Keterangan Pers Presiden RI Sebelum Berangkat Ke Rusia, tgl 1 September 2013, di Halim Pdk, Jakarta

 
bagikan berita ke :

Minggu, 01 September 2013
Di baca 699 kali

KETERANGAN PERS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SEBELUM BERANGKAT KE RUSIA, KAZAKHSTAN, DAN POLANDIA

DI HALIM PERDANAKUSUMA, JAKARTA

TANGGAL 1 SEPTEMBER 2013

 

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Saudara-saudara,

 

Sebagaimana Saudara ketahui bahwa saya beserta delegasi akan melaksanakan tugas internasional, dalam hal ini berkunjung ke tiga negara. Yang utama tentunya ke Rusia, dalam rangka menghadiri pertemuan puncak G-20. Dan selain itu, berkunjung ke Kazakhstan dan Polandia. Minus waktu yang kami gunakan untuk penerbangan dari Jakarta ke Eropa, dan Eropa ke Jakarta. Kunjungan ini akan dilaksanakan selama lima hari. Satu setengah hari di Kazakhstan, satu setengah hari di Polandia, dan dua hari di Rusia. Hampir semuanya memiliki titik berat pada kerja sama di bidang ekonomi, meskipun ada agenda penting lainnya yang akan kami bahas dan hasilkan dalam rangkaian kunjungan saya ke luar negeri kali ini.

 

Dengan Kazakhstan, sekali lagi intinya adalah investasi dan perdagangan, termasuk peluang kita untuk melaksanakan usaha di bidang energi di negara itu. Di Polandia juga demikian, investasi dan perdagangan, di samping sejumlah kerja sama bilateral lainnya. Sedangkan pertemuan puncak G-20 di Saint Petersburg, Rusia kali ini penting. Saya mengatakan amat penting, barangkali tidak kalah pentingnya dengan pertemuan G-20 pertama dan kedua dulu di Washington D.C. dan di London, pada tahun 2008 dan tahun 2009. Mengingat atau situasi ekonomi dunia sekarang ini juga menghadapi persoalan baru. Negara kita juga salah satu yang terdampak. Ekonomi kita juga mendapatkan tekanan baru, saya sudah menjelaskan beberapa kali, di samping ada faktor internal kita, juga dipengaruhi oleh faktor eksternal.

 

Nah, forum G-20 inilah yang paling tepat menurut pandangan dan pengalaman saya untuk membahas secara bersama, secara kolektif apa yang mesti dilakukan oleh dunia untuk memastikan bahwa proses recovery perekonomian global pasca krisis 2008, 2009 itu berlangsung dengan baik. Bukan sebaliknya kita masuk dalam situasi sulit sebagaimana kejadian lima tahun yang lalu.

 

Yang menjadi agenda dan juga tuan rumah, dalam hal ini Rusia, antara lain kembali kepada menjaga pertumbuhan ekonomi global, stabilisasi sistem keuangan dunia, lapangan pekerjaan dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya PHK atau lay off, dan isu-isu lain yang tentunya mestinya dibahas secara seksama dengan serius. Kita juga ingin mendengar kebijakan Amerika Serikat, sebab apa yang ditempuh oleh negara itu terakhir ini juga memunculkan persoalan baru pada perekonomian tingkat dunia.

 

Saudara juga mengetahui bahwa ekonomi breaks, India utamanya Brazil, kemudian dalam batas tertentu tentunya pengaruhnya juga dirasakan di Tiongkok, Rusia, dan Afrika Selatan. Ini sebuah contoh bahwa kalau ada kebijakan yang diambil oleh negara besar, apalagi negara super power di bidang perekonomian, dampaknya dirasakan oleh hampir semua. Saya akan menyuarakan pikiran Indonesia untuk tidak saling salah-menyalahkan. Tapi kita punya masalah sekarang ini. How to solve the problems collectively, itulah semangat G-21 dulu. Dan mestinya yang namanya policy coordination yang sejak awal dibahas berkali-kali dalam pertemuan puncak G-20 tidak boleh diabaikan. Dengan demikian transparansi pada tingkat dunia, policy coordination, semuanya berjaga-jaga. Itu sangat penting, agar sekali lagi perekonomian global tetap dapat dikelola dengan baik.

 

Indonesia punya kepentingan dalam pembahasan di forum G-20 ini. Karena apa pun yang kita lakukan di dalam negeri, sebagaimana paket untuk mengatasi tekanan ekonomi terkini yang sedang kita jalankan, itu bagaimanapun juga tidak immune terhadap apa yang terjadi pada tingkat dunia. Oleh karena itu, akan saya gunakan benar kesempatan ini untuk juga memahami apa yang akan terjadi pada tingkat perekonomian global, serta pandangan para pemimpin dunia. Dengan demikian kita harapkan policy kita akan tepat.

 

Di Saint Petersburg, saya juga dijadwalkan untuk bertemu dengan beberapa leaders, di antaranya adalah Perdana Menteri Jepang, penting, karena kita punya hubungan ekonomi yang cukup kuat, sehingga harapan kita menghadapi perkembangan situasi dunia, kalau ekono.., kalau kerja sama kita terjalin baik, tentu membawa manfaat yang riil, baik bagi Jepang, maupun Indonesia. Saya juga akan dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Afrika Selatan, Sekretaris Jenderal PBB atas permintaan beliau dan penting  juga saya mendengarkan apa yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, utamanya Dewan Keamanan, atas situasi di Suriah dan Mesir. Karena Indonesia juga sering dimintai pandangannya oleh para pimpinan negara lain.

 

Sementara itu, saya juga akan bertemu dengan  Direktur Jenderal ILO, International Labour Organization, organisasi yang penting di Jenewa. Saya juga diundang beberapa tahun yang lalu, karena ILO menganggap Labour Policy kita, kebijakan tentang perburuhan itu positif, kita akan pastikan bahwa menghadapi tekanan baru ini pun hubungannya tetap positif, baik labour maupun dunia usaha bersatu memiliki pemahaman yang sama atas permasalahan yang dihadapi oleh bangsanya, atau oleh dunianya, kemudian mengambil formulanya yang sifatnya win-win.

 

Itulah yang ingin saya bicarakan nanti dengan para pemimpin G-21 yang lain. Tentu seperti biasanya saya akan bertemu dengan banyak pemimpin, dan meskipun tidak terlalu formal, selalu ada pembicaraan saya dengan beliau-beliau, yang intinya dan semuanya kita tujukan untuk kepentingan Indonesia.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan Saudara-saudara, selebihnya akan saya jelaskan nanti sepanjang kunjungan, baik di Kazakhstan, di Polandia, maupun di Rusia.

 

Terima kasih.

 

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI