Wujudkan Ketahanan Pangan Keluarga, Diperlukan Peran Ibu Kreatif

 
bagikan berita ke :

Senin, 03 Mei 2021
Di baca 1210 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Ketahanan pangan dalam keluarga salah satunya dapat dilihat dari hadirnya anak yang sehat lahir dan batin. Untuk mewujudkan hal ini, seorang ibu memegang peranan penting, misalnya dalam pemenuhan gizi anak di 1000 hari awal kehidupannya. Oleh sebab itu, para ibu dituntut untuk selalu kreatif dalam menyajikan makanan bagi keluarganya yang tidak hanya mengenyangkan tetapi juga mengandung gizi yang cukup.

 

“Peran Ibu juga diperlukan untuk menyeimbangkan pola konsumsi keluarganya pada pilihan makanan yang tidak sekedar mengenyangkan tapi juga memenuhi gizi, serta kreatif dalam menyediakan diversifikasi atau penganekaragaman pangan untuk keluarganya,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat membuka Seminar Ketahanan Pangan Nasional untuk Memajukan Kesejahteraan Bangsa dan Amaliyah Ramadan Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga (PRK) Majelis Ulama Indonesia, melalui konferensi video di Kediaman Resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta Pusat, Senin (03/05/2021).

 

Lebih jauh, Wapres mencontohkan bahwa pemenuhan pangan tidak hanya dengan konsumsi beras, namun dapat menggunakan komoditas lain seperti sagu, jagung, ubi, ketela, dan sebagainya yang tersedia di berbagai daerah.

 

“Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan biodiversitas agraris. Salah satu kekayaan sumber daya alamnya berupa ragam sumber hayati penghasil karbohidrat tinggi,” terangnya.

 

Ia pun membeberkan bahwa saat ini terdapat sekitar 100 jenis pangan sumber karbohidrat, 100 jenis kacang-kacangan, 250 jenis sayuran, dan 450 jenis buah-buahan yang tersebar di tanah air.

 

Pada kesempatan ini, Wapres kembali menekankan bahwa ketahanan pangan keluarga yang kuat dapat mencegah terjadinya tengkes (stunting) pada anak, yakni kondisi kekurangan gizi kronis yang menyebabkan tubuh anak menjadi lebih pendek dibanding anak lain seusianya.

 

“Anak-anak yang tengkes akan mempunyai kemampuan kognitif lebih rendah, rentan terhadap penyakit tidak menular, dan ketika dewasa mempunyai produktivitas yang rendah,” jelasnya.

 

“Dalam jangka panjang, tengkes yang tidak ditangani dengan baik akan merugikan kita sebagai bangsa dan negara,” imbuhnya.

 

Menurut Wapres, status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi merupakan faktor utama yang menyebabkan anak balita mengalami tengkes.

 

“Di sinilah diperlukan peran Ibu di seluruh Indonesia untuk secara cerdas dan kreatif dapat berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan keluarga,” tegasnya.

 

Sekali lagi, Wapres mengingatkan bahwa penyediaan makanan bergizi dan bervariasi tidak harus berbiaya mahal, tetapi dapat melalui pemanfaatan lingkungan sekitar seperti pekarangan untuk menanam berbagai tanaman pangan.

 

“Penyediaan bahan makanan yang cukup, aman, dan bergizi tersebut dapat dilakukan melalui pemanfaatan pekarangan dan lahan terbatas serta penganekaragaman pangan untuk keluarga, tanpa harus mengeluarkan biaya mahal untuk memperolehnya,” pesannya. (RN-BPMI Setwapres)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0