Keterangan Pers Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Bidang Perekonomian, Bogor, 24 Agustus 2012

 
bagikan berita ke :

Jumat, 24 Agustus 2012
Di baca 729 kali

KETERANGAN PERS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA
SIDANG KABINET TERBATAS

MENGELOLA PEREKONOMIAN NASIONAL TAHUN 2013-2014
DI ISTANA BOGOR, BOGOR, JAWA BARAT
PADA TANGGAL 24 AGUSTUS 2012

 

 

 

Saudara-saudara,

 

Sebagaimana Saudara ketahui, bahwa pertemuan kami di Istana Bogor hari ini adalah untuk melakukan antisipasi terhadap perkembangan perekonomian dunia terkini, termasuk prospek di masa depan, sekaligus untuk membahas yang disebut dengan policy response. Respon kebijakan apa yang perlu kita lakukan, agar sekalipun ekonomi global mengalami resesi, termasuk sejumlah isu yang berpengaruh kepada semua perekonomian negara-negara di dunia, kita bisa meminimalkan dampaknya. Artinya, kita tetap bisa menjaga perekonomian kita untuk tetap tumbuh, sebagaimana keberhasilan kita ketika ekonomi global mengalami masalah pada tahun 2008, 2009 yang lalu.

 

Kita mengetahui bahwa perekonomian dunia belum menunjukkan tanda-tanda untuk pulih kembali. Resesi benar-benar terjadi di kawasan Eropa. Ketika alhamdulillah ekonomi kita semester pertama ini masih tumbuh di atas 6%, di kawasan zona Euro tumbuh minus 0,3%. Sementara ekonomi di Amerika juga belum pulih benar, pengangguran masih tinggi, ditambah dengan ekonomi Tiongkok dan India yang juga mengalami pelambatan yang cukup berarti. Itu dari segi resesi, dari segi pertumbuhan global. Belum lagi kita saksikan, bahwa harga minyak bumi juga masih berfluktuasi. Pernah tinggi, Maret sampai Juli menurun, tapi tetap tinggi. Kemudian, Agustus sekarang ini meningkat kembali. Ini juga memberikan dampak yang cukup serius bagi hampir semua perekonomian di dunia, kecuali negara-negara produsen minyak bumi dalam skala yang besar. Negara kita juga terkena dampak, dalam arti dampak yang negatif.

 

Harga pangan pun juga mengalami lonjakan-lonjakan. Kita tahu, kebutuhan pangan sedunia meningkat, produksi pangan menurun atas sejumlah komoditas tertentu, antara lain karena faktor iklim, yang ini tentu memberikan persoalan tersendiri bagi negara-negara termasuk Indonesia dari segi keamanan pangan atau food security. Ditambah satu lagi yang kita lihat, sangat bisa terjadi, yang disebut dengan financial shocks. Letupan-letupan atau goncangan-goncangan finansial yang mungkin berasal dari satu dua negara, perbankan misalnya, yang karena sistem yang terintegrasi dan connected satu sama lain, bisa juga memberikan persoalan yang serius kepada negara-negara tertentu. Kita punya pengalaman tahun 1998, dan dalam batas tertentu juga tahun 2008. Atas dasar gambaran keadaan perekonomian global seperti itulah, kita sekarang secara serius akan mengelola perekonomian nasional kita, baik tahun ini maupun dua tahun mendatang, yaitu tahun 2013 dan tahun 2014.

 

Saudara-saudara,

 

Sebenarnya, potret perekonomian Indonesia tiga tahun terakhir ini, kalau saya letakkan dalam konteks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, sesungguhnya berada dalam track yang benar, dan katakanlah semua sasaran yang hendak kita capai menurut kerangka waktu RPJMN 2010-2014, itu bisa kita penuhi. Contoh, tahun demi tahun antara 2010 sampai 2014 kita tetapkan sasaran pertumbuhan, perkiraan inflasi, sasaran pengurangan pengangguran, dan sasaran pengurangan kemiskinan.

 

Hingga tahun 2012 ini, insya Allah itu akan dapat kita penuhi. Persoalannya menjadi berbeda, ada tantangan baru yang secara terus terang harus saya sampaikan kepada rakyat Indonesia di dua tahun mendatang, tahun 2013 dan 2014, untuk memastikan bahwa dua tahun mendatang itu, baik pertumbuhan inflasi, pengurangan pengangguran, dan pengurangan kemiskinan, benar-benar bisa kita capai sesuai rencana. Mengapa? Ya karena perkembangan perekonomian global yang dampaknya langsung kita rasakan.

 

Secara makro ekonomi pun sudah kita rasakan, elemen keempat yang disebut dengan neraca pembayaran, itu juga tantangan tersendiri yang kita akan atasi, akan kita upayakan, agar tidak mengganggu keseluruhan potret dari ekonomi makro kita. Ekonomi makro tentu pertumbuhan, pengurangan pengangguran, dan juga stabilitas harga, ditambah yang satu lagi adalah neraca pembayaran yang tadi juga kita bahas dengan seksama dalam pertemuan atau retreat hari ini.

 

Dengan kedua penjelasan itu, maka langkah-langkah ke depan yang akan pemerintah jalankan adalah kita akan menuntaskan dan mengelola perekonomian kita pada tahun 2012 ini. Masih ada waktu empat bulan lagi sebelum kita masuk tahun 2013. Kita punya RKP, dan kita punya APBNP. Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga perekonomian di tahun ini, agar mencapai sasaran-sasaran yang kita harapkan.

 

Yang kedua, ke depan menuju ke tahun 2013 dan 2014, maka kita telah membahas tadi dengan serius, dan cukup mendalam. Bagaimanapun kita harus menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Harapan kita, dengan kerja keras kita, tetap di atas 6%. Dalam situasi global seperti ini, itu juga sasaran yang ambisius, tapi kami telah bertekad untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi kita di atas 6%. Kami juga bertekad untuk terus mengurangi angka pengangguran dan angka kemiskinan. Kami ingin inflasi juga terjaga stabilitas harga bisa kita jaga, karena ini sangat penting bagi rakyat kita. Lantas yang kedua, yang dua lagi, yang lainnya adalah tentang keamanan pangan dan keamanan energi. Seperti apa pun persoalan yang dihadapi oleh dunia menyangkut pangan dan energi, Indonesia akan berikhtiar dan berupaya sekuat tenaga agar kedua komoditas itu ada ketersediaannya atau supply-nya dan kemudian harganya juga terjangkau. Manakala ada lonjakan yang sangat tinggi, kita akan melakukan langkah-langkah stabilisasi harga ataupun upaya-upaya yang lain.

 

Saudara-saudara,

 

Masih berkaitan dengan langkah kita ke depan. Kita di tahun-tahun mendatang ini akan benar-benar bekerja keras untuk memastikan investasi terus terjadi di negeri kita. Bahkan harapan kita di seluruh tanah air, investasi, peluangnya ada, potensinya ada, hambatan yang sering dihadapi oleh para investor baik dalam mau pun luar negeri adalah iklim investasi, iklim dunia usaha, termasuk birokrasi kita. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh jajaran pemerintah, termasuk jajaran pemerintah daerah, mari kita bangun dengan baik iklim investasi ini, agar investasi terjadi di kala dunia mengalami krisis, dan dengan investasi itulah daerah-daerah di seluruh Indonesia ekonominya tetap tumbuh, lapangan pekerjaan terbuka, dan tentu itu yang menjadi harapan seluruh rakyat di negeri kita.

 

Kita juga akan bekerja keras untuk menjaga ekspor kita. Terus terang sudah mulai terjadi penurunan. Tahun depan kalau kita tidak bekerja sangat keras bisa menurun lagi. Ekspor ini kita nilai dari, kita lihat dari volumenya dan dari nilainya. Pergulatan kita tidak mudah. Oleh karena itulah, kita ingin habis-habisan untuk menjaga ekspor kita. Kalau menurun, janganlah terlalu drastis. Sambil memastikan impor kita, ini juga terkelola yang tentu membawa insentif bagi perekonomian secara keseluruhan. Kita, baik melalui APBN akan membangun lebih intensif lagi infrastruktur yang diperlukan. Oleh karena itu, dalam struktur APBN tahun 2013, dan insya Allah tahun 2014, jumlah belanja modal dan termasuk anggaran pembangunan infrastruktur akan kita tingkatkan secara signifikan, tetapi selalu tidak cukup. Oleh karena itu, dalam pertemuan tadi kita telah menetapkan BUMN yang sekarang juga memiliki kemampuan yang besar, kita harapkan melakukan investasi yang satu tahun terakhir sudah terjadi investasi besar-besaran dari BUMN kita. Sekaligus, ulangi, dalam pembangunan infrastruktur maksud saya, sekaligus kita juga mengajak swasta dengan demikian track pertama pembangunan infrastruktur menggunakan APBN, track yang kedua adalah mengundang BUMN dan swasta.

 

Kita juga akan mengelola APBN dan fiskal kita dengan seksama. Saat ini keadaan APBN kita, atau budget, fiskal kita, termasuk defisit, rasio hutang terhadap PDB masih dalam keadaan sehat, relatif sehat dibandingkan dengan negara-negara di Eropa, negara-negara maju lainnya. Kita akan jaga dengan sekuat tenaga.

 

Itulah sejumlah prioritas atau focus yang akan kita lakukan ke depan, atau dua tahun mendatang. Kemudian, hal penting yang lain adalah sinergi dan kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan dunia usaha untuk menjaga perekonomian nasional kita di kala dunia mengalami krisis seperti sekarang ini. Saya tahu, tahun 2013 suhu politik sudah mulai memanas, dan tahun 2014 adalah tahun pemilihan umum. Tetapi saya sungguh berharap, utamanya jajaran pemerintahan untuk kita tidak meninggalkan tugas pokok kita, tugas utama kita, menjalankan roda pemerintahan, melanjutkan pembangunan, seraya mengatasi dampak dari krisis perekonomian dunia. Dalam pertemuan ini kita memiliki komitmen yang tinggi untuk memastikan semua itu terjadi meskipun dua tahun mendatang adalah tahun politik atau tahun pemilu.

 

Yang terakhir Saudara-saudara, yang ingin saya sampaikan adalah, meskipun keadaan belum menggembirakan dalam arti perekonomian dunia yang dampaknya sudah mulai kita rasakan, tetapi dalam menghadapi resesi perekonomian dunia sampai manakala terjadi krisis pada tingkat global. Kita akan memastikan bahwa rakyat, utamanya rakyat berpenghasilan rendah tetap dapat dilindungi. Bagi kami adalah prioritas, bagi kami itulah yang utama, melindungi rakyat di kala negaranya mengalami krisis ekonomi sehingga proteksi sosial selalu menjadi prioritas, dan akan tercermin juga dalam srtuktur APBN kita mau pun sejumlah kebijakan dan program-program aksi.

 

Dan kepada rakyat Indonesia, Saudara-saudara semua, dalam suasana krisis, sekali lagi pemerintah akan terus bekerja. Bisa saja, harus ada kebijakan dan aksi yang dilakukan pemerintah yang mungkin kurang populer, tetapi perlu dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian nasional. Saya meminta pengertian dari rakyat Indonesia, jika ada kebijakan atau langkah-langkah kita yang mungkin tidak populer. Tetapi percayalah bahwa apa pun yang akan kita lakukan kita akan tetap mengutamakan perlindungan terhadap rakyat kita utamanya rakyat berpenghasilan rendah.

 

Sejauh ini belum ada kebijakan yang saya anggap tidak populer, mudah-mudahan tidak ada. Tapi pengalaman di waktu yang lalu selalu kita berjaga-jaga, dan untuk menyelamatkan perekonomian bisa saja ada kebijakan yang perlu kita bicarakan baik-baik dengan rakyat kita.

 

Itulah Saudara-saudara yang dapat saya jelaskan pada hari ini, seusai pertemuan atau retreat yang kami lakukan hari ini menyangkut bidang perekonomian, khususnya langkah-langkah antisipatif menghadapi resesi perekonomian dunia.

 

Terima kasih.        

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI