdallah Abbas Sulaiman, Counsellor of Muslim Council of Elders Mohamed Abdelsalam, Vice President of the International Organization of Alumni Al-Azhar Mohamed Hussein El Mahrasawy, Secretary General of the Islamic Research Institute Al-Azhar (Majma Al-Buhus Al-Islamiyah) Nazir Mohamed Ayad, dan Special Advisor to the Grand Sheikh of Al-Azhar for Foreign Affairs Abdelrahman Moussa.

 

Sementara, Wapres didampingi oleh Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Staf Khusus (Stafsus) Wapres Bidang Reformasi Birokrasi M. Nasir, Stafsus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Stafsus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah, Stafsus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah M. Imam Aziz. (SK/RJP-BPMI, Setwapres)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0