Wapres Tinjau Lumpur Lapindo dari Udara

 
bagikan berita ke :

Senin, 29 Oktober 2007
Di baca 848 kali

Peninjauan tersebut dilakukan melalui udara dengan menggunakan helikopter kepresidenan TNI Angkatan Udara. Kalla didampingi Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas Paskah Suzetta dan Gubernur Jatim Imam Utomo dalam perjalanan dari Jombang ke Surabaya, Minggu.

Wapres menilai penanganan lumpur Lapindo kini semakin baik, ditandai dengan makin sedikitnya volume luapan lumpur Lapindo setiap harinya.

"Jika dulu luapan lumpur mencapai 150.000 meter kubik per hari maka kini hanya sekitar 60.000 meter kubik per hari," ujarnya.

Ia menambahkan langkah menyelesaikan kasus Lapindo akan terus diupayakan antara lain dengan mengalirkan lumpur ke Sungai Porong dan itu sudah mulai dilakukan dengan baik.

"Masalahnya memang kini masih seputar penyelesaian ganti rugi pada para warga yang menjadi korban luapan lumpur Lapindo," katanya.

Wapres menegaskan pemerintah akan tetap mendorong penyelesaian ganti rugi bagi para korban lumpur Lapindo sesuai dengan Perpres No 14 Tahun 2007 tentang Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS)

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta rombongan berkesempatan meninjau langsung lokasi pusat semburan lumpur Lapindo dari udara dengan menggunakan tiga helikopter, Kamis, setelah sebelumnya bermalam di pengungsian Gunung Kelud Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.

Sementara itu, penguatan tanggul di Desa Jatirejo terus dilakukan oleh Badan Penanganan Lumpur Sidoarjo (BPLS). Humas BPLS Achmad Zulkarnain mengemukakan, BPLS terus berupaya agar jalur kereta api dan Jalan Raya Porong tetap aman.

Tanggul Jatirejo merupakan tanggul terluar yang mempunyai fungsi penting, yakni melindungi jalur kereta api dan raya Porong. Jika tanggul Jatirejo jebol, dipastikan lumpur akan meluber dan mengancam dua jalur transportasi dan akan mengakibatkan kelumpuhan total pada bidang transportasi.

Selain meninggikan dan memperkuat tanggul setinggi satu meter, lebar dua meter dengan panjang satu kilometer, pihaknya juga melakukan penutupan pada titik 24 dan 25 di Desa Jatirejo yang jebol pada Senin (22/10) lalu.

Kondisi tanggul di Desa Jatirejo yang kritis disebabkan luberan lumpur dari tanggul cincin, tepatnya di titik 25 yang jebol belum juga ditutup. Bahkan, ketinggian lumpur dari bibir tanggul hanya berjarak sekitar 20 cm. Selain itu, jebolnya tanggul di dua titik itu karena penurunan lapisan tanah sedalam satu meter.

Daerah di titik 24 dan 25 memang sangat rawan terjadi amblas (penurunan permukaan tanah). Selain itu, kondisi di titik itu juga merupakan titik yang paling rendah dibanding tanggul-tanggul lain.

 

Sumber:
http://www.antara.co.id/arc/2007/10/28/wapres-tinjau-lumpur-lapindo-dari-udara/

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0