Total 103 Jenazah Jamaah Haji Korban Mina Per 6 Oktober Pukul 12.30 WIB

 
bagikan berita ke :

Selasa, 06 Oktober 2015
Di baca 1008 kali

Ke-3 jenazah jamaah haji Indonesia yang baru teridentifikasi, yaitu: 1) Nining Irianingsih Harun, JKS 61, B 0214360; 2) Kusnadi Adi Wijaya, JKS 61, B 0932961; dan 3) Djaspandi Murtadji Irsyad, SUB 61, B 1044026. 
 
“Semalam tim yang terdiri dari Letkol Jaetul Muchlis, dr. Taufik, dan Naif Bajri Basri Marjan seperti malam-malam  sebelumnya, melakukan penyisiran ke Mu’aishim dengan mengecek beberapa data jamaah di dalam file (arsip) yang di dalamnya ditemukan gelang beserta ciri atau identitas lainnya,” tutur Arsyad, sebagaimana dikutip dari siaran persnya.
 
Arsyad menambahkan bahwa masih ada 5 orang  jamaah haji yang cedera dan masih dirawat di RS Arab Saudi. Adapun jamaah yang dilaporkan belum kembali, sehubungan dengan telah teridentifikasinya 3 jenazah lagi, berkurang menjadi 25 orang dengan rincian: BTH 14 (3 orang), JKS 61 (15 orang), SOC 62 (1 orang), SUB 28 (1 orang), SUB 36 (2 orang), SUB 48 (2 orang), dan UPG 10 (1 orang).
 
Sebagaimana disampaikan di setiap siaran persnya, maka tim akan terus berupaya mencari jamaah haji yang sampai saat ini belum ditemukan, dan akan menginformasikan sesegera mungkin jika jamaah telah kembali atau teridentifikasi.
 

Sinergi DVI

 

Sejak Minggu (04/10),  tim PPIH bersinergi dengan tim DVI untuk menemukan jamaah haji Indonesia yang dilaporkan belum kembali. Kedua tim ini menggelar rapat rutin dalam dua hari terakhir guna membahas hasil-hasil temuan di lapangan.
 

“Semalam kami melakukan pertemuan mengenai hasil temuan tim DVI usai melakukan kunjungannya ke beberapa rumah sakit di Jeddah. Tim DVI menemukan beberapa jamaah sakit yang umumnya  bukan menjadi korban Mina. Mereka adalah  jamaah sakit yang dievakuasi dari beberapa rumah sakit baik di Makkah, Arafah, ataupun di Mina setelah pasca operasional haji,” terang Arsyad.

 

Selain itu,  rapat  juga membicarakan langkah diplomatik guna melengkapi upaya informal untuk mengakses data hasil identifikasi sidik jari seluruh jamaah haji Indonesia. Arsyad mengakui, selama ini data hasil identifikasi sidik jari sebenarnya sudah diberikan, tetapi secara informal dan dalam  jumlah yang terbatas.
 
Menurut Arsyad, data hasil identifikasi sidik jari jenazah ini akan mempermudah karena mencakup data tentang nama, asal negara, nomor visa  jamaah haji atau nomor kedatangan (WNI Mukimin). Arsyad berharap, 25 jamaah haji yang belum ditemukan tidak berada di tempat pemulasaraan Mu’aishim. “Namun demikian, sekiranya ada yang di sana, keberadaan data sidik jari tersebut, diharapkan akan mempercepat proses identifikasi jamaah haji yang dilaporkan belum kembali,” katanya.
 
Terkait korban jatuhnya crane di Masjidil Haram pada Jumat (11/09) lalu, Arsyad mengatakan bahwa jamaah haji Indonesia yang menjadi korban berjumlah 54 orang. Dari jumlah  itu, 11 orang teridentifikasi wafat dan terdapat satu orang yang sampai saat ini belum teridentifikasi (missing), yaitu atas nama Janiro Ganumbang Siregar. Untuk menemukannya, Tim  akan mengambil contoh  DNA suami dan anak Janiro di Tanah Air. Sebab,  pengambilan contoh DNA yang dilakukan sebelumnya dari Kakak Janiro, ternyata belum sinkron sehingga  oleh pihak Mu'aishim belum bisa dijadikan pembanding.
 
“Oleh karenanya,  Ditjen PHU berkirim surat kepada Kapolri,  memohon bantuan untuk bisa memfasilitasi terkait dengan pengambilan sampel DNA suami dan anak Janiro. Mudah-mudahan dengan upaya tersebut sesegera mungkin kami dapat mengidentifikasinya,” kata Arsyad. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0