Bangun Komunitas ASEAN yang Toleran Melalui Peran Pemuda

 
bagikan berita ke :

Rabu, 14 Oktober 2020
Di baca 1492 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Keberagaman budaya, agama dan bahasa di ASEAN merupakan potensi yang berkontrubusi sangat besar bagi kesejahteraan rakyat di kawasan tersebut. Namun, harus diakui di kawasan ini masih terjadi konflik dan ketegangan akibat adanya perbedaan politik tertentu, sehingga perdamaian dan harmoni belum bisa diwujudkan. Untuk itu, dengan kondisi demografis ASEAN dimana sepertiga populasinya adalah generasi muda, maka pemuda memiliki peran penting dalam membangun komunitas dengan karakter yang toleran di kawasan ASEAN.

 

“Sepertiga populasi ASEAN adalah generasi muda, dengan demikian satu dari tiga orang di ASEAN adalah generasi muda. Ilustrasi tersebut menggambarkan peran besar yang dapat diberikan generasi muda dalam mengembangkan nilai-nilai toleransi, kerukunan, dan perdamaian di ASEAN,” tutur Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin pada acara ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2020 melalui konferensi video di kediaman dinas Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Rabu (14/10/2020).

 

Lebih lanjut Wapres mengungkapkan, generasi muda ASEAN saat ini memiliki keistimewaan karena telah hidup dalam sebuah komunitas dimana toleransi, moderasi dan kerukunan menjadi suatu kebutuhan dalam mencapai tujuan hidup bersama. Untuk itu, keistimewaan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai kekuatan ASEAN untuk mencapai cita-cita komunitas yaitu One Vision One Identity One Community, Satu Visi Satu Identitas Satu Komunitas.

 

“Sangat jelas bahwa di pundak kalian terdapat tanggung jawab yang besar untuk mencapai masa depan kawasan yang lebih baik. Singkatnya, pemuda adalah masa depan, anda adalah masa depan. Dengan menanamkan fondasi yang kuat kepada generasi muda, ASEAN akan mencapai visi yang dicita-citakan,” tegas Wapres.

 

“Pesan saya kepada anda semua sebagai kandidat pemimpin masa depan, agar dapat menjaga dan merawat perbedaan dengan lebih baik lagi dan mampu mewujudkan semboyan One Vision One Identity One Community,” tambahnya.

 

Wapres juga mengingatkan, bahwa nilai toleransi dan moderasi telah tertanam di Asia Tenggara sejak lama, sehingga ASEAN merupakan kawasan yang solid dan saling menghormati kedaulatan masing-masing negara.

 

“ASEAN telah mampu membuktikan diri sebagai salah satu bentuk integrasi kawasan yang paling solid dan maju di dunia, bahkan memiliki kemampuan untuk mendorong perdamaian dan mempromosikan harmoni antar peradaban,” jelas Wapres.

 

Wapres pun meyakini, kegiatan ASEAN Youth Interfaith Camp 2020 ini dapat menumbuhkan nilai-nilai saling menghargai diantara para pemuda komunitas ASEAN sebagaimana harapan para pemimpin di kawasan tersebut.

 

“Untuk itu saya melihat ASEAN Youth Interfaith Camp adalah suatu program yang penting yang dapat mendorong nilai-nilai toleransi, moderasi, dan rasa saling menghargai dan menghormati di antara komunitas yang majemuk. Hal ini tentu sejalan dengan harapan kepala negara atau kepala pemerintahan ASEAN yang termuat dalam ASEAN Declaration on Culture of Prevention for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy and Harmonious Society, menjunjung tinggi prinsip-prinsip saling menghormati kedaulatan masing-masing,” tegas Wapres.

 

Menutup sambutannya, Wapres menyampaikan harapannya agar jejaring persahabatan yang telah terjalin antarpemuda dapat membawa manfaat bagi kemajuan kawasan ASEAN di masa depan. “Jejaring persahabatan yang dibangun saat ini diharapkan akan membawa manfaat yang besar bagi kemajuan kawasan di masa yang akan datang. Saya berharap seluruh peserta ASEAN Youth Interfaith Camp 2020 akan menerima manfaat yang besar dari kegiatan ini,” pungkas Wapres.

 

Sebelumnya Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyampaikan, AYIC 2020 mengangkat tema “Translating Interfaith Dialogue Into Concrete” dan diselenggarakan daring sehingga dapat menjaring lebih banyak peserta dibanding penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya. “Dialogue interfaith (dialog lintas agama) menjadi salah satu sarana bagi kita untuk belajar memahami, menghargai, dan menjalin toleransi dalam menjalankan kehidupan beragama untuk menciptakan perdamaian,” terangnya.

 

Menpora juga menyampaikan bahwa AYIC bertujuan membangun komitmen kebersamaan di tengah pandemi, membangun karakter beragama secara inklusif di tengah keterbukaan masyarakat Asia, juga untuk membangun perspektif terhadap yang berbeda, bersatu dan saling memahami. “Jangan berhenti untuk menebarkan kebaikan, untuk terus belajar memahami perbedaan yang ada di sekitar kita, dan jangan menganggap perbedaan adalah sesuatu yang buruk,” harapnya.

 

Pada kesempatan yang sama, Deputy Secretary-General (DSG) of ASEAN for ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Kung Phoak menyatakan ASEAN mempromosikan enam budaya untuk mencapai tujuan Unity and Diversity bagi lingkungan yang damai dan harmonis. “Enam budaya ini meliputi kedamaian dan pemahaman antarbudaya, menghormati, pemerintahan yang baik di semua tingkatan, fleksibel dan peduli terhadap lingkungan, gaya hidup sehat, dan mendukung nilai-nilai kesederhanaan,” terangnya.

 

Lebih lanjut Kung Phoak mengatakan tindakan pencegahan terhadap kekerasan adalah hal pertama yang perlu dilakukan bersama dalam menyikapi perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungan ASEAN. “Tindakan kekerasan akan berpotensi merusak stabilitas sosial, kedamaian, dan keamanan kawasan,” ungkapnya.

 

Sebagai informasi, AYIC merupakan implementasi ASEAN Declaration on Culture of Prevention for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy and Harmonious Society yang diadopsi oleh para pemimpin ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi ke-3 Tahun 2017 yang diinisiasi oleh Indonesia. Deklarasi ini menekankan pada pendekatan berbasis masyarakat (upstream approach), sehingga manfaat ASEAN dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat serta dapat berkontribusi terhadap terciptanya perdamaian dan kestabilan kawasan.

 

AYIC 2020 untuk pertama kalinya diselenggarakan secara daring dan menghadirkan 110 pemuda pemuka agama. Seluruh peserta akan belajar mengenai toleransi dan dan keberagaman di Indonesia melalui webinar yang akan dihadiri oleh para narasumber dari berbagai agama dan bidang.

 

Selain Menpora dan Deputy Secretary-General (DSG) of ASEAN for ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC), Pembukaan AYIC 2020 juga dihadiri oleh para Duta Besar Negara-Negara anggota ASEAN. Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar. (RMS/NN/SK-KIP, Setwapres).

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
4           0           1           0           3