Video Conference dengan Sekjen PBB, PM Polandia dan PM Denmark

 
bagikan berita ke :

Senin, 15 September 2008
Di baca 1223 kali


"Idenya memang untuk menjaga agar ada konsultasi dan koordinasi yang erat antara Presiden COP-13, COP-14 dan COP-15, sehingga nanti sewaktu COP-15 di Copenhagen akan tercapai suatu konsensus global yang baru tentang perubahan iklim," kata Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal usai acara.

Para pemimpin yang mengikuti video conference ini semuanya mengapresiasi hasil dari konferensi perubahan iklim di Bali. "Seperti kita ketahui, konferensi di Bali itu hampir gagal, tapi pada menit terakhir atas dorongan Presiden SBY akhirnya Bali Action Plan dapat terwujud. Semuanya mengucapkan apresiasi, namun yang penting adalah bagaimana menjaga momentum antara Bali sampai Copenhagen tahun 2009," Dino menjelaskan.

"Ada kepedulian di kalangan para pemimpin, termasuk Presiden SBY sendiri, bahwa prosesnya sejak Bali tersendat-sendat. Kepedulian ini dirasakan secara bersama dan Presiden SBY menghimbau agar proses ini lebih dipacu momentumnya untuk menjaga agar proses perubahan ini berjalan sesuai rencana dan tepat waktu. Saya kira hal ini juga dirasakan para pemimpin lainnya," lanjutnya.

Satu hal penting yang menjadi fokus pembicaraan dalam video conference tersebut adalah bagaimana agar para pemimpin dunia dapat lebih terlibat dalam negosiasi perubahan iklim. Sangat disadari bahwa proses ini adalah proses yang sangat rumit dan kompleks. Penuh lika-liku dan hanya akan dapat berhasil apabila para pimpinan tertinggi dapat ikut terlibat dan mendorong proses ini.

"Juga disadari bahwa proses konsultasi antara Sekjen PBB dan para pemimpin Troika perlu lebih diaktifkan untuk mencapai tujuan bersama. Sekjen PBB nanti akan membuat pengumuman resmi mengenai hasil dan langkah kedepan video conference ini. Disepakati bahwa di masa mendatang, paling tidak sebelum konferensi di Polandia, akan ada video conference lagi seperti ini dan proses ini akan terus berjalan," jelas Dino.

Video conference berlangsung sangat produktif, kaya dengan ide-ide dan diharapkan dapat memasukkan momentum baru dalam proses perubahan iklim yang sekarang sedang ditempa. "Presiden SBY menghimbau agar negara-negara maju menepati komitmen mereka sebagaimana yang dituntut negara berkembang dan juga dijanjikan negara maju, di bidang adaptation fund misalnya," ujar Dino.

Satu hal yang menarik dari video conference ini menurut Dino adalah keterlibatan dua dari negara maju yaitu Polandia dan Denmark serta satu negara berkembang, Indonesia. "Kita mempunyai peran penting karena kita bukan hanya sebagai Presiden dari COP-13 tapi kita juga mewakili aspirasi negara berkembang dalam proses ini," tambahnya.

Mendampingi Presiden SBY dalam video conference tersebut antara lain Menlu Hassan Wirajuda dan Meneg LH Rachmat Witoelar.



Sumber:

http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2008/09/12/3472.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0