Arahan Presiden RI pada Latihan Operasi Darat Gabungan, Situbondo, Jawa Timur, 3 Mei 2013

 
bagikan berita ke :

Jumat, 03 Mei 2013
Di baca 804 kali

ARAHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

LATIHAN OPERASI DARAT GABUNGAN

DI  PUSAT LATIHAN PERTEMPURAN MARINIR, KARANG TEKO

SITUBONDO, JAWA TIMUR, TANGGAL 3 MEI 2013

 

 

 

Bismillahirahmannirrahi,

 

 

Apa yang kita saksikan hari ini adalah bagian awal dari latihan TNI tahun 2013 sebagian dari kita kemaren menyaksikan  latihan pertempuran laut, disertai tembakan-tembakan udara, tadi pagi kita juga saksikan operasi serbuan lintas udara dan juga operasi serbuan amfibi, dan berlanjut kepada operasi darat, yang baru saja kita saksikan.

 

Atas nama Negara dan Pemerintah, dan juga mewakili semua yang hadir, pada hari ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan, Pangkostrad dan semua yang telah bekerja keras untuk melaksanakan pelatihan ini. Juga kepada Menteri Pertahanan dan menteri terkait yang mendukung pelaksanaan latihan ini, juga kepada Gubernur Jawa Timur, Bupati Situbondo, dan para pejabat daerah yang lain.

 

Saudara-saudara,

 

Sebagaimana kita ketahui, peperangan itu kompleks, pertempuran itu keras dan berdarah. Oleh karena itu, latihan pertempuran juga harus keras, tetapi tidak perlu berdarah tapi siap mandi keringat.

 

Itu yang kita saksikan dalam drill pertempuran yang dilakukan oleh para prajurit TNI tadi. Sedangkan tugas Tentara Nasional Indonesia bukan hanya melaksanakan pertempuran, bukan hanya melaksanakan kampanye milite, tetapi hakikatnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh konstituti kita, Undang Undang Dasar 1945, tentara nasional kita bertugas dan bertanggung jawab untuk menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, agar kita bisa menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah kita, kita harus memiliki kekuatan pertahanan yang andal, baik itu postur pertahanan yang kuat, dengan sistem persenjataan yang modern, disertai dengan strategi dan kebijakan yang tepat, serta doktrin peperangan dan pertempuran yang sesuai dengan tuntutan era perang modern sekarang ini.

 

Di samping itu, Indonesia juga memiliki kekhasan medan yang ada di belakang kita ini, dan medan-medan di seluruh Indonesia itu juga merupakan tantangan bagi pertempuran dan peperangan di negeri ini.

 

Oleh karena itu, di samping kita perlu memiliki sistem persenjataan yang canggih dan modern, yang andal tetapi di atas segalanya, prajurit kita harus memiliki mental yang membaja, terlatih baik, pantang menyerah, dan kemudian sanggup bertempur di medan apa pun, dalam keadaan cuaca apa pun.

 

Jadi kalau begitu kita break dulu, kita lihat flypas-nya, kemudian saya lanjutkan lagi nanti.

 

Dua tahun lagi, lebih banyak lagi. Saya lanjutkan.Peperangan modern itu sendiri sudah rumit, kompleks, ditambah dengan bentuk geografi dan medan-medan yang ada di negeri kita. Oleh karena itu sekali lagi, TNI di samping profesional, seperti tentara modern yang lain memikili sistem persenjataan yang maju dan canggih, juga mereka yang terlatih memiliki mentalitas yang membaja sanggup bertempur di segala medan dan cuaca. Saya yakin postur tentara seperti ini akan dapat kita hadirkan di negeri tercintai ini.

 

Sebagaimana Saudara ketahui, lima belas tahun yang lalu negara kita mengalami krisis ekonomi. Oleh karena itu, kita memang mengutamakan untuk pemulihan ekonomi kita, mengutamakan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Alhamdulillah ekonomi negara kita, di tahun-tahun terakhir ini tumbuh baik, demikian juga pendapatan nasional kita, sehingga tanpa mengorbankan kepentingan rakyat kita, maka negara telah mampu memberikan anggaran yang lebih besar kepada TNI untuk melaksanakan pembangunan kekuatan dan  modernisasi alutsista.

 

Oleh karena itu, apa yang telah kita rencanakan sekarang ini, melakukan modernisasi dan pembangunan kekuatan dalam kurun lima tahun agar dapat dilaksanakan dengan baik. Gunakan itu untuk menjaga kedaulatan negara kita.

 

Indonesia tidak punya niat untuk melakukan agresi kepada negara-negara lain. Kita hanya ingin kedaulatan kita, keutuhan wilayah kita, bangsa Indonesia cinta damai, tetapi tentunya kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI adalah harga mati.

 

Perang adalah jalan terakhir manakala tidak ada cara lain, diplomasi dan politik misalnya. Oleh karena itu, sebagai peace loving nation, bangsa yang cinta damai, marilah kita mengutamakan segala sesuatunya dengan solusi damai tanpa harus  mengobarkan peperangan. Itulah mindset dan sikap mental Indonesia, mindset dan sikap mental prajurit-prajurit Tentara Nasional Indonseia.

 

Kita ingin menuntaskan apa yang kita lakukan sekarang ini, dan sebelum saya mengakhiri tugas dan mandat saya sebagai Presiden, insya Allah pada akhir tahun depan, akan kami tuntaskan modernisasi dan pembangunan kekuatan di negeri kita ini, agar Indonesia benar-benar memiliki kekuatan pertahanan yang andal, dan itu merupakan kebanggan rakyat Indonesia.

 

Di sini hadir para Atase Pertahanan dari negara-negara sahabat, Indonesia tetap mengutamakan persahabatan dan kerja sama dan berkepentingan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di kawasan kita, Asia Tenggara, Asia Timur dan Asia Pasifik. Marilah kita bekerja sama dengan sebaik-baiknya, untuk sekali lagi, menjaga perdamaian dan keamanan di wilayah kita.

 

Saya kira itulah yang saya ingin sampaikan, terima kasih kepada para sesepuh yang hadir di sini, dan apa yang kita saksikan tadi, apa yang kita saksikan tadi, itu mengalir   dari apa yang para sesepuh lakukan pada saat Bapak-bapak mengemban tugas di jajaran TNI. Patah tumbuh hilang berganti, Old Soldier Never Die They Only Fade Away. Selamat berjuang, selamat berlatih, selamat bertugas, para prajurit yang kita cintai, Tuhan beserta kita.

 

Terima kasih.      

 

 

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI